Diakonia.id – Allah tidak pernah berubah. Yesus Kristus tak berubah, Ia sama kemarin, hari ini dan selamanya (Ibrani 13:8). Tapi masih banyak orang mengalami kesulitan memahami ide bahwa Allah bisa mengubah CARA-NYA BERHUBUNGAN dengan kita, tanpa mengubah sifatNya.
Banyak contoh di Alkitab yang menunjukkan Allah bertindak berbeda dalam situasi yang berbeda.
Yang terutama, Allah membedakan cara berhubungan dengan kita sesuai dengan perjanjian yang berlaku.
Berikut perbandingan cara Allah bersikap sebelum dan sesudah Peristiwa Gunung Sinai (dimana Taurat turun):
Sebelum: Gunung Sinai, yang berlaku adalah perjanjian kasih karunia (the covenant of grace)
Sesudah: Gunung Sinai, yang berlaku adalah perjanjian hukum Taurat (the covenant of law-keeping)
Sebelum: Kain membunuh adiknya dan Allah melindunginya (Kejadian 4:15)
Sesudah: Orang yang melanggar Sabat (bahkan hanya mengumpulkan kayu api sekalipun), kata Tuhan “Bunuh dia” (Bilangan 15:32-36)
Sebelum: Orang Israel berseru mengeluh tentang perbudakan di Mesir dan Ia membebaskan mereka (Keluaran 3:7-8)
Sesudah: Orang Israel mengeluh kepada Tuhan tentang nasib buruk mereka dan Tuhan mengirimkan api ke perkemahan mereka (Bilangan 11:1-3)
Sebelum: Orang Israel mengeluh tentang orang Mesir dan Tuhan melepaskan mereka dari sana (Keluaran 14:11-12, 21)
Sesudah: Orang Israel mengeluh tentang orang Kanaan dan 10 orang mati kena tulah, sisanya harus menanggung kesalahan dengan berkelana 40 tahun di padang gurun (Bilangan 14:26-37)
Sebelum: Orang Israel bersungut tentang air yang pahit tak layak minum di Mara, dan Tuhan membuat air itu jadi manis (Keluaran 15:22-25)
Sesudah: Orang Israel bersungut tentang makanan dan Tuhan mendatangkan tulah yang membunuh sangat banyak orang (Bilangan 11:4-10, 31-34)
Sebelum: Bangsa Israel mengeluh tentang kekurangan makanan dan air, dan Tuhan mencukupi mereka secara supranatural (Keluaran 16, 17)
Sesudah: Bangsa Israel mengeluh tentang makanan dan minuman, dan Tuhan mengirim tulah dan ular tedung yang membunuh banyak orang (Bilangan 21:4-6)
Mungkin ada yg bingung, bagaimana Allah yang Pengasih bisa bertindak dengan cara tertentu pada suatu waktu, tapi bertindak dengan cara berbeda pada waktu lain?
Bagi yang sudah memiliki anak, anda mungkin lebih mudah mengerti.
Saat mereka kecil, anda mungkin memukul bokong mereka jika mereka nakal. Tapi saat mereka sudah besar, anda tidak lakukan itu lagi kan?
Orangtua yang SAMA punya CARA PENANGANAN yang BERBEDA atas anaknya, tergantung bagaimana cara si anak berhubungan dengan orangtuanya.
Di bawah perjanjian yang lama (old covenant), Allah memilih untuk tegas dan menahan kasihNya kepada umat Israel supaya mereka mengerti bahaya dosa dan mengerti kebutuhan mereka akan Juruselamat.
Allah selalu mengasihi kita dengan kasih yang kekal dan tanpa syarat. Ia memberkati Abraham dan berkata, “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau dan keturunanmu turun temurun menjadi PERJANJIAN YANG KEKAL…” (Kejadian 17:7)
Kendati untuk sementara orang Israel berada di bawah perjanjian Taurat, sifat Allah yang tak berubah sesekali dapat dirasakan oleh nabi tertentu, seperti Yeremia (Yeremia 31:3) dan Yesaya (Yesaya 54:10). Juga oleh Daud, yang kendati hidup di masa perjanjian lama tapi mengerti hati Tuhan yang penuh kasih setia (Mazmur 51:1, 63:3 KJV). Itu sebabnya Allah menyebut Daud ‘orang yang dekat dihati-Ku’.
Perjanjian yang lama itu – dimana Allah memutuskan untuk membuat syarat atas kasih-Nya – sudah lama sekali berlalu.
Kita hidup di dalam perjanjian yang baru dimana kasih-Nya diperlihatkan nyata, oleh kasih karunia murni yang datang pada kita melalui Yesus Kristus.
Mau tahu berapa besar kasih Allah bagi anda?
Lihatlah Yesus yang mati dan hidup bagi anda.
[Paul Ellis: God doesn’t change, We do; 20 May, 2011]
http://escapetoreality.org/2011/05/20/same_today_forever/
*) Diterjemahkan oleh Mona Yayaschka/dailygracia