Diakonia.id – Pemerintah Filipina bakal menutup gereja dan melarang warga Manila makan di restoran seiring melonjaknya kasus Covid-19. Dalam pengumuman yang disampaikan Minggu (21/3), pemerintah juga akan melarang warga Manila melakukan perjalanan dengan tujuan bersenang-senang ke luar ibu kota.
Dilansir dari AFP, jumlah kasus baru Covid-19 menembus 7.000 kasus selama tiga hari berturut-turut. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak awal pandemi dan membuat total kasus mencapai lebih dari 663 ribu kasus.
Kondisi itu membebani rumah sakit setempat. Separuh dari kasus aktif tercatat di Metro Manila di mana sekitar 12 juta penduduk hidup dalam kemiskinan dan lingkungan padat.
“Kami memiliki dua tujuan: mengurangi transmisi virus di Metro Manila dan mencegah penyebarannya, terutama varian baru, di luar Metro Manila karena kita tahu transmisi (varian baru virus) lebih mudah,” ujar Juru Bicara Presiden Filipina, Harry Roque.
Roque mengungkapkan aturan baru mulai berlaku Senin (22/3) esok selama dua pekan. Aturan serupa juga diterapkan di provinsi sekitar Metro Manila seperti Rizal, Cavite, Laguna, dan Bulacan.
Dalam ketentuan tersebut, angkutan umum tetap beroperasi sehingga memudahkan transportasi bagi pekerja. Namun, perjalanan tidak penting baik masuk dan keluar wilayah dilarang.
Keputusan itu diperkirakan bakal menjadi pukulan untuk sektor pariwisata yang berharap pada libur Paskah di mana warga akan berwisata ke pantai dan pegunungan.
“Kami mengetahui beberapa dari kalian sudah memiliki rencana dan menantikan libur pekan keagamaan ini, tetapi jika kami izinkan perjalanan sekarang, varian baru virus akan menyebar lebih cepat di bagian lain Filipina,” ujarnya.
Pada Sabtu lalu, lembaga riset independen OCTA mendesak pemerintah untuk melakukan aksi cepat dan drastis untuk menekan penyebaran virus.
Berdasarkan model OCTA menggunakan data pertambahan kasus terkini, tempat tidur rumah sakit, termasuk ruang perawatan intensif, di ibu kota akan penuh pada pekan pertama April.
Selama beberapa pekan terakhir, pemerintah Filipina telah menerapkan penguncian wilayah (lockdown), jam malam, larangan orang asing masuk dan perintah tetap di rumah bagi anak kecil.
Namun, jumlah kasus terus menanjak karena buruknya tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan dan masuknya varian virus baru yang lebih cepat menular.
(AFP/sfr)