Diakonia.id – Ini pertanyaan yang sulit dijawab, apapun alasan penyebabnya. Hal pertama yang harus kita ingat adalah nasehat Yesus kepada Petrus tentang mengampuni orang yang telah berdosa terhadap kita: “Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: ‘Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?’ Yesus berkata kepadanya: ‘Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali'” (Matius 18:21-22). Mengampuni adalah langkah pertama yang harus kita ambil.
Anda mungkin dapat menganggap pacaran sebagai latihan untuk pernikahan. Ini bukan berarti Anda harus menikahi orang itu. Allah mungkin mengarahkan Anda kepada orang lain, tetapi mengampuni dan berusaha memecahkan masalah masih merupakan langkah terbaik kecuali, setelah berdoa, Allah masih mengarahkan Anda untuk meninggalkan hubungan tersebut. Memecahkan masalah merupakan kebiasaan yang baik, sebagaimana yang kita lakukan dalam pernikahan, daripada melarikan diri ketika pasangan nikah kita berperilaku buruk atau menyakiti kita.
Ada satu alasan yang tepat untuk memutuskan hubungan asmara. Paulus dalam 1 Korintus 5:9-11 mengajar, “Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.” Jika pacar Anda terjerat dosa semacam ini, Paulus memerintahkan supaya Anda memutuskan hubungan itu segera. Mereka yang hidupnya dicemari oleh keserakahan, percabulan, berhala, dsb. tidak sepantasnya menjadi calon pasangan nikah kita.
Setiap situasi tidaklah sama, dan sulit sekali memberi saran yang tepat untuk setiap situasi yang berbeda. Adalah jelas bahwa Allah berkenan supaya kita mengampuni, namun dalam halnya memutuskan hubungan asmara, cara yang terbaik adalah mendoakannya, dengan ketekunan, ketajaman, hikmat, dan belas kasih. (gotquestions)