Diakonia.id –
Dia tidak pernah meninggalkan mereka, tetapi mereka karena takut akan hidup mereka, meninggalkan Dia dari awal permulaan penderitaan-Nya. Ini hanyalah sebuah contoh yang mengajarkan kita lemahnya setiap orang percaya jika mereka dibiarkan sendiri; mereka paling-paling hanyalah domba, dan mereka melarikan diri ketika serigala datang. Mereka semua telah diperingatkan akan datangnya bahaya, dan mereka telah berjanji lebih baik mati daripada meninggalkan Tuan mereka; namun mereka tiba-tiba dihinggapi panik, dan melarikan diri. Mungkin saja, pada awal hari ini, aku telah memutuskan dalam pikiran untuk menanggung ujian demi Tuhan, dan membayangkan bahwa diriku pasti akan setia dengan sempurna; tapi hendaklah aku sangat cemburu pada diriku sendiri, jangan-jangan aku sama seperti para rasul itu, memiliki hati jahat yang tidak percaya, yang akan meninggalkan Tuhanku. Berjanji jauh berbeda dengan melaksanakan. Padahal apabila mereka gagah berdiri di sisi Yesus, itu merupakan kehormatan yang kekal bagi mereka; tetapi mereka lari dari kehormatan; semoga aku dilindungi agar tidak meniru mereka! Di mana lagi mereka bisa begitu aman selain dekat Tuan mereka, yang saat itu bisa saja memanggil dua belas pasukan malaikat [Matius 26:53]? Mereka lari dari keselamatan mereka yang sejati. Ya Allah, janganlah aku berlaku bodoh juga. Anugerah ilahi dapat menjadikan pengecut berani. Kain lenan yang berasap bisa menyala seperti api di atas mezbah jikalau Tuhan menghendakinya. Para rasul ini, yang penakut seperti kelinci, tumbuh menjadi berani bagaikan singa setelah Roh itu turun ke atas mereka, demikian pula Roh Kudus dapat membuat jiwaku yang penakut berani mengakui Tuhan dan bersaksi tentang kebenaran-Nya.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.