Diakonia.id – Sejumlah pria bersenjata tiak dikenal membunuh 24 orang, termasuk seorang pendeta dalam serangan terhadap sebuah gereja pada acara misa Minggu di barat laut Burkina Faso, Afrika Barat, menurut empat sumber keamanan kepada Reuters, Senin, 17 Februari 2020.
Insiden naas ini berlangsung selama kebaktian gereja di Desa Pansi, Yagha, dekat perbatasan Niger.
Belum diketahui pasti siapa oknum yang bertanggung jawab atas insiden itu. Namun kelompok-kelompok jihad yang memiliki hubungan dengan Al Qaeda dan Negara Islam atau ISIS mulai muncul dan berusaha memicu konflik etnis dan agama di desa Burkina Faso.
Pejabat militer daerah setempat, Kolonel Salfo Kabore, mengatakan sekelompok teroris bersenjata menyerang penduduk lokal setelah mengidentifikasi mereka dan memisahkan mereka dari yang bukan penduduk.
Dia juga menambahkan ada 18 orang terluka dalam serangan itu dan beberapa orang dilaporkan diculik, dan seorang pastor terbunuh akibat serangan.
Banyak warga Muslim juga terbunuh oleh kelompok bersenjata tak dikenal selama setahun terakhir. Tepatnya pada Oktober 2019, orang-orang bersenjata menyerbu sebuah masjid saat salat Jumat dan menewaskan total 15 orang.
Serangan-serangan oleh kelompok-kelompok jihad telah melonjak pada tahun lalu di Burkina Faso dan di seluruh wilayah Sahel, Gurun Sahara bagian selatan.
Mereka berusaha menebarkan ketegangan etnis antara pertanian dan komunitas penggembala di Mali, Burkina Faso dan Niger untuk meningkatkan rekrutmen di antara komunitas yang terpinggirkan.
Jumlah pengungsi di Burkina Faso akibat konflik itu meningkat sepuluh kali lipat pada tahun 2019 menjadi lebih dari 560.000 orang. Ini menjadikannya krisis pengungsi tercepat di dunia, menurut Dewan Pengungsi Norwegia. (SAFIRA ANDINI/Tempo)