• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Keluarga & Relasi

Apa kata Alkitab tentang jatuh cinta?

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
9 June 2020
in Keluarga & Relasi
0
86
SHARES
454
VIEWS


Diakonia.id -“Jatuh cinta” adalah menjadi terpikat pada seseorang dan mulai merasa cinta pada orang itu. Jatuh cinta sedang menggambarkan perasaan senang seseorang ketika mereka merasakan cinta. Alkitab tidak berbicara tentang jatuh cinta, melainkan tentang cinta itu sendiri.

Alkitab tidak menggambarkan cinta sebagai perasaan melainkan tindakan yang dipilih. Kita memilih untuk mengasihi; yakni, kita berkomitmen untuk bertindak demi kebaikan orang lain. Ide di balik ekspresi “jatuh cinta” sangat tergantung pada perasaan senang dan kuatnya rangsangan hormon. Kasih yang alkitabiah berada dalam kondisi terpisah dari perasaan; dalam kata lain, perintah “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Yakobus 2:8) dapat ditaati tanpa dipengaruhi oleh hormon.

Tentunya perasaan senang seringkali mendampingi cinta, dan secara alami kita mempunyai perasaan hangat terhadap orang yang kita senangi. Dan adalah pada tempatnya untuk mempunyai perasaan yang positif ditemani rangsangan hormon pada pasangan yang kita nikahi. Namun jika “jatuh cinta” sampai sebatas itu saja, maka ada masalah. Apa yang terjadi ketika perasaan mulai hambar? Bagaimana ketika rangsangan hormon kita sudah menyurut? Apakah cinta kita sudah jatuh?

Cinta seharusnya tidak tergantung pada perasaan atau manfaat atau daya tarik romantis. Konsep “jatuh cinta” menekankan kondisi perasaan mereka yang terlibat, seolah-olah mereka tidak sengaja terjerumus ke dalam sesuatu. Meskipun “jatuh cinta” puitis, namun realitanya kita bertanggung-jawab mengendalikan perasaan kita. Banyak sekali pernikahan (dan dimulai dengan ceroboh) berujung pada perceraian karena kedua pihak “jatuh cinta” dengan orang yang salah. Perlu kita ingatkan bahwa Allah membenci perceraian (Maleakhi 2:16), tanpa menghiraukan betapa “jatuh cintanya” suami atau istri pada orang lain.

Cinta bukan kondisi yang ke dalamnya kita tidak sengaja terperosok. Cinta adalah komitmen yang kita penuhi dalam kehidupan. Masalah pada konsep “jatuh cinta” ada pada penyimpangan makna cinta atau kasih yang sebenarnya. “Jatuh cinta” lebih mirip dengan “terjatuh ke dalam nafsu” atau “jatuh hati.” Kasih adalah “jalan yang terbaik” (1 Korintus 12:31, versi BIS). “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati” (1 Korintus 13:4), dan kita tidak “jatuh” ke dalam kesabaran atau kemurahan hati. Semakin kita mengasihi, semakin kita memberi dan semakin kita berfokus pada orang lain (baca Yohanes 3:16 dan 1 Yohanes 4:10).

Ungkapan “jatuh cinta” itu menarik, dan bayangan asmaranya menyenangkan. Perasaan itu tidak salah, dan mungkin saja orang yang jatuh cinta telah menemukan pasangannya yang sempurna. Namun penting untuk diingat bahwa kasih sebenarnya lebih besar dari sekedar perasaan yang didasari oleh daya tarik jasmani. Mereka yang sedang “jatuh cinta” kadang buta terhadap situasi mereka yang sebenarnya dan seringkali salah menganggap kuatnya perasaan mereka sebagai cinta yang sejati. Sang mempelai wanita dalam Kidung Agung berbicara mengenai sifat permanen nya cinta sejati ketika ia berkata pada suaminya: “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu” (Kidung Agung 8:6). Dalam kata lain, “Ikrarkan padaku seluruh perasaanmu (hatimu), dan seluruh kekuatanmu (lenganmu). (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Relasi
Previous Post

3 Ayat Alkitab Tentang Penghinaan dan Cara Menghadapinya

Next Post

3 Perzinahan Rohani Menurut Alkitab Yang Harus Dihindari

Next Post
3 Perzinahan Rohani Menurut Alkitab Yang Harus Dihindari

3 Perzinahan Rohani Menurut Alkitab Yang Harus Dihindari

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id