Diakonia.id – Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjanjikan bahwa permasalahan pendirian Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin akan selesai tahun ini. Ia mengklaim solusi penyelesaian kasus tersebut telah menemui titik dan disepakati oleh semua pihak yang terlibat.
“Saya perlu sampaikan di sini bahwa insyaallah masalah itu akan selesai tahun ini,” ujar Bima dalam diskusi daring yang digelar Setara Institute, Kamis (8/4).
Sebagai informasi, persoalan keberadaan GKI Yasmin Bogor telah berlangsung selama sembilan tahun. Jemaah GKI Yasmin tidak pernah merasakan beribadah di gereja mereka sendiri sejak sejak disegel pemerintah kota tersebut pada 2012 karena desakan suatu kelompok.
Dalam diskusi tersebut, Bima tak memaparkan lebih detail soal solusi atau kesepakatan yang diklaimnya akan menyelesaikan permasalah tersebut. Sebab, menurutnya, hal itu berkaitan dengan strategi penyelesaian kasus.
Namun, ia mengatakan masalah GKI Yasmin telah menemui ujung terowongan penyelesaian kasus. Solusi penyelesaian juga telah disepakati oleh semua pihak yang terlibat.
“Saya janjikan, saya pastikan bahwa insyaallah ujung terowongan itu sudah kelihatan, penyelesaian itu udah ada. Dan insyaallah, disepakati bulat oleh semua pihak,” kata politikus PAN tersebut.
Saat dikonfirmasi kepada pihak GKI Yasmin atas pernyataan Bima Arya tersebut, mereka menantang agar pemkot Bogor serius dalam menyelesaikan persoalan tersebut, dan bukan hanya janji-janji.
“Tiap tahun dia bikin janji kayak begitu kok,” ujar Juru bicara GKI Yasmin Bona Sigalingging saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (9/4).
Bona meminta dalam menyelesaikan persoalan warga, maka BimaArya selaku Wali Kota jangan menjadi politikus yang tipikal menebar janji setiap tahunnya.
“2019 ada [janji], 2020 ada [janji]. Dan, barusan dia buat untuk edisi 2021,” imbuhnya.
Menurutnya, jika Bima Arya selaku Wali Kota ingin menjamin hak warganya dalam melaksanakan ibadah sesuai keyakinan masing-masing tanpa terkecuali, maka cara termudah adalah mengizinkan pembukaan gereja.
“Kalau memang benar [janjinya], ya tinggal buka gerejanya kok. Lakukan apa yang harus dilakukan pejabat publik yang bertanggung jawab untuk melaksanakan hukum dan konstitusi. Enggak usah tebar janji, pernyataan kosong, tiap tahun,” kata dia.
Serupa, Tim Media dan Pengembangan Jaringan GKI Yasmin Reni mengatakan solusi seharusnya ditunjukkan Bima Arya, bukan hanya janji seperti sebelum-sebelumnya.
Dalam webinar bersama Setara Instute pada Kamis lalu, Bima mengaku kasus GKI Yasmin selama ini menjadi pekerjaan rumah utama pihaknya. Selama tujuh tahun terakhir, ia mengaku Pemkot Bogor terus membangun komunikasi dan dialog dengan banyak pihak untuk penyelesaian perkara tersebut.
Bima mengaku telah berdialog dengan banyak organisasi keagamaan untuk mencari solusi kasus. Komunikasi dilakukan bukan hanya dengan organisasi gereja, tapi juga organisasi Islam seperti Muhammadiyah, NU, dan MUI.
Sejak 2015, ia telah meminta pihak gereja untuk fokus mencari solusi penyelesaian kasus. Ia mengaku setiap dua minggu sekali bertemu dengan jemaat gereja, hingga tawaran akhirnya disambut baik.
“Saya kira dua minggu sekali kami bertemu dengan temen-temen gereja untuk fokus pada upaya penyelesaian yang kita targetkan insyaallah sudah ada titik terang. Sudah ada penyelesaian,” kata Bima.
(thr/kid)