• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Apakah Tuhan betul-betul ada? Bagaimana saya tahu bahwa Tuhan itu betul-betul ada?

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
8 June 2021
in Apologetika, Belajar Alkitab, Umum
0
KAMU ADALAH ALLAH – KALIAN ADALAH ELOHIM (?)Kalian adalah para Hakim
65
SHARES
343
VIEWS


Diakonia.id – Kita tahu bahwa Allah betul-betul ada karena Dia telah menyatakan diriNya kepada manusia melalui tiga cara: dalam penciptaan, melalui firmanNya, dan dalam diri AnakNya, Yesus Kristus.

Bukti paling dasar dari keberadaan Allah ternyatakan dari apa yang telah Dia ciptakan. “Sebab apa yang tidak nampak daripadaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka [orang-orang yang tidak percaya] tidak dapat berdalih” (Roma 1:20).

“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tanganNya” (Mazmur 19:2).

Kalau saya menemukan sebuah jam tangan di tengah-tengah lapangan, saya tidak akan menganggap bahwa jam tangan tersebut “muncul” begitu saja, atau memang sudah ada dengan sendirinya. Berdasarkan desain dari jam tangan tersebut, saya pasti berasumsi ada orang yang mendesain jam tangan itu.

Namun, saya melihat desain dan ketelitian yang agung dalam alam semesta ini. Cara kita menghitung waktu bukan berdasarkan jam tangan, namun berdasarkan karya agung Allah, perputaran bumi (dan kandungan radioaktif dari atom Cesium-133).

Alam semesta memperlihatkan adanya desain yang luar biasa, dan karenanya memperlihatkan keberadaan Sang Desainer Agung itu sendiri.

Jika saya menemukan berita yang disandikan, saya akan mencari seorang pemecah sandi untuk memecahkan sandi itu. Asumsi saya pasti ada seorang pengirim berita, seseorang yang cerdas yang menciptakan kode itu.

Bagaimana kompleksnya “kode” DNA dalam setiap sel tubuh kita? Bukankah kompleksitas dan tujuan dari DNA itu menyatakan adanya Penulis kode yang begitu berakal budi?

Bukan saja Allah telah menciptakan dunia yang begitu kompleks dan teratur, Dia juga telah menanamkan rasa kekekalan dalam diri setiap insan (Pengkhotbah 3:11). Umat manusia memiliki naluri yang tajam bahwa hidup ini bukan terbatas hanya pada yang kelihatan saat ini saja; namun ada kesadaran mengenai satu keberadaan yang melampaui apa yang ada di bumi ini.

Naluri kekekalan dalam diri manusia menyatakan diri dalam paling sedikit dua hal: hukum dan penyembahan.

Setiap peradaban dalam sejarah memiliki aturan-aturan hukum tertentu yang secara mengejutkan memiliki kesamaan dari budaya yang satu ke budaya lainnya. Contohnya, kasih dihargai di mana-mana, sementara kebohongan dicela secara universal.

Ini adalah moralitas umum, satu pengertian global mengenai benar dan salah, yang menunjuk pada Dia, Pribadi yang Bermoral Tertinggi, yang memberikan perasaan benar dan salah seperti itu kepada kita.

Demikian pula orang-orang di seluruh dunia, tanpa memandang budaya, selalu memiliki sistem penyembahan. Obyek penyembahan itu sendiri mungkin berbeda-beda, namun perasaan tentang adanya “kuasa yang lebih tinggi” merupakan bagian yang tak dapat disangkal dalam diri manusia.

Kecenderungan manusia untuk menyembah sesuai dengan fakta bahwa Allah telah menciptakan kita “menurut gambarNya” (Kejadian 1:27).

Allah juga telah mengungkapkan diriNya kepada kita melalui FirmanNya, Alkitab. Dalam Alkitab, keberadaan Allah dinyatakan sebagai fakta yang sudah jelas (Kejadian 1:1; Keluaran 3:14).

Ketika Benjamin Franklin menuliskan otobiografinya, dia tidak menghabiskan waktu membuktikan bahwa dia ada. Demikian pula Allah, Ia tidak menghabiskan waktu membuktikan keberadaanNya dalam kitab yang diwahyukanNya.

Alkitab yang mampu mengubah hidup, integritasnya, dan keajaiban terkait penulisannya seharusnya cukup membuat kita menaruh perhatian pada Alkitab.

Cara ketiga Tuhan menyatakan dirinya adalah melalui anakNya, Yesus Kristus (Yohanes 14:6-11). Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah… Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, (Yohanes 1:1, 14). Di dalam Yesus Kristus, berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan” (Kolose 2:9).

Dalam kehidupan Yesus yang luar biasa, Dia memelihara seluruh hukum Perjanjian Lama dengan sempurna dan menggenapkan nubuat-nubuat mengenai Mesias (Matius 5:17).

Dia melakukan begitu banyak karya yang menyatakan belas kasihannya, mengerjakan mukjizat-mukjizat di depan umum yang menbuktikan berita yang disampaikanNya dan keilahianNya (Yohanes 21:24-25).

Kemudian, tiga hari setelah penyalibanNya, Dia bangkit dari antara orang mati; sebuah fakta yang diteguhkan oleh ratusan saksi-saksi mata (1 Korintus 15:6).

Catatan sejarah dipenuhi dengan “bukti” mengenai siapakah Yesus itu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “Perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil” (Kisah 26:26).

Kita sadar bahwa selalu ada orang yang sulit percaya, orang-orang yang punya ide sendiri mengenai Allah dan menafsirkan bukti-bukti semaunya. Dan ada pula sebagian orang yang dengan bukti sebanyak apapun tidak akan pernah bisa meyakinkan mereka (Mazmur 14:1).

Pada akhirnya, semuanya adalah mengenai iman (Ibrani 11:6).

Join @idDiakonia on Telegram
Source: gotquestions
Tags: AgnosisAlkitabAtheisTheis
Previous Post

Apakah ada bukti yang meyakinkan mengenai keberadaan Allah?

Next Post

Mengapa Allah tidak menyembuhkan bagian tubuh yg buntung?

Next Post
Mengapa Allah tidak menyembuhkan bagian tubuh yg buntung?

Mengapa Allah tidak menyembuhkan bagian tubuh yg buntung?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id