Diakonia.id -Hati yang keras bisa terjadi pada siapa pun, mulai dari Firaun, hingga murid-murid Yesus. Dengan kata lain, sifat ini bisa menimpa baik orang yang beriman maupun tidak.
Mengapa hati yang keras itu berbahaya bagi kita, orang-orang yang mengaku Kristen? Seperti apa tanda-tanda mengerasnya hati yang perlu kita waspadai sedini mungkin?
Bahaya Keras Hati
Pernahkah Anda membuka kaleng lem, tapi lupa menutupnya kembali? Apa yang terjadi? Tentu, lem itu akan mengeras dan tidak dapat digunakan lagi. Begitu pula dengan hati yang mengeras. Firman Tuhan, serta nasihat dari anggota jemaat dan orang-orang terdekat tidak bisa lagi masuk ke hati orang tersebut.
Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. – Ibrani 3:7-9
Allah berfirman: jangan keraskan hati kita. Sikap ini dapat membuat kita kehilangan janji-Nya, anugerah-Nya, bahkan keselamatan dari-Nya (Roma 2:5), seperti yang terjadi pada bangsa Israel. Kendati sering melihat mukjizat Tuhan, juga banyak ditegur, mereka tidak kunjung tidak berubah. Akhirnya, generasi yang keluar dari Mesir ini tidak bisa masuk ke tanah yang Tuhan janjikan.
Seperti halnya lem, hati kita juga tidak lantas mengeras begitu saja. Prosesnya bermula sebagai sesuatu yang tampaknya sepele, tetapi dibiarkan hingga semakin menjadi-jadi. Dengan mengenali tanda-tandanya, kita dapat menangani hal ini sebelum terlambat.
Kondisi hati sangat menentukan jalan hidup kita. Jadi, kenali hati Anda sendiri: adakah hal-hal di bawah ini yang sedang Anda alami?
1. Mulai Meragukan Kebenaran Firman Tuhan
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. – Ibrani 13:8
Anda mulai mempertanyakan apakah Tuhan akan menepati janji-Nya, atau menganggap remeh teguran firman, dan tidak berusaha mematuhinya. Anda memilih-milih bagian Alkitab yang disukai saja untuk ditaati, serta menolak melakukan bagian yang tidak disukai.
Di sisi lain, hati Tuhan tetap sama sejak zaman penciptaan, sekarang, hingga di masa depan. Hanya firman Tuhan yang dapat mengubah hati orang, termasuk hati yang keras.
Percayalah pada kebenaran firman Tuhan, dan miliki pandangan yang benar tentang hati dan rancangan Tuhan atas hidup kita. Ini akan menjaga hati kita agar tetap lembut dan mudah menerima firman-Nya.
2. Tidak Mau Mendengarkan Nasihat Orang Lain
Tetapi para ahli Mesir membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga hati Firaun berkeras dan ia tidak mau mendengarkan mereka keduanya seperti yang telah difirmankan TUHAN. – Keluaran 7:22
Alkitab menggambarkan kekerasan hati Firaun, yaitu ketika ia berkali-kali mengabaikan pesan Tuhan lewat Musa dan Harun agar ia berhenti memperbudak bangsa Israel. Akibatnya, Mesir ditimpa tulah, dan Firaun kehilangan anak sulung (Keluaran 11:4-6) serta banyak sekali tentaranya (Keluaran 14:23-38).
Apakah Anda sering menolak nasihat dari keluarga, pembimbing rohani, mentor, leader, atau sahabat? Anda sebenarnya tahu nasihat mereka benar dan disampaikan demi kebaikan Anda, tapi Anda lebih memilih cara sendiri. Anda tidak yakin pilihan Anda sesuai dengan firman Tuhan, tetapi merasa jalan Anda adalah yang terbaik. Inilah salah satu ciri hati yang mulai mengeras.
Miliki kerendahan hati untuk mendengarkan dan menerima nasihat. Setiap orang punya blind spot— titik buta di mana kita tidak tahu bahwa apa yang kita lakukan mungkin kurang bijak atau tidak tepat. Jika ada beberapa orang yang memberikan nasihat serupa, mungkin itulah saatnya Anda mempertimbangkan kembali keputusan / gaya hidup / pilihan Anda.
Tentunya tidak semua nasihat harus Anda ikuti. Kita perlu cermat membedakan dari siapa, dan nasihat apa yang berkontribusi positif bagi hidup kita. Kalau Anda tahu nasihat seseorang itu baik, benar, dan sesuai Firman Tuhan, jangan keraskan hati Anda. Terima dan jalankan masukannya, karena itu berarti ia peduli pada kebaikan hidup Anda, bukan ingin mencelakakan Anda.
