Diakonia.id – Mengapa Gereja atau orang Kristen perlu melaksanakan pelayanan kasih? Karena Allah adalah kasih dan karena kita sudah mengenal kasih Allah tersebut. Juga karena hakekat manusia. Selain daripada itu, karena hakekat Gereja. Apakah hakekat Gereja itu?
1. Gereja adalah suatu persekutuan messianis. Gereja harus menampakkan pola rencana Allah bagi segenap umat manusia, yakni kesejahteraan dan perdamaian. Oleh sebab itu Gereja perlu berjuang untuk melenyapkan tirani, pertentangan antar kelas, ras, bangsa dan pemeluk agama.
2. Gereja adalah suatu persekutuan yang bersaksi. Sebelum Gereja melancarkan kritik terhadap ketidakadilan dan ketidakbenaran yang merajalela dalam masyarakat, Gereja itu sendiri harus lebih dahulu mewujudkan keadilan dan kebenaran dalam segenap tingkah langkahnya. Yesus bersabda: “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga,” (Matius 5:14-16). Yesus juga pernah bersabda: “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu,” (Matius 7:5).
3. Strategi yang diambil oleh Gereja sebagai persekutuan messianis haruslah strategi yang diambil oleh Yesus, sang Kepala Gereja. Gereja bertindak di dalam dunia untuk mengubah masyarakat. Untuk itu Gereja janganlah menjadi “serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna,” (Roma 12:2). Gereja perlu melihat dirinya sendiri sebagai agen Allah untuk mengakhiri ketidakadilan dan membawa keadilan sosial ke dalam dunia. Tetapi Gereja tidak boleh memakai kekerasan, fitnah, dusta, penipuan, ketidaksopanan atau yang sejenis itu di dalam menegakkan keadilan. Ketika salah seorang muridNya menghunus pedang, ketika Yesus ditangkap di taman Getsemani, Yesus berkata: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya…” (Matius 26:52). Pernah pula Yesus mengajar: “…siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu,” (Matius 5:39).
4. Bentuk keprihatinan sosial dalam persekutuan messianis adalah pengabdian dalam arti yang asli dan yang sebenarnya, yakni “menjadi hamba” seperti halnya Yesus Kristus, “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,” (Filipi 2:6-7).