Diakonia.id – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengapresiasi ormas keagamaan yang membantu pemerintah melaksanakan sosialisasi protokol kesehatan untuk menekan pandemi covid-19.
Sinergi antara ormas maupun komunitas agama jadi prinsip utama pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.
Ormas atau komunitas agama itu di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan beberapa ormas keagamaan lain.
Juru Bicara #SatgasCovid19 Wiku Adisasmito mengatakan peran serta mereka sangat dibutuhkan untuk melakukan komunikasi publik. Mereka membantu meringankan beban pemerintah dengan menyampaikan satu narasi ‘Tekan Penularan Covid-19 dengan Protokol Kesehatan’.
“Sejak awal Satgas berusaha melakukan komunikasi publik yang spesifik terhadap karakteristik masyarakat. Akan tetapi hal ini tidak akan mudah jika prosesnya tidak melibatkan gatekeeper komunitas tersebut,” ujar Wiku melalui siaran kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (24/11).
Ia berharap semakin banyak komunitas di masyarakat yang bisa tergerak untuk bekerja sama dengan pemerintah membangun kedisiplinan masyarakat dimulai dari lingkungannya masing-masing.
Prinsip Nondiskriminatif
Selain itu, Satgas Covid-19 terus berkomunikasi dengan satgas daerah untuk selalu menekankan prinsip nondiskriminatif, sebagaimana tertuang dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19.
Hal ini untuk memastikan pengendalian pandemi tanpa pandang bulu, termasuk saat melakukan penjaringan kasus dengan melakukan 3T, yakni testing (pemeriksaan), dan tracing (pelacakan) terhadap siapa pun yang mengikuti kegiatan kerumunan.
“Saat ini beberapa daerah sedang melakukan penjaringan, dan kami masih memantau perkembangannya. Bukti konkret kami membantu memenuhi ketersediaan rapid test swab antigen,” ujarnya.
Wiku mengingatkan kerumunan ini sangat berisiko menularkan Covid-19. Data yang ditemukan Satgas Covid19 terungkap kebanyakan penderita Covid-19 tidak bergejala adalah usia muda dan memiliki potensi menularkan kepada orang di sekitarnya.
Ia pun mengajak para orang tua dan pihak RT/RW setempat untuk dapat menyampaikan pesan terhadap kaum muda yang berpartisipasi dalam kegiatan kerumunan agar mau mengikuti tes pemeriksaan.
“Ingat, bahwa apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas dari Covid-19. Karena kasus positif ada yang tidak menampakkan gejala apa pun,” pesan Wiku.
(ayo/fef/CNN)