• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Belajar Alkitab

Cinta Oh Cinta

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
6 July 2020
in Belajar Alkitab, Umum
0
Cinta Oh Cinta
62
SHARES
327
VIEWS


Diakonia.id -CINTA, kini bagaikan dewa baru di abad ini. Dia dinamakan dewa baru, karena atas nama CINTA, sepasang homoseks (gay) merasa bahwa perilakunya yang abnormal itu benar, dan berhak menjalin hubungan sebagaimana layaknya antara pria dan wanita. Bahkan, pasangan yang sama-sama berjenis kelamin laki-laki ini dapat menikah. Argumentasinya sederhana saja: Daripada pria dan wanita menikah namun tidak ada CINTA, lebih baik sepasang pria (gay) menikah dengan dilandasi CINTA. Padahal, perilaku homoseks meski dengan alasan CINTA adalah perbuatan dosa dan secara jelas dilarang dalam Alkitab (Imamat 18:22, Roma 1:27)

Dengan alasan CINTA pula, sepasang pria dan wanita menikah, diberkati di gereja, dan terikat secara sah sebagai suami-istri. Kemudian tidak jarang, dengan alasan sudah tidak saling CINTA lagi, pasangan ini merasa benar dan sah untuk bercerai. Sebaliknya, karena saling CINTA pula, pasangan yang sudah bercerai dengan alasan sudah tidak lagi saling CINTA, merasa benar dan sah untuk menikah lagi untuk kedua atau kesekian kalinya dengan pasangan yang berbeda. CINTA, oh CINTA, kau sungguh dewa yang mampu meggelapkan mata dan memutar-balikkan kebenaran.

Tren DEMI CINTA kini semakin mengemuka dan menjadi berita di berbagai media, menjadi jiwa lagu, bahkan nafas utama yang mudah dan nikmat untuk dicerna anak manusia. Lalu apa kata Alkitab tentang CINTA?

CINTA, sama tuanya dengan sejarah manusia. Ketika Tuhan menciptakan manusia, Adam dan Hawa, mereka terdiri dari laki laki dan perempuan (Kejadian 1:26). Manusia diciptakan dengan kemampuan saling mencintai, bersatu dalam perbedaan (Kejadian 2:24). CINTA adalah kekuatan yang mempersatukan manusia dalam perbedaan dan keunikannya sebagai laki-laki dan perempuan. CINTA, tidak dirancang Tuhan untuk memisahkan sepasang suami-istri meskipun ada perbedaan di antara mereka. CINTA ada pada semua manusia dan semua manusia memiliki kemampuan untuk saling mencintai, bukan mengobralnya.

Namun setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, muncullah berbagai persoalan di sekitar CINTA. Paling tidak, CINTA antara laki-laki dan perempuan harus dibedakan antara romantic love dengan true love. Pasalnya, romantic love bersifat subjektif dan manipulatif, berorientasi pada diri dan pemenuhan kebutuhan rasa, sangat kondisional karena bergantung pada kalimat singkat: I love you.

Sementara true love adalah kebalikannya. Dia bersifat objektif dan bertanggungjawab. Semangatnya berbagi diri dan tidak kondisional. Nah, romantic love inilah CINTA yang menjadi dewa baru itu. Atas nama romantic love, manusia berkajang dalam dosa. Sementara true love tidak menyakiti, bahkan sebaliknya memiliki kemampuan mengampuni, tidak menuntut tetapi memberi, bukan memisahkan diri melainkan menyatukan diri. Jadi, jika semangat true love hidup dalam setiap pasangan suami-istri, maka sulit membayangkan terjadinya perceraiaan. Apalagi jika itu menimbulkan luka yang menyakitkan.

Di sisi lain, romantic love memang penuh dengan asesoris manis yang tampak menggairahkan, seakan-akan pasangan itu saling mengisi dan menyatu. Namun jangan cepat puas, karena cepat bersatunya, cepat pula berpisahnya. Asesoris, seperti ucapan-ucapan mesra dan manja: aku sangat cinta dia, tanpa dia aku tidak mungkin bisa hidup, apa pun yang terjadi kami tetap bersama, dan ah masih banyak lagi. Juga simbol simbol seperti hadiah ini dan itu yang bernuansa romantis termasuk tempat bulan madu.

CINTA, oh CINTA, entah berapa panjang lagi korbanmu, yang menjadi gelap mata dan menganggap benar dan sah setiap tindakannya, dan mengabaikan kebenaran yang hakiki. Bagi mereka yang masih menghormati CINTA, semoga terpacu untuk mendemonstrasikan true love dengan semangat dan pengalaman dikasihi Tuhan, sumber CINTA yang sejati. CINTA sejati ibarat proyek berkesinambungan yang tidak pernah usai hingga maut merenggut hidup, namun penuh makna, indah dan luar biasa.

Join @idDiakonia on Telegram
Previous Post

APA ITU PENCOBAAN?

Next Post

Hai anak muda, ingatlah ini jika mengalami kegagalan dalam hidupmu!

Next Post
Saat Takut Melanda: Lebih Dekat dan Akrab dengan Tuhan

Hai anak muda, ingatlah ini jika mengalami kegagalan dalam hidupmu!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id