Diakonia.id – Masalah mendasar bagi Amerika bukanlah rasisme sistemik; melainkan adalah kejahatan yang sistemik. Dan kami yakin bahwa akar masalahnya ada pada gereja-gereja di negara ini yang korup, duniawi, dan suam-suam kuku. Itu adalah akar masalah di komunitas-komunitas kulit hitam dan di semua komunitas. “Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!” (2 Tim. 3:5). “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat” (Wahyu 2:4-5). Karena jemaat adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim. 3:15), jemaat Perjanjian Baru adalah institusi paling penting di muka bumi ini. Kebutuhan terbesar dalam setiap komunitas dan setiap bangsa adalah gereja-gereja Perjanjian Baru. Tidak ada yang dapat menggantikannya. Tetapi, sesuai dengan penggenapan nubuat Alkitab, mayoritas besar gereja-gereja hari ini sudah sesat total. Saya memaksudkan Roma Katolik, Ortodoks Yunani, Unitarian, Advent Hari Ketujuh, Saksi Yehovah, Mormon, World Council of Churches dan semua yang berafiliasi di dalamnya, dan banyak lagi lainnya. Bagaimana dengan kaum “Injili”? Kebanyakannya sudah terkhamiri oleh ragi keduniawian rock & roll dan budaya liberalisme (mereka bersahabat dan menjadi serupa dengan dunia, yang adalah perzinahan rohani), kharismatikisme dan mistikisme kontemplatif, versi-versi “Alkitab” yang kacau (misal: The Message, the New Living, the Good News), versi-versi Alkitab yang secara tekstual sudah korup (misal: NIV, ESV), theologi “kingdom now”, Injil keadilan sosial, positivisme, dan sikap “tidak boleh menghakimi.” Mereka telah menolak “separation” walaupun ini adalah pengajaran yang jelas dalam Alkitab. Tetapi bagaimana dengan kaum “fundamentalis”? Dengan tinggal beberapa pengecualian saja, kebanyakan gereja-gereja fundamentalis yang non-denominasi, hari ini sudah Injili Baru. Peperangan sudah tidak ada lagi; garis-garis tempur sudah bergeser. Yang tadinya lantang sudah menjadi diam. Yang kudus telah menjadi duniawi. Pendirian teguh untuk kebenaran Firman Tuhan yang tadinya hitam putih, sekarang sudah mengabur menjadi abu-abunya kaum injili baru. Jadi, yang tersisa adalah kaum Baptis fundamentalis. Tetapi mereka ini, juga, secara umum, sedang berubah menjadi suatu versi Injili baru yang tidak tegas namun dengan “rasa Baptis.” Dan, kebanyakannya, dalam pengalaman kami, hampir-hampir tidak punya kuasa apapun. Mereka bisa saja masih memakai Alkitab yang benar dan sehat dalam doktrin dan bahwa ada kata “separation” dalam perjanjian gereja mereka dan masih berpegang pada musik yang kudus. Tetapi mereka dengan sangat menyedihkannya, tidak memiliki kuasa. Seorang pengkhotbah yang sudah tua, yang mendirikan dan menggembalakan sebuah gereja besar dengan Sekolah Alkitabnya dan telah berkhotbah di ratusan gereja, berkata: “Saya yakin bahwa tidak ada 50 gereja di Amerika yang saya bisa bergabung ke dalamnya, dan ini saya masih lebihkan angkanya. Bahkan banyak gembala sidang yang memiliki standar musik dan pakaian yang bagus, sikapnya lemah dan tidak mau ‘menggoyangkan perahu’ untuk hal apapun. Ini sungguh zaman yang sedih. Kebanyakan gereja yang saya akan rekomendasikan adalah usaha-usaha baru yang digembalakan oleh orang-orang muda.”
Perhatikan tes yng sederhana ini. Berapa banyak gereja di Amerika (Editor: atau Indonesia), yang dapat lulus dari tes yang alkitabiah ini, dan sebenarnya tes ini masih bisa diperlebar lagi. (1) tes pertobatan. Berapa banyak gereja yang memiliki kuasa kelahiran kembali? Begitu banyak gereja yang “percaya Alkitab” yang menyaksikan sangat sedikit pertobatan yang alkitabiah yang mengubah hidup dan membuat seseorang “berbalik dan berjalan ke arah sebaliknya.” Jika ada yang dibaptis, biasanya adalah anak-anak jemaat lama, yang ketika mereka dewasa penuh, akhirnya langsung nyemplung ke dunia, toh membuktikan bahwa mereka tidak sungguh bertobat. (2) tes keluarga. Berapa banyak gereja yang memiliki kuasa untuk membangun keluarga-keluarga yang saleh? Suatu gereja Perjanjian Baru ditugaskan untuk membangun keluarga-keluarga yang saleh yang bisa menghasilkan keturunan-keturunan yang saleh bagi Kristus. Namun begitu banyak gereja-gereja yang katanya “percaya Alkitab” yang tidak memiliki kuasa untuk membuat para ayah menjadi pemimpin rohani dalam rumah mereka dan para ibu menjadi penjaga rohani dan pengurus di keluarga mereka. Lihatlah karakter duniawi di rumah-rumah Kristen. Lihatlah pada entertainment dan media sosial yang diasup, percakapan yang terjadi, dan prioritas di rumah itu. Keluarga-keluarga ini adalah produk dari gereja-gereja. (3) tes pemuridan. Berapa banyak gereja yang memiliki kuasa untuk menghasilkan murid-murid sejati dari Yesus Kristus? Firman Allah dengan jelas menyatakan bahwa setiap anggota jemaat haruslah diperlengkapi untuk melakukan segala yang Kristus telah perintahkan dan dipimpin kepada kesempurnaan dalam Kristus (Mat. 28:20; Kol. 1:28). Ini adalah tugas pekerjaan suatu gereja Perjanjian Baru, dan jika sebuah gereja tidak dmampu melakukan apa yang Kristus telah perintahkan, maka ada sesuatu yang secara mendasar sangat salah. Di manakah gereja-gereja yang serius melakukan hal ini dan di mana hal ini secara efektif terjadi? (4) tes kemampuan Alkitab. Berapa banyak gereja yang memiliki kuasa untuk menghasilkan pelajar-pelajar Alkitab yang bersemangat dan berkemampuan? Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa setiap orang kudus haruslah terlatih dalam Kitab Suci, baik dalam kemampuan menggunakannya dan juga dalam mengaplikasikannya kehidupan setiap hari, sehingga dia memiliki pola pikir menguji dengan Alkitab (Ibr. 5:12-14). (5) tes anak-anak muda. Berapa banyak gereja yang memiliki kuasa untuk memenangkan hati anak-anak muda bagi Kristus dan kekudusan? Anak-anak muda ada produk dari gereja dan keluarga; keduanya tidak bisa lari dari tanggung jawab. Saya sering bertanya kepada para gembala: “Berapa banyak orang muda yang berapi-api bagi Tuhan? Apakah mereka semangat untuk menjadi pelajar Alkitab yang mumpuni? Apakah mereka berserah untuk mencari kehendak Tuhan ang sempurna sesuai standar Roma 12?” Gereja-gereja yang tak memiliki kuasa telah menghasilkan bangsa yang jahat.
Sumber: www.wayoflife.org