• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Apakah makna di balik salib?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
3 April 2021
inApologetika, Belajar Alkitab
AA
0
YESUS SANG MESIAS


Diakonia.id – Secara sederhana, arti salib adalah kematian, Dari abad ke-6 S.M sampai dengan abad ke-4 setelah masehi, salib adalah metode eksekusi yang mengakibatkan kematian dengan cara kejam dan sangat menyakitkan. Ketika disalib, korban itu diikat atau dipaku ke kayu salib dan dibiarkan tergantung disana sampai mati. Kematian tersebut adalah proses yang panjang dan membuat korbannya sangat menderita. Namun, karena Kristus dan kematian-Nya di atas salib, maka makna salib pada hari ini jauh berbeda.

Dalam agama Kristen, salib adalah pertemuan antara kasih Allah dan keadilan Allah. Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia (Yohanes 1:29). Rujukan Anak Domba Allah kepada Yesus ditemui pada penetapan hari raya Paskah di dalam Keluaran 12. Bangsa Israel diperintah untuk menyembelih domba yang tak bercacat dan mengoleskan darahnya di atas kusen rumah mereka. Darah itu menjadi pertanda bagi Malaikat Kematian supaya melewati rumah tersebut, meninggalkan penghuni rumah dalam keadaan aman. Ketika Yesus dibaptis Yohanes Pembaptis, Yohanes mengenali Dia dan berseru, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29), dengan demikian mengidentifikasi Dia serta rencana Allah supaya Ia dikorbankan bagi dosa.

Baca juga:   Menyusuri Jejak Sejarah dan Tradisi Paskah

Mungkin ada yang bertanya mengapa Yesus harus mati. Inilah pesan yang menyeluruh dalam Alkitab – kisah penyelamatan. Allah menciptakan langit dan bumi, dan Ia menciptakan pria dan wanita menurut rupa-Nya dan menempatkan mereka di Taman Eden untuk menjadi pengurus-Nya di bumi. Akan tetapi karena godaan Setan (sang ular), Adam dan Hawa jatuh dan kehilangan rahmat Allah. Lebih dari itu, mereka mewariskan kutukan dosa pada keturunan mereka sehingga semua orang menerima warisan dosa dan rasa bersalah mereka. Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia untuk menjadi manusia dan menjadi Juruselamat umat-Nya. Dilahirkan dari seorang perawan, Yesus menghindari kutukan yang menulari semua manusia lain. Sebagai Anak Allah yang tidak berdosa, Ia dapat menjadi korban yang tidak bercacat yang disyaratkan Allah. Keadilan Allah menuntut keadilan dan hukum atas dosa; kasih Allah menggerakkan DiriNya untuk mengutus Anak-Nya yang tunggal menjadi korban pendamaian atas semua dosa.

Baca juga:   Gosip: Salah atau Lumrah?

Karena pengorbanan penebusan Yesus di kayu salib, semua yang beriman dan percaya pada-Nya saja bagi keselamatan dijamin kehidupan kekal (Yohanes 3:16). Akan tetapi, Yesus juga memanggil pengikut-Nya untuk menyangkal diri mereka, menanggung salib pribadi mereka sendiri dan mengikuti Dia (Matius 16:24). Konsep “memikul salib” pada jaman ini seringkali kehilangan makna aslinya. Seringkali kita menggunakan “salib” sebagai kiasan akan situasi yang sukar dan tidak menyenangkan (contoh: tingkah laku anak remajaku ini adalah salib yang harus kupikul). Akan tetapi, kita perlu mengingat bahwa Yesus memerintahkan pengikut-Nya untuk menyangkal diri secara radikal. Bagi orang yang tinggal di abad pertama, salib hanya mempunyai satu makna – kematian. “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya” (Matius 16:25). Kitab Galatia mengulangi tema kematian terhadap diri yang berdosa dan bangkit untuk berjalan dengan Kristus dalam kehidupan baru: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).

Baca juga:   Apakah mungkin nama seseorang dihapuskan dari Kitab Kehidupan?

Ada berbagai tempat di dunia dimana orang Kristen sedang dianiaya, sampai matipun, hanya karena iman mereka. Mereka kenal baik makna di balik memikul salib pribadi dan mengikuti Yesus dengan nyata. Bagi kita yang belum dianiaya sedemikian rupa, tugas kita masih tetap setia kepada Kristus. Biarpun kita mungkin tidak pernah dipanggil untuk melakukan pengorbanan yang agung, kita harus siap menyerahkan nyawa kita demi kasih Yesus yang telah menyelamatkan Diri-Nya dan memberi nyawa-Nya bagi kita. (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: CrossJalan SalibJesus ChristJumat AgungPaskahYesusYesus Kristus
Share23SendShareTweet14Share4Share6Send
Previous Post

Pada tahun berapakah Yesus mati?

Next Post

Apakah yang terjadi di Taman Getsemani?

Next Post
Apakah yang terjadi di Taman Getsemani?

Apakah yang terjadi di Taman Getsemani?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia