Diakonia.id – Anda bukan orang berdosa. Tidak perlu diragukan lagi. Kita sudah mengerti bahwa dosa tidak memisahkan kita dari Tuhan. Dia jauh LEBIH BESAR dari dosa-dosa kita.
Dalam Kristus dosa kita sudah dibereskan, diselesaikan, diampuni dan dihapuskan.
Allah berjanji bahwa Ia tidak lagi mengingat-ingat dosa kita.
Dosa masa lalu. Dosa sekarang. Dosa masa depan.
Satu-satunya kekuatan yang dosa miliki untuk memisahkan kita dari Allah adalah jika kita memilih percaya bahwa dosa mampu memisahkan kita dari Allah.
Di sisi lain, pemikiran ini ada ‘bahaya’nya.
Kita bisa jatuh dalam perangkap dengan berpikir berbuat dosa itu tidak apa-apa.
DOSA PUNYA AKIBAT
Kebenaran tentang apa yang Allah telah lakukan tidak mengubah fakta bahwa dosa punya akibat atau konsekuensi.
Bukan karena Allah akan mengutuki kita atau akan menghukum kita atau omong kosong semacam itu.
Tapi karena dosa itu sendiri punya akibat yang bisa melukai dan merusak hidup kita dalam berbagai cara.
Jika kita menyerang orang lain, ada akibatnya.
Jika anda tidak setia pada istri/suami anda, ada akibatnya.
Jika anda mencuri, tebak…, ada akibatnya.
Dosa, selalu, pada tingkatan yang berbeda, punya akibat.
Allah benci melihat kita menderita sebagai akibat dosa kita. Karena itu Ia membayar harga teramat mahal untuk membebaskan kita dari belenggu dosa.
Jangan menutup mata pada dosa.
Karena itu ada hal penting yang ingin saya sampaikan di artikel ini – hal yang sering gagal dilihat oleh banyak orang percaya.
MENGENALI DOSA DALAM HIDUP ANDA ADALAH BATU LONCATAN BESAR BAGI PERTUMBUHAN ANDA
Sekarang perhatikan baik – solusi untuk dosa adalah SELALU FOKUS PADA KRISTUS!
Tapi, sering kali, mengenali dosa dalam hidup kita menolong kita menemukan di area mana kita belum fokus pada Kristus.
Sifat tipu daya adalah membuat orang tidak sadar bahwa dia sedang ditipu.
Orang yang sudah tahu ia sedang ditipu/mempercayai hal yang salah, pasti akan berhenti mempercayai hal itu.
Adalah dalam MELIHAT BUAH hidup kita, kita akan menemukan di area mana kita telah berfokus pada Kristus, dan di area mana kita harus membarui pikiran kita.
Saat mengamati BUAH kehidupan kita, akan terlihat di area mana kita masih mempercayai hal-hal salah, di area mana kita tidak mempercayai Allah tapi bergerak dalam ketidakpercayaan kita.
Karena itulah Paulus (yang pasti bukan sedang menurunkan keagungan kasih karunia) berulangkali menasehati jemaat untuk MENG-EVALUASI BUAH kehidupan mereka.
Dia berulangkali menjelaskan seperti apa bentuk buah yang baik dan buah yang busuk.
Banyak orang salah menginterpretasi/menerjemahkan pesan Paulus, dengan berpikir bahwa Paulus sedang menyuruh orang untuk mencoba menghasilkan buah yang baik dan mencoba berhenti menghasilkan buah yang busuk dengan kekuatan sendiri.
BUKAN!
Paulus sedang menyuruh kita untuk meng-evaluasi diri kita.
Paulus sedang bilang begini, “Jangan menipu diri -jika kamu masih memiliki buah yang busuk dalam hidupmu, bicara pada Tuhan dan minta Ia membarui pikiranmu dan menolongmu”.
Itu bedanya antara orang yang pikirannya dibarui dengan orang yang pikirannya tidak dibarui.
Pertanyaan saya bagi anda – apakah anda tutup mata akan buah dalam hidup anda,
atau
apakah anda menggunakan buah tersebut sebagai acuan untuk terus membarui pikiran dan menyelam semakin kedalam dalam identitas anda dalam Kristus?
[Phil Drysdale : Sin Has Forever Been Dealt With But You Should Never Ignore It; 21 Oktober 2014]
http://www.phildrysdale.com/2014/10/arent-sinner-doesnt-mean-ignore-sin/