Diakonia.id – Artikel ini tidak saya tujukan untuk membahas seluruh aspek mengenai memberikan uang kepada peminta-minta dan tunawisma, tapi membahas argumen yang muncul lagi dan lagi dalam pikiran orang saat menghadapi situasi ini.
Banyak orang berpikir mereka harus menjadi penjaga yang baik atas keuangan mereka, dan akan memberi di saat mereka yakin uang mereka digunakan dengan tepat. Orang ingin berlaku murah hati, tapi kemurahan hati juga butuh hikmat, bukan?
BUKAN!!
Pertama, bukan demikian yg dimaksud dengan murah hati.
Kemurahan hati bukan mengenai kemana uang kita pergi, tapi seberapa rela uang itu meninggalkan dompet kita.
Kedua, banyak orang tidak mau memberi karena tidak yakin uang yang diberikan akan digunakan dengan baik oleh si penerima.
Kebenarannya adalah, itu BUKAN keputusan si pemberi.
Keputusan bagaimana uang itu digunakan adalah antara si penerima dan Tuhan.
Satu-satunya keputusan yang perlu anda buat adalah apakah anda akan memberi sesuai tuntunan Tuhan, dan seberapa rela dan sukacita anda saat memberikannya.
PERHATIKAN BAIK-BAIK
Saya tidak sedang menyarankan anda memberikan seluruh uang anda kepada orang yang tidak bertanggungjawab. Berdoalah minta tuntunan Tuhan kepada siapa anda harus berikan uang anda.
Jika anda merasa tidak ingin memberikan uang anda kepada peminta-minta dan tunawisma, dan ingin memberikannya pada orang lain, itu sepenuhnya keputusan anda.
Yang saya mau sampaikan adalah, ada kalanya kita merasa dituntun untuk memberikan uang kepada orang yang kemungkinan besar akan menyalahgunakannya, tapi atas nama ‘hikmat’, kita batal melakukannya.
Itu BUKAN hikmat.
Itu namanya PENGHAKIMAN.
Menahan uang dari orang yang mungkin menyalahgunakannya tidak menjadikan anda berhikmat, itu membuat anda jadi ‘hakim’.
Hikmat itu seperti ini :
Jika anda merasa Tuhan menuntun anda memberi, tak peduli siapa yang menerima dan bagaimana mereka menggunakannya, BERI SAJA!
Jangan bungkus sikap menghakimi kita dengan kemasan bernama hikmat dan menutupi pilihan salah kita seolah itu berasal dari kebijaksanaan kita.
Sebagai penutup, berikut kutipan dari Bill Johnson :
Tidak memberi uang kepada kaum miskin hanya karena kita takut mereka akan menyalahgunakannya, adalah PENYALAHGUNAAN uang.
Untuk direnungkan :
Apakah saya segera memberi jika Tuhan menuntun saya untuk memberi,
atau apakah saya membiarkan hikmat palsu merampas sukacita memberi?
[Phil Drysdale : Is it wisdom to give money to the homeless?; 19 June, 2013]
http://www.phildrysdale.com/2013/06/is-it-wisdom-to-give-money-to-the-homeless/