Diakonia.id –
Hal itu ia sampaikan langsung ketika bertemu Presiden Joko Widodo bersama para pimpinan organisasi masyarakat (Ormas) keagamaan di Istana Negara, Senin (30/8).
“Saya mengusulkan agar vaksinator di Papua sebaiknya dilakukan oleh nakes non-TNI dan Polri,” kata Gomar dalam keterangan resminya, Selasa (31/8).
Gomar mengatakan bahwa banyak penduduk Papua yang menolak melakukan vaksin bila vaksinatornya berasal dari personel TNI/Polri. Penolakan itu tak lepas dari sejumlah persoalan di Papua.
“Kalau tenaga kurang, gereja-gereja siap membantu mengirimkan relawan. TNI dan Polri dapat menopang dari belakang,” kata Gomar.
Selain itu, Gomar juga meminta kepada Jokowi untuk memperhatikan Papua terkait vaksinasi. Pasalnya, vaksinasi di luar Jawa-Bali selama ini kurang merata.
Dia menekankan bahwa jumlah masyarakat di luar Jawa-Bali juga tidak kalah banyak.
“Ada kesenjangan antar wilayah menyangkut akses vaksinasi ini, khususnya di daerah terpencil dan daerah timur Indonesia,” kata dia.
Gomar lalu meminta semua pihak berkonsentrasi dan gotong royong mengatasi pandemi. Ia juga meminta tidak menggunakan pandemi sebagai ajang untuk panggung kontestasi politik.
“Gonjang-ganjing politik tidak perlu yang diakibatkan oleh syahwat politik yang tinggi dari para elit politik yang sudah tak sabar dengan Pileg dan pilpres 2024,” kata dia.
Diketahui, sejumlah kasus kekerasan di Papua diduga melibatkan aparat TNI dan Polri. Misalnya, kasus penginjakan kepala seorang warga Merauke oleh oknum TNI AU, serta penembakan pendeta Yeremia Zanambani, di Hitadipa, hingga sejumlah kasus dugaan pelanggaran HAM di masa lalu.
(rzr/bmw)
. (cnnindonesia)
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210831182257-20-687981/pgi-usul-ke-jokowi-vaksinator-di-papua-non-tni-dan-polri