Diakonia.id -secara terpisah dari asupan rohani yang diperoleh dari gereja. Lantas, bagaimana cara yang benar untuk melakukan renungan harian sebagai keluarga?
Renungan harian bagi keluarga adalah waktu khusus ketika suami dan istri, atau orang tua dengan anak, duduk bersama, membaca Alkitab, dan berdoa bersama. Waktu ini dikhususkan untuk membangun setiap anggota keluarga dan menciptakan rasa persatuan, serta arah tujuan yang jelas bagi keluarga.
Menjadwalkan waktu renungan secara sengaja dan menetapkan kebiasaan yang dapat memperkuat jadwal renungan keluarga itu penting. Renungan keluarga dapat menguatkan hubungan antar saudara dan memberi kesempatan untuk berdoa bersama dan mendoakan mereka. Meskipun harus mengatur dan mengorbankan waktu, menjadwalkan renungan secara keluarga setiap hari selalu menghasilkan perkembangan rohani dan menguatkan citra keluarga Kristen.
Jika sebagai orang tua kita belum mengadakan renungan harian secara teratur terlebih dahulu, maka renungan secara keluarga mungkin terasa asing dan membingungkan. Namun keinginan untuk melakukan renungan setiap hari dapat menjadi hal yang dicontoh anak-anak kita, ketika kita mengejar sebuah hubungan yang dalam dengan Allah. Komitmen pribadi kita pada pembacaan Alkitab dan doa mencerminkan betapa pentingnya perkembangan rohani kita, sebagai orang tua. Jika praktek ini sesuatu yang alami bersama dengan anak-anak kita, maka masa depan kita menyimpan sebuah petualangan yang luar biasa. Kuncinya adalah transparansi dan ketekunan!
Tujuannya adalah mendidik anak yang terus mengabdi kepada Allah ketika dewasa. Keinginan kami adalah mendidik anak yang berdoa, yang fasih menggunakan Firman Allah, dan yang bersandar pada komunitas keluarga, kerabat, serta gereja dalam mengambil keputusan, mencetuskan tujuan hidup mereka, dan mengatur hubungan mereka.
Allah memerintah kepada bangsa Israel, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6:6-7). Di dalam Efesus 6:4 umat Kristen diberitahu, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Sudah jelas perintah bagi orang tua untuk mengajari anak mereka tentang Allah dan jalan-jalanNya. Berhubungan dengan Allah, sebagai keluarga, dalam doa dan pembacaan Alkitab, adalah cara yang baik memenuhi perintah Allah di atas. Dalam renungan keluarga, kita tidak hanya mengajar anak kita tetapi juga meneladani perilaku yang bermanfaat secara rohani. Seringkali, dalam mengajar anak-anak, iman orang tua juga ikut tertantang. Sekali lagi, renungan secara kekeluargaan bermanfaat bagi pertumbuhan rohani setiap anggota keluarga.
Dalam melaksanakan renungan secara keluarga, berfokuslah pada perkembangan karakter. Gunakan ayat yang berhubungan dengan situasi dan kebutuhan yang sedang dihadapi keluarga Anda. Dengan demikian anak-anak dapat menangkap bahwa Alkitab masih berlaku dalam kehidupan kita di abad ke-21 ini. Mereka juga dapat mengerti bahwa Allah adalah Bapa yang penuh kasih dan kepedulian, yang menghendaki hubungan pribadi dengan anak-anakNya, dan Ia menyediakan hikmat dan bimbingan bagi kehidupan mereka.
Dimana anak-anak bertumbuh dewasa, mereka dapat menghubungkan doktrin dan teologi dengan kehidupan yang dihasilkan. Perbandingan dengan agama lain juga membantu mereka mengasah ketajaman analisa mereka.
Selain waktu yang dikhususkan untuk mengadakan renungan keluarga, waspadalah terhadap kesempatan mengajar tentang Allah. Kesempatan seperti itu sangat jarang, sangat berharga, dan tidak dapat dijadwalkan. Ketika anak Anda bertanya atau menyampaikan penilaiannya, itu merupakan kesempatan emas untuk menyampaikan kasih dan kepedulian Allah terhadap dirinya. Mungkin Anda tidak mempunyai semua jawaban pada waktu itu juga, namun anak Anda sudah mengetahui bahwa ia didengarkan, bahwa pertanyaannya penting, dan kalian akan mencari jawabannya bersama. Ini membuka pintu bagi dialog dan mencerminkan pemenuhan perintah Efesus 6:4 secara nyata.
Renungan keluarga dapat menjadi petualangan bersama yang indah dengan Allah. Ada sebuah nuansa sehat yang dikembangkan dimana anak-anak kita dapat bertumbuh secara rohani, terutama jika beroleh dukungan komunitas besar Kristen.
Renungan keluarga adalah kunci dari berkat yang disampaikan dalam Yakobus 1:25: “Tetapi barangsiapa [termasuk para keluarga] meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” (gotquestions)