• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Gereja

Eseni

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
28 January 2020
in Gereja, Sejarah, Tokoh Kristiani
0
201
SHARES
1.1k
VIEWS


Diakonia.id – Eseni (bahasa Inggris: Essenes) adalah nama bagi salah satu sekte Yahudi yang hidup dan berkembang di tepi Laut Mati sejak tahun 65-an SM hingga 70-an M.[1]

Informasi tentang kelompok ini terdapat di dalam naskah-naskah Laut Mati, meskipun di dalam naskah-naskah tersebut tidak pernah disebut mengenai nama Eseni.[2] Nama Eseni digunakan oleh Filo, Yosefus, dan Plinius (sejarawan-sejarawan Yahudi dan Romawi) untuk menyebut kelompok yang memiliki banyak persamaan dengan kelompok yang disebut di dalam naskah-naskah Laut Mati.[2] Kaum Eseni disebut juga komunitas Qumran sebab Qumran adalah nama tempat yang menjadi pusat kelompok Yahudi tersebut, sebagaimana dikisahkan oleh naskah-naskah Laut Mati.[3] Para ahli Perjanjian Baru cenderung menyamakan komunitas Qumran dengan kaum Eseni, atau menganggap Qumran sebagai pusat dari kelompok-kelompok Eseni lainnya yang terpencar-pencar di Palestina atau di luarnya.[3]

Kaum Eseni menganggap bahwa dunia telah menjadi sangat jahat dan kotor, sehingga mereka berupaya membentuk komunitas sendiri, di mana mereka dapat menjaga kesucian hidup mereka serta terlindungi dari dunia yang jahat.[4] Mereka percaya bahwa Allah akan segera mengintervensi jalannya dunia ini dan menetapkan pemerintahan Allah yang benar di dunia.[4] Karena itulah, mereka membentuk komunitas yang mandiri di Qumran dan mempraktikkan hidup yang terpisah dari dunia luar.[4]

Hubungan Kaum Eseni dengan Kelompok Yahudi Lainnya

Kaum Eseni, sebagaimana kelompok-kelompok Yahudi lainnya, muncul sebagai respons terhadap konflik-konflik politik yang muncul, di mana identitas Yahudi sedang terancam oleh Helenisasi yang dilancarkan oleh penjajah Romawi.[5] Akan tetapi, masing-masing kelompok Yahudi tersebut memilih cara dan norma yang dianggap penting sehingga tidak jarang bertentangan satu dengan yang lain.[4] Kaum Eseni memiliki pertentangan yang kuat terhadap kelompok Farisi dan Saduki, di mana kelompok Farisi dianggap oleh mereka kurang mengikuti hukum Taurat secara literer, sedangkan kaum Saduki dianggap sebagai pemimpin-pemimpin agama yang korup dan salah mengerti hukum Tuhan dalam menjalankan kultus Bait Suci.[4]

Qumran terletak di daerah dataran tinggi yang luas di dekat Laut Mati dengan dikelilingi gunung-gunung dan mata air di bagian bawahnya.[2] Di situ komunitas Eseni mendirikan bangunan-bangunan yang sebenarnya telah mulai dibangun tahun 150 SM, ketika Yohanes Hirkanus sedang memerintah di Yerusalem dan kaum Saduki memegang kekuasaan.[2] Bangunan-bangunan tersebut dihancurkan tahun 68 M pada waktu pemberontakan Yahudi pertama oleh tentara Romawi, di mana bangunan-bangunan dibumi-hanguskan dan penghuninya diusir.[1] Orang-orang Romawi kemudian membangun kembali bangunan-bangunannya dan digunakan sebagai kompleks prajurit-prajurit.[1] Setelah sempat direbut oleh Bar Khokba pada pemberontakan kedua, akhirnya bangunan-bangunan tersebut menjadi puing-puing saja setelah pemberontakan tersebut ditumpas.[1]

Bangunan utama berbentuk empat persegi panjang, berlantai dua, ukuran kasarnya 35 X 70 meter.[1] Salah satu sudutnya diperkuat menjadi bentuk sebuah menara pengawal dengan ruangan-ruangan gudang di bawahnya dan tiga ruangan sempit di atasnya.[1] Di samping itu terdapat sejumlah ruangan sempit dengan bangku-bangku sekeliling tembok.[1] Sebagian besar ruangan berfungsi sebagai ruang pertemuan, dan salah satu ruangan dilengkapi dengan meja-meja tulis, wadah-wadah tinta, dan baskom tempat cuci tangan bagi para ahli tulis.[1] Kemudian bangunan ini dilengkapi juga dengan ruang makan dan ruang menyimpan alat-alat makan.[1] Tata letak bangunan ini menunjukkan bangunan ini dipakai sebagai tempat tinggal suatu komunitas yang cukup besar.[1]

Ruang-ruang di bagian Barat dari gedung utama Qumran.

