Diakonia.id – Siapa yang selalu mengingatkan kita pada dosa kita, menunjuk-nunjuk dan mendakwa kita? Allah-kah? Atau setan? Ini pertanyaan yang harus ditanyakan, karena menentukan bagaimana kita merespon Allah dan pada gilirannya menentukan bagaimana kita memperlakukan sesama.
Jika kita percaya Allah-lah yang menuduh dan mendakwa, yang menyimpan kesalahan kita melawan kita, ada 2 hal yang PASTI terjadi:
1. Kita akan hidup dalam ketakutan saat kita membuat kesalahan karena yakin Allah pasti kecewa dan akan menunjukkan kesalahan itu
2. Kita akan jadi pendakwa sesama kita, karena kita selalu meniru ‘Allah’ yang kita percaya dan sembah.
Ada beberapa ayat yang bisa membantu menjawab pertanyaan di atas.
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan TIDAK LAGI mengingat dosa-dosa mereka.”
~Ibrani 8:12
Dan Aku TIDAK LAGI mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.”
~Ibrani 10:17
Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku TIDAK mengingat-ingat dosamu.
~Yesaya 43:25
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan TIDAK memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
~2 Korintus 5:19
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata:
“Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
[saudara-saudara = adelphos, G80; bisa berarti saudara sedarah/kandung, para rasul, sesama Kristen, atau bisa juga semua orang – all men]
~Wahyu 12:10
Rasul Paulus membagikan kebenaran yang pasti akan membantu kita memahami bagaimana Allah memandang kita.
Sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya [FREE FROM ACCUSATION]
~Kolose 1:22 New International Version
Di salib, Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, penuduh dan pendakwa ini, dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka (lihat Kolose 2:15).
Hanya ada satu pendakwa yang suka menggunakan dosa kita untuk mendakwa kita, dan itu adalah setan. BUKAN Yesus. Saat kita bergabung dengan suara si pendakwa, entah itu mendakwa orang lain atau diri sendiri, kita telah melakukan peran setan dan menolak mengikuti cara Yesus.
Kita lihat bagaimana kebenaran terungkap dengan indah -dicatat oleh Yohanes- saat seorang perempuan yang tertangkap basah sedang berzinah dibawa ke hadapan Yesus. Orang-orang yang menangkap basah perempuan ini menuduh dan mendakwa dia, tapi Yesus katakan, “Siapa diantara kamu yang tak berdosa, silakan duluan melempari perempuan ini dengan batu.” Pelan-pelan, sekelompok pendakwa itu meninggalkan tempat, menyisakan hanya Yesus dan perempuan itu. “Mana orang-orang yang mendakwamu tadi? Tidak adakah yang akan menghukum engkau?”
“Tidak ada, Tuhan.”
“Akupun TIDAK menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi”
~Yohanes 8:1-11
Satu-satunya orang yang tak berdosa sehingga berhak mendakwa dan menghukum perempuan ini adalah Yesus sendiri. Tapi Yesus memilih tidak melakukannya karena Allah tidak demikian sifatnya.
Allah adalah kasih dan kasih tidak menyimpan catatan kesalahan. Kita bisa yakin bahwa Allah tidak akan memakai dosa kita sebagai senjata untuk menuduh atau mendakwa kita.
Dia 100% mengasihi kita.
Dia 100% jatuh cinta kepada kita.
Dia 100% berkenan atas kita.
Dia 100% di pihak kita.
Dan TAK ADA yang bisa kita lakukan untuk mengubah atau membatalkannya.
Ingat, setan mendakwa Anda, tapi Allah menolak melakukannya. Semoga Anda dikuatkan!
[Josh Felts: Who Is The Accuser of Mankind: God or Satan?; 20 July 2015]
http://lovereavealed.net/index.php/blog/item/13-who-is-the-accuser-of-mankind-god-or-satan
(Mona Yayaschka/dailygracia)