• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Keluarga & Relasi

Apa kata Alkitab mengenai pernikahan kembali setelah kematian suami/istri?

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
7 July 2022
in Keluarga & Relasi
0
58
SHARES
307
VIEWS


Diakonia.id – Apakah seorang memenuhi persyaratan untuk menikah kembali setelah mereka menjadi janda? Alkitab tidak melarang pernikahan kembali setelah pasangan mati, tetapi dalam kasus khusus, Alkitab malah mendukungnya (1 Korintus 7:8-9; 1 Timotius 5:14). Kebudayaan Yahudi di dalam masa Alkitab juga mendukung hal ini dengan alasan yang berbeda. Dalam sebagaian besar kasus, Alkitab membahas kondisi janda dibandingkan duda. Akan tetapi, di dalam konteks ayat-ayat Alkitab tidak ditemui ulasan bahwa standar tersebut membedakan pria atau wanita secara khusus.

Pembahasan janda mungkin lebih sering terjadi karena tiga alasan. Pertama, karena para pria biasanya kerja di luar rumah dan terkadang melakukan pekerjaan yang membahayakan. Pria pada masa Alkitab mempunyai umur yang lebih pendek dibandingkan istrinya. Jadi janda lebih sering dijumpai daripada duda.

Alasan yang kedua membahas kebiasaan bahwa janda seringkali tidak mampu menghidupi diri atau anak mereka pada jaman Alkitab dituliskan (2 Raja-Raja 4:1-7). Pernikahan kembali adalah satu-satunya cara dimana seorang janda dapat dilindungi dan menyanggupi kebutuhan pribadi maupun anaknya. Pada waktu Kristus menetapkan Gereja, maka Gereja-lah yang bertanggung-jawab atas perawatan pada janda-janda jika menyanggupi kondisi tertentu (1 Timotius 5:3-10).

Isu ketiga adalah penerusan garis keturunan suami dan marga keluarga merupakan perhatian khusus di dalam kebudayaan Yahudi. Sebagai akibat, jika seorang suami meninggal tanpa meninggalkan keturunan, maka saudara kandung laki-lakinya didukung untuk menikahi janda itu demi memberinya keturunan. Adapula pria lain di dalam keluarga yang dapat melakukan hal itu, tetapi ada urutan yang harus diperhatikan dalam mengemban atau melewatkan tanggung-jawab itu (lihat kitab Rut sebagai contoh). Di antara imam pun (yang harus mengikuti standar yang lebih tinggi), pernikahan setelah kematian pasangan juga diperbolehkan. Dalam kasus imam, adalah pengertiannya bahwa mereka hanya diperbolehkan menikahi janda dari imam yang lain (Yehezkiel 44:22). Jadi, berdasarkan semua instruksi Alkitab pada topik ini, pernikahan setelah kematian pasangan memang diperbolehkan oleh Allah.

Roma 7:2-3 menyatakan, “Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.” Meskipun dengan jumlah perceraian yang diperkirakan sampai 50% dari semua pernikahan, sebagian besar sumpah pernikahan masih mengandung ungkapan “sampai kematian memisahkan kita.” Ungkapan ini mungkin tidak secara khusus diangkat dari Alkitab, akan tetapi prinsipnya memang Alkitabiah.

Ketika seorang pria dan wanita menikah, Allah mempersatukan mereka sebagai satu daging (Kejadian 2:24; Matius 19:5-6). Satu-satunya yang dapat memutuskan kesatuan pernikahan itu, dari sudut pandang Allah, adalah kematian. Jika pasangan seseorang meninggal, maka janda / duda itu bebas untuk menikah lagi. Rasul Paulus memperbolehkan para janda menikah kembali di dalam 1 Korintus 7:8-9 dan mendukung janda yang tergolong masih muda supaya menikah kembali di dalam 1 Timotius 5:14. Pernikahan setelah kematian pasangan adalah hal yang diperbolehkan oleh Allah. (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: KeluargaPernikahan
Previous Post

Apa kata Alkitab mengenai istri Kristen?

Next Post

Mengapa perselingkuhan begitu merusak pernikahan?

Next Post

Mengapa perselingkuhan begitu merusak pernikahan?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id