• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Internasional

Aksi Bersama dalam Memerangi HIV dan AIDS di Asia

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
1 October 2019
inInternasional
45 1
AA
0
Aksi Bersama dalam Memerangi HIV dan AIDS di Asia

Diakonia.id –

Peserta Action Together in Combating HIV and AIDS in Asia (ATCHAA), di Yangon, Myanmar

Diakonia.id – Christian Conference of Asia (CCA) bersama Myanmar Interfaith Network on AIDS (MINA) kembali mengundang PGI, sebagai perwakilan gereja Indonesia, bersama pejabat agama, dan kepercayaan lainnya, untuk melakukan diskusi terkait isu kesehatan, dan HIV pada umumnya, dengan tema Action Together in Combating HIV and AIDS in Asia (ATCHAA), di Yangon, Myanmar, 19-22 Agustus 2019.

Diskusi ini, dilatarbelakangi oleh masih tingginya angka infeksi baru HIV, meskipun beberapa negara menunjukkan penurunan, tetapi beberapa negara lain justru menunjukkan lonjakan yang sangat tinggi termasuk Philipina, yang naik hingga 174% (data 2010-2017), dan dengan kasus penularan baru di India mencapai 31% (UNAIDS 2018). Juga HIV bukan hanya masalah isu kesehatan saja, tetapi menyangkut isu sosial, ekonomi, dan spiritual. Oleh sebab itu, organisasi lintas agama sangat diperlukan jangkauan perpanjangan tangannya dalam memupus stigma, dan diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV (ODHIV).

Kunjungan lapangan ke Good Sheperd Sisters Convent

Dalam berbagai paparan yang disampaikan oleh berbagai perwakilan tokoh agama setempat, dapat disimpulkan bahwa memang dibutuhkan perbaruan edukasi terkait isu HIV, yang lebih positif, dan tidak lagi menghakimi, memojokkan, ataupun bentuk diskriminasi lainnya terhadap orang dengan HIV (ODHIV). Terutama kesalahpahaman bahwa isu HIV dicampur adukkan dengan Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk anggapan bahwa seks bebas (free sex), merupakan jalur penularan HIV. Padahal justru seks tidak amanlah yang berisiko menularkan HIV, juga IMS lainnya. Termasuk dengan pembatasan akses informasi Undetectable=Untransmitable (U=U), yang apabila disadari sepenuhnya justru menjadi kunci utama penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV.

Baca juga:   JK Temui Paus Fransiskus Bahas Kemanusiaan dan Perdamaian

Selain itu, permasalahan ini tidak akan pernah terurai apabila belum bisa membedakan, dan memisahkan antara free sex dan unprotected sex. Orang ditakuti dengan stigma bahwa HIV adalah suatu hukuman/kutukan karena melanggar larangan melakukan hubungan seks sebelum waktunya, padahal seks merupakan hak asasi manusia, yang tidak seharusnya juga dibatasi apalagi dilarang dengan alasan apapun. Akan lebih baik bila mulai berbicara mengenai seks yang bertanggungjawab, dan bukan melakukan penghakiman atas apa yang sudah terjadi, tetapi menutup mata akan apa yang harusnya dapat diantisipasi.

Di sisi lain, paramedik juga masih melakukan berbagai diskriminasi yang tanpa disadari justru semakin kuat, karena posisi jabatan yang harusnya layak dipercaya sebagai sumber informasi terpercaya dan terupdate. Paramedik, dan juga semua orang yang mengaku peduli untuk penghapusan stigma terhadap ODHIV, harusnya mampu berbicara, dan memberikan fakta bahwa ODHIV, yang sudah Undetectable, dan tetap dalam ART, sudah tidak lagi menularkan HIV-nya ke orang lain. Hal ini akan serta merta menjadikan posisi ODHIV yang selama ini harus dikucilkan, akan menjadi kelas sosial yang sama dengan orang tanpa HIV, baik secara fisik ataupun mental.

Baca juga:   Perjanjian Baru Terjemahan Denmark Menghilangkan Kata “Israel”
Kunjungan ke Ratana Metta Organization

Paparan kondisi kesehatan dan penanganan HIV di Myanmar disampaikan oleh Country Director of Marie Stopes Internasional Dr. Sid Naing, dan Country Director of UNAIDS-Myanmar Mr. Oussama Tawil. Sementara paparan cara kerja dan jejaring disampaikan oleh Sekretaris Jenderal MINA Khawn Taung.

Pada kesempatan itu, juga dilakukan kunjungan lapangan ke sejumlah tempat. Seperti Good Sheperd Sisters Convent, yang juga menjadi drop in center, membantu pasien-pasien rumah sakit pemerintah yang harus menjalani perawatan. Shelter ini rata-rata membantu 500 orangtua yang mayoritas mengalami kondisi kritis cancer, diabetes, gangguan fungsi jantung, juga hipertensi, yang pada perencanaan kedepannya akan juga melayani konseling dan penanganan korban kekerasan domistik lainnya.

Baca juga:   Nasib Pengikut Kristus di Vietnam: Yang Tumbuh, Yang Dipersekusi

Juga perkunjungan ke Ratana Metta Organization, yang kegiatan utamanya berfokus pada isu kesehatan, perlindungan anak, dan pemberdayaan kualitas hidup. Serta Monastery Ashoka Rama Shwehinthar Yaylel, yang juga berfungsi sebagai shelter sementara pasien HIV, yang harus akses ARV di rumah sakit pemerintah dan bertempat tinggal jauh.

Setelah melewati rangkaian kegiatan tersebut, peserta harus menuliskan rencana tindak lanjut yang berisi: (1) Menghidupkan kembali Interns yang sempat tidak aktif dalam mengkoordinir pemuka lintas agama terkait kepedulian terhadap HIV dan Orang Dengan HIV. (2) Menyatukan kembali para pemuka agama, dan menyarankan pemberian informasi yang lebih bersifat positif, dan tidak lagi menakut nakuti. (3) Advokasi ke Kemenkes terkait kampanye U=U yang dianggap sebagai satu satunya pemahaman, yang mampu meruntuhkan stigma terhadap orang dengan HIV. (4) Merencanakan secara rutin kegiatan yang dapat meningkatkan kepedulian terhadap isu HIV. (5) Berbagi informasi terbaru yang bersifat positif dalam komunitas kecil sebelum Kemenkes memutuskan untuk mulai mengkampanyekan U=U. (pgi.or.id)

Pewarta: Aan

Editor: Markus Saragih

Join @idDiakonia on Telegram
Share23SendShareTweet15Share4Share6Send
Previous Post

Pekan Dunia untuk Perdamaian Menyoroti Kemanusiaan dan Kesetaraan

Next Post

Maruarar Sirait Usul Rumah Ibadah Selain Masjid Juga Dibangun di DPR

Next Post
Maruarar Sirait Usul Rumah Ibadah Selain Masjid Juga Dibangun di DPR

Maruarar Sirait Usul Rumah Ibadah Selain Masjid Juga Dibangun di DPR

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 76 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Gereja
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true
 

Loading Comments...