• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Apakah yang dimaksud dengan menyebut nama Tuhan sembarangan?

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
1 November 2020
in Apologetika, Belajar Alkitab, Umum
0
MASALAH ANDA BUKAN DOSA ANDA
123
SHARES
647
VIEWS


Diakonia.id – Walaupun banyak orang beranggapan bahwa menyebut nama Tuhan sembarangan berkaitan dengan penggunaannya dalam hujatan, sebetulnya kaitannya jauh lebih luas. Untuk memahami betapa kejinya menyebut nama Tuhan sembarangan, kita perlu mempelajari nama Tuhan menurut sudut padang Alkitab. Allah dari Israel dikenali dengan berbagai nama dan julukan, namun peranan konsep nama Allah di sepanjang Alkitab sangat penting dan unik. Sifat dan atribut Allah, kepenuhan-Nya, dan kemuliaan-Nya tercermin oleh nama-Nya (Mazmur 8:1). Mazmur 111:9 memberitahu bahwa nama-Nya “kudus dan dahsyat,” dan doa Bapa Kami dimulai dengan panggilan kehormatan pada Allah “dikuduskanlah nama-Mu” (Matius 6:9), sebuah cerminan bahwa rasa hormat bagi Allah dan nama-Nya harus diutamakan dalam doa kita. Seringkali kita tergesa-gesa menerombol ke dalam hadirat Allah dengan sebuah “daftar pekerjaan” bagi-Nya, tanpa mengingat kekudusan-Nya, kedahsyatan-Nya, dan begitu besarnya perbedaan di antara khodrat kita dengan khodrat-Nya. Bahkan supaya kita bisa hadir menghadap takhta-Nya sama sekali hanya merupakan kemurahan kasih-Nya bagi mereka yang adalah milik-Nya (Ibrani 4:16). Kita tidak boleh sekali-kali menyepelekan kasih karunia itu.

Mengingat kemegahan nama Allah, semua penggunaan nama Allah yang mencemarkan Dia dan sifat-Nya termasuk dalam kategori menyebut nama Tuhan dengan sembarangan. Hukum ke-tiga dari Kesepuluh Perintah Allah melarang penggunaan nama Tuhan dengan sembarangan karena menunjukkan kurangnya rasa hormat bagi Allah Sendiri. Seseorang yang menyalahgunakan nama Allah akan ‘dipandang bersalah’ oleh-Nya (Keluaran 20:7). Di dalam Perjanjian Lama, nama Allah dicemarkan ketika seorang tidak melaksanakan nazar atau sumpah yang diambil dalam nama-Nya (Imamat 19:12). Orang yang menggunakan nama Allah untuk menegaskan sumpahnya, namun tidak memenuhi janjinya, menunjukkan sikap tidak menghormati Allah dan tidak takut terhadap pembalasan-Nya. Pada hakekatnya ialah sama dengan menolak keberadaan Allah. Bagi orang percaya sekarang, kita sudah tidak perlu menguatkan sumpah kita dengan menggunakan nama Allah karena kita diperintah untuk tidak bersumpah sama sekali, “jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak” (Matius 5:33-37).

Namun adapula pengertian lain tentang cara menyebut nama Tuhan dengan sia-sia. Mereka yang menggunakan nama Kristus, baik mereka yang berdoa dalam nama-Nya, maupun yang mengenakan nama-Nya sebagai orang Kristen, tetapi hidup dalam ketidaktaatan terhadap perintah-Nya, sedang menyebut nama-Nya dengan sia-sia. Yesus Kristus telah diberi nama di atas segala nama, yang pada-Nya semua orang harus bertekuk lutut (Filipi 2:9-10), dan ketika kita mengenakan nama “Kristen,” kita harus memahami semua kaitannya. Jika kita mengaku sebagai orang Kristen, namun bertindak, berpikir, dan berucap kata sama seperti dunia atau bahkan dengan lebih buruk, maka kita sedang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ketika kita tidak mewakili Kristus menurut yang telah dijelaskan dalam Alkitab, baik secara disengaja atau tidak, kita sedang menyia-nyiakan nama Tuhan. Ketika kita mengaku kita mengasihi-Nya, namun tidak melaksanakan perintah-Nya (Lukas 6:46), kita sedang menyia-nyiakan nama-Nya dan berada dalam bahaya dikecam, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” oleh-Nya pada hari penghakiman (Matius 7:21-23).

Nama Tuhan adalah kudus, karena Ia kudus. Nama Tuhan mewakili kemuliaan-Nya, kemegahan-Nya, dan keilahian-Nya. Kita perlu menghormati dan menyegani nama-Nya sama seperti kita menghormati dan menyegani Allah Sendiri. Gagal melakukan itu berarti kita menggunakan nama-Nya sembarangan.  (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Hukum Taurat
Previous Post

Ibu Pelaku Penyerangan Prancis Tak Percaya Putranya Membunuh

Next Post

Apakah Alkitab menyarankan untuk mengikuti hati kita?

Next Post
Mengapa orang-orang Kristen tidak berpuasa sebagaimana orang-orang Muslim?

Apakah Alkitab menyarankan untuk mengikuti hati kita?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.