Keterangan mengenai pengajaran Kaum Eseni didapat dari dua dokumen penting, yakni buku Peraturan Persekutuan atau Petunjuk Disiplin, dan buku Peraturan Damaskus.[2] Para ahli berpendapat bahwa Peraturan Damaskus adalah pengembangan lebih lanjut dari Petunjuk Disiplin.[2]

Guru Kebenaran

Akar dari kaum Eseni diduga berasal dari masa setelah pemberontakan Makabe, ketika pengharapan orang-orang beragama digoyahkan oleh sifat-sifat keduniawian raja-raja Hashmonayim.[1] Menurut Peraturan Damaskus, beberapa orang pencari kebenaran kemudian memperoleh pencerahan dari seorang “Guru Kebenaran”. Karena itulah, sosok “Guru Kebenaran” ini terdapat di dalam tulisan-tulisan kaum Eseni dan di dalam kidung-kidung pujian yang menggambarkan kehidupan dan karya dia.[1]

Guru Kebenaran digambarkan sebagai seorang yang berasal dari keluarga imam tingkat tinggi Yahudi yang kemudian melihat dunia sekitarnya, yaitu adat istiadat Yahudi, telah dirusakkan dan umat Israel dianggap menyeleweng dari Allah.[1] Kemudian ia menjadi pengkhotbah pembela Taurat dan berhasil mengumpulkan sejumlah pengikut.[1] Ia mengecam orang-orang sezamannya beserta seluruh pemimpin-pemimpin agama.[1] Ia juga menelaah Kitab Suci dan dari situ membangun peraturan-peraturan dan tafsiran-tafsiran baru yang kemudian diajarkan kepada murid-muridnya.[1] Persekutuan itu dianggap sebagai Israel yang benar, dan anggotanya dianggap sebagai “anak-anak terang”.[1] Diduga bahwa setelah sang guru meninggal akibat penganiayaan, kemudian murid-muridnya mengundurkan diri dari kehidupan masyarakat umum dan mendirikan komunitas Qumran, di mana mereka terus menelaah Kitab Suci, mentaati peraturan-peraturan yang ketat, dan menantikan hari Tuhan, di mana Allah akan datang sebagai tanda kemenangan mereka.[1]

Taurat Bagi Israel Yang Baru

Komunitas ini sangat memandang negatif kepada dunia yang dianggap telah dikuasai oleh kuasa jahat, sedangkan komunitas mereka adalah anak-anak terang yang menantikan Tuhan turun ke dunia untuk menghancurkan kuasa kegelapan.[1] Untuk menjaga kemurnian diri selaku anak-anak terang, kaum Eseni melakukan berbagai disiplin dan mengikuti peraturan yang ketat.[1] Beberapa peraturan tersebut adalah tidak diizinkan memiliki barang milik pribadi, berjaga-jaga sepanjang malam, belajar bersama anggota lain, menyanyikan kidung-kidung, dan memanjatkan doa.[1] Sebagai penegak dari sistem ini, terdapat jabatan penilik, inspektur, dan hakim, serta imam-imam.[1]

 

Perang Terakhir

Kelompok ini menafsirkan Kitab Habakuk dalam melihat sejarah dunia.[1] Ketika hari akhir akan datang, seorang nabi akan muncul untuk memproklamasikan kedatangan hari tersebut.[1] Kemudian Allah akan mengutus dua orang mesias, yang satu seorang imam dan yang satu seorang prajurit.[1] Mesias imam dipandang sebagai Guru Kebenaran yang dihidupkan kembali dan diberikan kuasa, sedangkan mesias prajurit akan berasal dari garis keturunan Daud dan bertugas memimpin pasukan Allah dalam perang terakhir melawan kuasa kegelapan.[1] Keduanya akan memerintah umat Yahudi selaku umat Allah dan memperbarui peraturan Israel.[1]

 

Yohanes Pembaptis diperkirakan berasal dari sekte Eseni

 

  1.  (Indonesia)Lawrence E. Toombs. 1978. Di Ambang Fajar Kekristenan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 68.
  2. S. Wismoady Wahono.1986. Di Sini Kutemukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 335.
  3. C. Groenen. 1984. Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius.
  4. (Inggris)Bart D. Ehrman. 2004. The New Testament: A Historical Introduction to the Early Christian Writings. New York, Oxford: Oxford University Press. P. 39.
  5. John Stambaugh, David Balch. 1997. Dunia Sosial Kekristenan Mula-Mula. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 122.

.

Referensi: wikipedia dan berbagai sumber

Join @idDiakonia on Telegram
Previous Post

Sejarah Perpecahan Gereja bagian 2

Next Post

Perumahan dan permukiman syariah: Ancaman bagi toleransi dan budaya lokal?

Next Post
Perumahan dan permukiman syariah: Ancaman bagi toleransi dan budaya lokal?

Perumahan dan permukiman syariah: Ancaman bagi toleransi dan budaya lokal?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.