• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Keluarga & Relasi

Bagaimana saya akan mengetahui ketika saya telah menemukan pasangan yang sempurna untuk saya?

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
22 June 2022
in Keluarga & Relasi
0
59
SHARES
311
VIEWS


Diakonia.id – Alkitab tidak menunjukkan bagaimana menemukan “pasangan yang sempurna,” juga tidak dengan detil menunjukkan bagaimana menemukan pasangan pernikahan yang tepat. Satu hal yang Firman Allah dengan tegas nyatakan hanyalah memastikan bahwa kita tidak menikah dengan orang yang tidak percaya (2 Korintus 6:14-15).

1 Korintus 7:39 mengingatkan kita bahwa kita harus menikah dengan orang yang bisa diterima oleh Allah—dengan kata lain, orang Kristen. Selebihnya, Alkitab tidak mengatakan apa-apa tentang bagaimana mengetahui bahwa kita menikah dengan orang yang “tepat”.

Jadi mengapa Allah tidak menerangkan dengan jelas apa kualitas yang harus kita cari pada pasangan kita? Mengapa kita tidak mendapat penjelasan yang lebih detil tentang masalah yang begitu penting ini?

Kenyataannya, Alkitab sangat jelas menyatakan siapa itu orang Kristen dan tentang bagaimana kita harus bersikap, sehingga detil tidak lagi diperlukan. Orang Kristen harus sepaham dalam hal-hal yang penting. Ketika dua orang Kristen mempunyai komitmen bagi pernikahan mereka dan hati untuk menaati Kristus, mereka telah memiliki bahan-bahan yang diperlukan untuk pernikahan yang berhasil.

Namun demikian, karena masyarakat kita dibanjiri dengan orang-orang yang mengaku Kristen, maka bijaksana untuk meneliti dengan baik sebelum mengabdikan diri kepada komitmen pernikahan seumur hidup. Begitu calon pasangan sudah punya prioritas—apakah dia sungguh-sungguh memiliki komitmen untuk keserupaan Kristus—maka hal-hal yang detil mudah dikenali dan mudah untuk dihadapi.

Pertama-tama, kita harus memastikan bahwa kita memang sudah siap untuk menikah. Kita harus cukup dewasa untuk bisa melihat hal-hal yang melampaui masa kini, terutama mengenai mampu tidaknya kita mengabdikan dengan orang ini untuk sisa hidup kita.

Kita juga harus menyadari bahwa pernikahan menuntut pengorbanan dan sikap tidak egois. Sebelum menikah, pasangan harus mempelajari peranan dan kewajiban dari seorang suami dan istri (Efesus 5:22-31; 1 Korintus 7:1-16; Kolose 3:18-19; Titus 2:1-5; 1 Petrus 3:1-7).

Pasangan harus memastikan mereka sudah mengenal satu sama lain untuk jangka waktu yang cukup sebelum mendiskusikan pernikahan. Mereka harus memperhatikan bagaimana pasangannya bereaksi dalam situasi yang berbeda-beda, bagaimana dia bersikap di sekitar keluarganya dan teman-temannya, dan dengan orang macam apakah dia melewatkan waktunya.

Kelakuan seseorang sangat dipengaruhi oleh pergaulannya (1 Korintus 15:33). Mereka harus sepakat untuk hal-hal seperti moralitas, keuangan, nilai-nilai, anak-anak, kehadiran dan keterlibatan di gereja, hubungan dengan besan, dan pekerjaan. Semua ini merupakan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk menjadi penyebab konflik dalam pernikahan dan harus dipertimbangkan dengan hati-hati terlebih dahulu.

Akhirnya, pasangan mana pun yang mempertimbangkan untuk menikah harus terlebih dahulu mengikuti konseling pranikah dengan pendeta mereka atau konselor Kristen yang terlatih. Di sini, mereka akan mempelajari hal-hal yang bernilai dalam membangun pernikahan yang didasari iman kepada Kristus. Mereka juga akan belajar bagaimana menghadapi konflik-konflik yang tidak terhindarkan. Setelah semua kriteria ini dipenuhi, pasangan ini sudah siap untuk memutuskan apakah mereka ingin menikah.

Jika mereka sungguh-sungguh mencari kehendak Allah, Dia akan mengarahkan jalan kita (Amsal 3:5-6).

English

. (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Relasi
Previous Post

Seberapa muda seseorang pantas untuk berpacaran?

Next Post

Belanda Menghapus Penanda Gender pada Dokumen Identitas

Next Post
Belanda Menghapus Penanda Gender pada Dokumen Identitas

Belanda Menghapus Penanda Gender pada Dokumen Identitas

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id