Diakonia.id – Dalam sebuah drama Natal (mungkin dari tahun 2019), Hillsong Australia menggambarkan salah satu dari orang majus sebagai seorang wanita (“Hillsong Depicts,” Reformation Charlotte, 9 Mei 2020). Proses feminisasi ini cocok dengan keinginan Hillsong untuk membuat Kristus serupa dengan budaya modern, dalam pemberontakan terhadap Firman Allah, dan Hillsong mewakili hati dan jiwa dari musik penyembahan kontemporer. Ini adalah versi kekristenan yang sangat merasa nyaman di dunia ini.
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Rom. 12:2).
TAMBAHAN EDITOR: Selama puluhan tahun, Hillsong telah menjadi pemimpin dan pelopor dari gerakan musik “kristen” kontemporer, yang menggabungkan gaya musik dunia (rock & roll, country, pop, jazz, dll.) dengan kata-kata “kristiani.” Hasilnya adalah pesan yang duniawi, dan gereja yang duniawi. Sayangnya, filosofi ini telah diadopsi oleh sebagian besar gereja-gereja di seluruh dunia, yang menyebabkan garam kekristenan kehilangan keasinannya. (wayoflite)