• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Keluarga & Relasi

Ajaran Alkitab mengenai cara mengatasi pertikaian saudara

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
6 February 2020
in Keluarga & Relasi
0
80
SHARES
422
VIEWS


Diakonia.id – Persaingan dan pertikaian saudara sudah ada sejak waktu permulaan, yang dimulai oleh dua saudara yang direkam oleh Alkitab, Kain dan Habel. Kita juga menemui beberapa saudara yang bersaing dalam Alkitab, di antara lain Ismael dan Ishak, Esau dan Yakub, Lea dan Rahel, Yusuf dan saudaranya, dan Abimelekh dan saudaranya. Dalam setiap kasus, persaingan antar saudara ini berakhir dengan satu atau lebih saudara melakukan tindakan berdosa.

Allah menghendaki supaya semua saudara hidup secara harmonis dan dengan saling menghasihi (Mazmur 133:1). Kasih persaudaraan digunakan sebagai contoh akan cara umat Kristen memperlakukan sesamanya (Ibrani 13:1; 1 Petrus 3:8). Kita tahu bahwa hal ini tidak selalu terjadi dan persaingan saudara itu memang ada. Saudara lelaki dan perempuan sering bertikai dan berkelahi, berbohong dan menipu, dan memperlakukan saudaranya dengan tidak pantas.

Tugas orang tua adalah mendidik anak supaya menyerupai Kristus, sehingga kita perlu belajar dari Yesus apa yang penting dalam halnya bertindak dan memperlakukan orang lain.

Yesus mengajar bahwa kedua perintah terpenting adalah mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita (Matius 22:36-40). Kita tahu bahwa sesama kita adalah mereka yang tinggal dekat dengan kita, dan tidak ada yang lebih dekat daripada saudara-saudari kita. Rumah tangga harus menjadi tempat dimana anak belajar saling mengasihi. “Kasih menutupi segala pelanggaran” (Amsal 10:12), termasuk semua penyebab pertikaian antar saudara.

Persaingan antar saudara dapat disebabkan oleh kecemburuan, keegoisan, dan kecenderungan pilih kasih orang tua (baik bersifat nyata atau hanya sekedar perasaan). Persaingan saudara antara Kain dan Habel sepertinya disebabkan oleh kecemburuan Kain karena persembahan Habel diterima (Kejadian 4:3-5). Persaingan saudara di keluarga Gideon disebabkan oleh keinginan egois Abimelekh menjadi raja (Hakim-Hakim 9:1-6). Persaingan saudara di antara putra Yakub juga disebabkan oleh sikap pilih kasih Yakub terhadap Yusuf (Kejadian 37:3-4).

Penyebab persaingan saudara dapat diatasi melalui kebaikan, sikap menghormati, dan, tentunya, kasih (1 Korintus 13:4-7). Orang tua harus menegaskan supaya anaknya saling memperlakukan dengan baik, dengan hormat, dan dalam kasih — dan orang tua juga harus meneladani sikap yang serupa.

Alkitab mengajarkan cara menghadapi sesama kita. Efesus 4:31-32 membahas beberapa perilaku buruk yang perlu kita hindari dan membahas perilaku positif yang perlu kita kembangkan: “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Filipi 2:3-4 juga sangat membantu: “Janganlah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau untuk menyombongkan diri. Sebaliknya hendaklah kalian masing-masing dengan rendah hati menganggap orang lain lebih baik dari diri sendiri. Perhatikanlah kepentingan orang lain; jangan hanya kepentingan diri sendiri” (versi BIS).

Kisah Yusuf dan saudaranya bermula dengan persaingan saudara yang didasari kecemburuan dan kebencian, dan ada berbagai hal buruk yang menimpa Yusuf. Namun kisah itu berakhir gembira. Faktanya, kisah Yusuf mengajarkan tentang kasih persaudaraan, pengampunan, dan kedaulatan dan kebaikan Allah (baca Kejadian 37-50). Perilaku Yusuf pada saudara-saudaranya di pasal terakhir Kejadian merupakan teladan yang baik akan kebaikan, kerendahan hati, dan kasih. (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: KeluargaTeologia
Previous Post

Apakah semua pengajar injil kemakmuran berupa pengajar sesat dan/atau penipu?

Next Post

Aktivis Sudarto dijadikan tersangka ujaran kebencian, Komnas HAM: ‘Kami akan bertindak jika ada pelanggaran HAM’

Next Post
Aktivis Sudarto dijadikan tersangka ujaran kebencian, Komnas HAM: ‘Kami akan bertindak jika ada pelanggaran HAM’

Aktivis Sudarto dijadikan tersangka ujaran kebencian, Komnas HAM: 'Kami akan bertindak jika ada pelanggaran HAM'

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id