3. Marah kepada Orang yang Menasihati Anda
Lalu Firaun berkata kepadanya: “Pergilah dari padaku; awaslah engkau, jangan lihat mukaku lagi, sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati.” – Keluaran 10:28
Ketika Musa menyampaikan pesan Tuhan agar Firaun membiarkan bangsa Israel pergi dari tanah Mesir (Keluaran 7:16), Firaun menolak, bahkan marah kepada Musa. Ia tidak bisa melihat kesalahannya sendiri, yaitu melarang bangsa Israel beribadah kepada Tuhan, karena hatinya sudah mengeras.
Waspadalah jika Anda marah kepada orang yang menasihati ketika Anda jatuh ke dalam dosa. Jangan-jangan hati Anda mulai menjadi keras. Ketimbang berkeras hati, belajarlah berterima kasih, menerima koreksi, bertobat, dan menjalankan nasihat yang Anda terima.
4. Menolak Terbuka atau Dibantu
Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu. – 2 Korintus 6:12
Orang-orang yang menyayangi Anda akan berusaha untuk betul-betul mengenal Anda. Keberadaan Anda mendapatkan tempat yang luas dalam hati mereka. Kepada Anda, mereka bersikap terbuka dan tidak segan menunjukkan perasaan hati mereka.
Hati Anda mulai mengeras ketika Anda menutup segala kemungkinan bagi mereka untuk bicara lebih dalam kepada Anda. Tentunya sangat wajar jika Anda tidak mau membicarakan hal-hal pribadi kepada semua orang. Namun, kerasnya hati yang dimaksud di sini adalah ketika Anda menutup pintu hati kepada siapa pun, termasuk kepada orang yang menyayangi Anda.
Belajarlah untuk lebih membuka diri. Be vulnerable—kepada orang-orang yang tepat. Biarkan mereka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada diri Anda. Ceritakan kelemahan atau kebutuhan Anda. Memang, awalnya tidak terasa nyaman. Namun, cobalah terus bicara hingga ke lubuk hati terdalam. Niscaya Anda akan lebih terbantu oleh keterbukaan, ketimbang hanya membicarakan hal-hal yang ada di permukaan saja.
5. Tidak Peduli pada Orang Lain
Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. – Matius 24:12
Tidak peduli berarti Anda tahu ada orang yang butuh bantuan, tetapi Anda tidak mau menolong. Anda menutup diri dan bersikap apatis. Contohnya, Anda mengepalai sebuah grup karena punya talenta memimpin. Namun, karena pernah mengalami satu-dua kali penolakan dari anggota grup, Anda memilih mengundurkan diri sebagai pemimpin.
Saat Anda dikuasai ketidakpedulian, belajarlah melihat hati Tuhan. Yesus juga pernah mengalami penolakan saat kembali ke Nazaret (Matius 13:57). Namun, Dia tidak memandang penolakan tersebut secara pribadi, melainkan terus mengasihi mereka yang menolak-Nya.
6. Menolak Mengampuni Orang Lain
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” – Matius 6:14-15
Mengampuni orang yang menyakiti kita memang bukan perkara mudah. Namun, jika Anda terus mengalami kesulitan melakukannya, itu tandanya hati Anda mulai mengeras.
Kita tidak akan mampu mengampuni orang lain jika kita hanya melihat kesalahannya yang lebih besar daripada kesalahan kita kepadanya. Namun, cobalah bandingkan kesalahan kita kepada Tuhan dan kesalahan orang itu kepada kita: manakah yang lebih besar? Tuhan telah mengampuni kesalahan kita, yang sangat besar dan berkali-kali kita lakukan, jadi kita pun harus mengampuni kesalahan orang lain.
7. Tidak Lagi Takut Kepada Tuhan
Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.
Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
– Efesus 4:17-19
Hati yang mulai keras juga tampak dari hilangnya motivasi untuk melawan keinginan daging. Ketika Anda tahu telah jatuh ke dalam dosa, tetapi alih-alih menyesal atau berjuang memperbaiki diri, Anda justru menikmatinya, berarti hati Anda semakin mengeras.
Setiap orang pernah berbuat dosa. Namun, Tuhan Yesus sudah mati bagi kita ketika kita masih berdosa. Hanya oleh pengorbanan-Nya, kita ditebus dan mendapatkan hidup baru.
Sadari kembali kasih Tuhan terhadap Anda, dan bertobatlah dari dosa-dosa Anda. Pengorbanan Yesus di kayu salib membuktikan bagaimana Dia begitu mengasihi Anda. Biarkan hati Anda kembali melembut, menjadi hati yang takut akan Tuhan.
Hati yang keras berpeluang terjadi kepada siapa pun dan kapan pun, jadi waspadai gejalanya sejak dini. Jika Anda mengalami tanda-tanda kekerasan hati di atas, segera lakukan upaya untuk mengatasinya sebelum terlambat. Tuhan memberkati!
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. – Amsal 4:23. (gkdi.org)