• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Denominasi

Gereja Mormon: Sejarah, Kontroversi, dan Bedanya dengan Protestan

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
1 August 2022
in Denominasi
0
Gereja Mormon: Sejarah, Kontroversi, dan Bedanya dengan Protestan
74
SHARES
387
VIEWS


Diakonia.id  -Gereja Mormon adalah gereja yang didirikan oleh Joseph Smith pada 6 April 1830. Nama resmi gereja ini adalah Gereja Yesus Kristus Malaikat Kudus Akhir Zaman (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints) atau disingkat Gereja LDS.

Nama Mormon sendiri muncul karena berkaitan dengan kitab suci pengikutnya yang berbeda dari Alkitab, yaitu Kitab Mormon.

Gereja Mormon menjadi salah satu gereja yang berkembang pesat pada abad ke-20 dan abad ke-21. Pengaruhnya sangat besar, khususnya di Amerika Serikat. Namun, dalam perkembangannya, gereja Mormon telah terlibat beberapa kontroversi, bahkan beberapa ajarannya dianggap sesat.

Sejarah

Pada abad ke-19, kekristenan di Amerika Serikat yang bercorak Protestan semakin berkembang. Pada 1823, seorang tokoh bernama Joseph Smith, mengaku mendapat penglihatan dari dua tokoh surgawi, yakni Allah Bapa dan Yesus. Pada masa itu, semangat keagamaan tengah melanda sebelah barat New York, tempat di mana Smith dan keluarganya tinggal.  Sama seperti keluarga pada umumnya, keluarga Smith mengikuti kebaktian setiap minggu di gereja. Namun, berbeda dari ayah, ibu, dan saudara-saudaranya, hanya Joseph Smith yang tidak pergi ke gereja.

Ketika usianya menginjak 14 tahun, Joseph Smith mulai mencari tahu gereja mana yang sebenarnya ingin ia ikuti. Joseph Smith berdoa dengan sangat khusyuk, meminta petunjuk dari Tuhan dan dikabulkan. Konon, Allah Bapa dan Yesus Kristus menampakkan diri kepada Joseph Smith, dan memberitahunya bahwa tidak ada gereja Yesus Kristus yang sejati di bumi ini.

Joseph Smith pun diutus untuk memperbaiki hal tersebut. Joseph Smith juga mengaku diberi pesan agar tidak mengikuti ajaran gereja sekitarnya yang dianggap tidak benar.

Kemudian, disebutkan pula bahwa Malaikat Moroni menampakkan diri kepada Joseph Smith dan memberitahukan kepadanya lempengan emas yang tersembunyi di bukit kecil Palmyra atau Cumorah Hill. Konon, lempengan emas itu mengandung tulisan yang sangat berharga dan dilarang dipindahkan sebelum waktu yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Joseph pun diberi kemampuan khusus serta perlengkapan untuk bisa menerjemahkan tulisan yang ada di lempengan itu suatu hari nanti.

Pada 1827, Joseph yang dibantu oleh teman-temannya, yaitu Oliver Cowdery, David Whitmer, dan Martin Harris, mulai menerjemahkan tulisan di lempengan emas itu.

Proses penerjemahan berlangsung selama dua tahun, hingga Juni 1829.  Hasil terjemahan dari lempengan emas itu dibukukan pada 1830 dan disebut sebagai Kitab Mormon.

Joseph Smith kemudian mendirikan Gereja Mormon pada 6 April 1830 di New York, yang dipimpinnya sendiri.

Inti ajaran Gereja Mormon

Adapun inti ajaran dari Gereja Mormon adalah sebagai berikut.

  • Kami percaya kepada Allah, Bapa yang kekal, serta PutraNya, Yesus Kristus dan Roh Kudus
  • Kami percaya bahwa orang akan dihukum untuk dosanya sendiri dan bukan untuk pelanggaran Adam
  • Kami percaya bahwa melalui penebusan Kristus, seluruh umat manusia dapat diselamatkan dengan jalan mematuhi hukum-hukum serta tatacara Injil
  • Kami percaya bahwa asas-asas Utama serta tatacara-tatacara Injil adalah: pertama, beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, bertobat; ketiga, pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus
  • Kami percaya bahwa seseorang harus dipanggil oleh Allah, melalui nubuat, serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai wewenang untuk memberitakan Injil serta melaksanakan tatacara-tatacara daripadanya

Kontroversi

Setelah Gereja Mormon didirikan, gereja ini berkembang pesat terutama di daerah Nauvoo, Illinois, Amerika Serikat.

Namun, dalam perkembangannya, Gereja Mormon banyak mendapat penolakan dari pengikut Kristus aliran non-Mormon, karena dianggap sebagai ancaman. Selain itu, ajaran dari Gereja Mormon juga dianggap sesat atau tidak sesuai dengan ajaran Tuhan yang sesungguhnya.

Salah satu hal yang dipercaya oleh penganut Mormon adalah bahwa Tuhan tidak selamanya merupakan Makhluk yang Tertinggi di alam semesta, tetapi Dia mencapai status itu melalui hidup yang benar dan usaha yang terus menerus. Selain itu, terdapat beberapa kepercayaan Gereja Mormon yang dianggap sesat, misalnya dalam hal praktik poligami, baptisan, dan kultus individu.

Pada akhirnya, Joseph Smith dan sebagian pengikut lainnya dipanggil oleh gubernur setempat dan ditahan di penjara. Kemudian, pada 27 Juni 1844, Joseph Smith dan teman-temannya ditembak hingga tewas.

Kematian Joseph Smith membuat para pengikutnya kehilangan pemimpin. Pengikut Mormon pun sempat bergumul untuk menetapkan pengganti dari Joseph Smith.

Suara terbanyak ada pada Brigham Young, yang kemudian memimpin Gereja Mormon pada 1847.

Perbedaan dengan Kristen Protestan

Gereja Mormon sebetulnya masih menjadi bagian dari Gereja Protestan, tetapi juga memiliki banyak perbedaan.

Berikut ini perbedaan antara Gereja Mormon dengan Gereja Protestan.

  • Doktrin Allah: Gereja Mormon memercayai bahwa Allah Bapa punya tubuh jasmani dan Dia mengalami kematian dan bangkit kembali (sangat bertentangan dengan Alkitab yang dipercayai Gereja Protestan)
  • Kitab suci: Gereja Mormon memiliki kitab sucinya sendiri yang disebut Kitab Mormon, yang diyakini sebagai ilham Allah kepada Joseph Smith, sementara gereja Protestan hanya punya Alkitab
  • Surga dan Neraka: Gereja Mormon meyakini semua orang akan masuk Surga, sedangkan Protestan meyakini bahwa hanya yang percaya kepada Tuhan Yesus yang diselamatkan
  • Pembaptisan: Gereja Mormon meyakini bahwa orang mati yang belum dibaptis masih bisa diselamatkan jika diwakili oleh orang yang masih hidup, sementara Gereja Protestan tidak memercayai hal ini
Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Gereja MormonLDSOSZAThe Church of Jesus Christ of Latter-day Saints
Previous Post

Polri: Suami Istri Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Filipina Ternyata WNI

Next Post

Polisi Ungkap Peran Aktivis ISIS Salurkan Dana ke JAD Indonesia

Next Post
Polisi jaga gereja jamin keamanan peringati Kenaikan Yesus Kristus

Polisi Ungkap Peran Aktivis ISIS Salurkan Dana ke JAD Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id