Diakonia.id – Sebuah gereja kuno ditemukan di dalam danau di Turki. Reruntuhan gereja kuno ini terendam sedalam tiga meter dari permukaan air, dan berjarak sekitar 50 meter dari tepian Danau Iznik, ujung barat Turki.
Para arkeolog berpendapat bahwa gereja bergaya Romawi ini dibangun di tepi danau sekitar tahun 390, ketika Iznik masih dikenal sebagai Nicea dan Istanbul disebut sebagai Konstantinopel yang mana merupakan pusat kekaisaran Romawi di wilayah timur.
Para arkeolog juga berpikir bahwa gereja ini mungkin juga menyembunyikan harta lain di dalamnya yang kemungkinan sebuah kuil penganut ajaran pagan.
Sejak tahun 2006, kepala arkeologi di Universitas Bursa Uludag, Mustafa Sahin, telah melakukan pencarian di wilayah Iznik. Namun, bukti otentik baru muncul pada tahun 2014 ketika petugas survei pemerintah menunjukkan padanya beberapa foto udara tentang adanya reruntuhan bangunan ini.
“Ketika saya pertama kali melihat foto udara danau, saya cukup terkejut melihat struktur gereja yang jelas,” ungkap Sahin kepada Live Science.
Sahin berkata bahwa temuan ini menyimpan beberapa kuburan manusia di bawah tembok utama basilika yang dikenal sebagai dinding bema. Beberapa koin juga ditemukan di kuburan tersebut.
Koin-koin ini berasal dari masa pemerintahan Kaisar Valent (yang memerintah pada tahun 364-368) dan Kaisar Valentinian II (yang memerintah tahun 375-392). Artinya, basilika dibangun setelah tahun 390.
Sahin mengamini bahwa basilika ini didedikasikan untuk Santo Neophytos, yang meninggal dibunuh oleh orang Romawi di Nicea pada tahun 303, pada masa pemerintahan Kaisar Diocletian.
Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 313, Konstantinus Agung, kaisar saat itu, mengeluarkan Dekrit Milan yang menegaskan toleransi keagamaan bagi Kekristenan di seluruh Kekaisaran Romawi. Pada saat yang sama pula, Neophytos menjadi terkenal sebagai martir awal Kristen atau orang yang berani berjuang hingga mati.
Namun, bangunan ini mungkin jauh lebih tua daripada itu.
Sahin berkata bahwa basilika mungkin dibangun di atas sebuah kuil pagan untuk penyembahan kepada Apollo, dewa matahari Yunani dan Romawi.
Hal ini karena menurut catatan Romawi kuno, disebutkan bahwa kaisar Commodus yang memerintah kekaisaran Romawi dari 180 hingga 192 masehi membangun sebuah kuil untuk Apollo di Nicea. Para arkeolog berpendapat bahwa gereja Kristen dibangun sekitar tahun 390 di sebuah situs yang mungkin merupakan kuil penyembah Apollo.
Sahin mengatakan, beberapa bukti berupa koin dan pecahan lampu kuno yang ditemukan di situs gereja ini mengisyaratkan adanya struktur yang lebih lampau dari reruntuhan ini.
Bangunan ini tenggelam di dalam danau diperkirakan akibat dari gempa bumi pada tahun 740 meninggalkan reruntuhan yang terendam dan terlupakan sampai ditemukan kembali sekarang.
Langkah berikutnya, Sahin dan pemimpin pemerintah daerah, Alinur Aktas, telah menyerukan agar situs tersebut didirikan sebagai museum arkeologi bawah air pertama di Turki.
Jika disetujui, pembangunan bisa dimulai pada tahun ini dan akan terbuka untuk pengunjung pada 2019.
Sahin mengatakan, bangunan museum akan mencakup menara setinggi 20 meter agar reruntuhan bisa dilihat dari tepian danau, dan sebuah trotoar di atas danau, di atas situs yang terendam itu sendiri.
Sahin menambahkan, kompleks museum juga memberikan fasilitas menyelam, sehingga para wisatawan dapat menjelajahi reruntuhan yang tenggelam. [kompas]