• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Apa yang dimaksud Alkitab dengan pernyataan “kamu adalah allah” di kitab Mazmur 82:6 dan Injil Yohanes 10:34?

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
12 June 2020
in Apologetika
0
WAJAH ALLAH
156
SHARES
819
VIEWS


Diakonia.id -Mari kita mulai dengan membedah kitab Mazmur pasal 82, yang dikutip Yesus dalam Injil Yohanes 10:34. Kata “Allah” di kitab Mazmur 82:6 diterjemahkan dari kata Ibrani “elohim.” Kata “elohim” ini biasanya digunakan untuk merujuk pada Allah sejati yang esa, walaupun juga digunakan untuk merujuk pada hal lain.

Kitab Mazmur 82:1 menyatakan, “Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi.” Dari tiga ayat berikutnya di bagian ini, kata “allah-allah” merujuk pada “hakim dan orang-orang yang memiliki posisi berkuasa dan memerintah.”

Menyebut hakim di bumi sebagai “allah” mengindikasikan tiga hal: 1) ia memiliki wewenang atas orang lain, 2) wewenang yang ia gunakan sebagai penguasa sipil harus ditakuti, dan 3) ia mendapat kuasa dan wewenangnya dari Allah sendiri, yang digambarkan menghakimi seluruh bumi di ayat 8.

Penggunaan kata “allah-allah” yang merujuk kepada manusia memang jarang, tetapi bisa ditemukan di beberapa bagian di Perjanjian Lama. Contohnya, ketika Allah mengirimkan Musa kepada Firaun, Dia berfirman, “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun” (Kel 7:1). Musa, sebagai utusan Allah, menyampaikan Firman Tuhan sehingga saat itu dianggap sebagai perwakilan Allah bagi raja. Kata Ibrani “elohim” juga diterjemahkan menjadi “hakim-hakim” di kitab Keluaran 21:6 dan 22:8, 9, dan 28.

Kitab Mazmur pasal 82 ini pada intinya mengajarkan kalau hakim-hakim di dunia harus bertindak dengan tidak memihak dan menjunjung keadilan. Para hakim ini pada akhirnya harus menghadap Sang Hakim juga. Ayat 6 dan 7 memperingatkan para hakim di dunia ini bahwa mereka juga akan dihakimi satu hari kelak. “Aku sendiri telah berfirman: ‘Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian.’ Namun seperti manusia kamu akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas.”

Ayat ini menyatakan kalau Allah mengangkat manusia pada posisi berkuasa dimana mereka dianggap sebagai allah-allah di antara manusia lainnya. Meski mereka mewakili Allah di bumi ini, mereka diingatkan kalau mereka tetaplah hanya manusia. Pada akhirnya, mereka harus mempertanggungjawabkan kepada Allah bagaimana mereka telah menggunakan wewenang tersebut.

Sekarang, mari kita lihat bagaimana Yesus menggunakan perikop ini. Yesus telah menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah (Yoh 10:25-30). Orang-orang Yahudi yang tidak percaya malah merespon dengan menuduh Yesus menghujat Allah karena Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Allah (ayat 33). Yesus kemudian mengutip kitab Mazmur 82:6 ini. Yesus mengingatkan orang-orang Yahudi kalau hukum Taurat juga merujuk manusia – yang memiliki wewenang dan kehormatan – sebagai “allah-allah.”

Maksud Yesus di bagian ini ialah: kalian mendakwa Aku menghujat Allah karena memakai sebutan “Anak Allah.” Tapi, Kitab Suci yang kalian pegang juga memakai istilah yang sama untuk merujuk pada hakim di dunia. Jika para hakim ini dapat disebut sebagai “allah-allah,” apalagi Aku yang dipilih dan diutus oleh Allah?

Sebaliknya, kita perlu pahami kebohongan ular pada Hawa di Taman Eden. Dia menyatakan, “matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kej 3:5). Ini merupakan kebenaran yang hanya sebagian benarnya. Mata mereka memang terbuka (ayat 7), tetapi mereka tidak menjadi seperti Allah. Justru, mereka kehilangan wewenang, bukannya mendapatkannya.

Iblis memperdaya Hawa bahwa dia bisa menjadi seperti Allah yang sejati. Iblis menjeratnya dengan kebohongan. Sebaliknya, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah berdasarkan kebenaran Alkitab. Saat itu, memang sudah ada pemahaman kalau “orang-orang yang berpengaruh” bisa disebut sebagai allah-allah. Jadi, Mesias seharusnya sah-sah saja memakai istilah itu bagi diri-Nya sendiri.

Manusia bukanlah “allah” ataupun “allah kecil.” Kita bukanlah Allah. Allah ialah Allah. Kita yang beriman-percaya pada Kristus adalah anak-anak-Nya.(gotquestions.org)

Join @idDiakonia on Telegram
Previous Post

Apa yang Alkitab nyatakan mengenai mimpi buruk?

Next Post

Apa kata Alkitab mengenai bersyukur / berterima-kasih?

Next Post
Apa kata Alkitab mengenai bersyukur / berterima-kasih?

Apa kata Alkitab mengenai bersyukur / berterima-kasih?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id