• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Apologetika

Jika Yesus telah melunasi hukuman dosa kita, mengapa kita masih menanggung akibat dari dosa kita?

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
22 November 2020
in Apologetika, Belajar Alkitab
0
MASALAH ANDA BUKAN DOSA ANDA
70
SHARES
370
VIEWS


Diakonia.id – Alkitab mengajar, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 6:23). Kristus telah melunasi denda kita. Kita semua layak mati, yang menjadi denda terutama untuk dosa. Setiap orang harus membayar hutang dosanya jika ia tidak datang pada Kristus, yang telah melunasi hutang dosa kita dengan darah-Nya. Adam dan Hawa menderita akibat dari dosa mereka dengan diusir dari Taman Eden. Seharusnya kita tidak menggunakan istilah “akibat,” melainkan menggantikannya dengan istilah “disiplin.” Penulis kitab Ibrani mengajar tentang disiplin dan tujuannya, “Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: ‘Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.’

Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya” (Ibrani 12:5-11).

Allah menunjukkan kasihnya dengan mengkoreksi kita dan/atau menggunakan disiplin demi mengatur kita. Apa yang dilakukan seorang ayah yang baik yang melihat anaknya menyimpang dari jalan yang benar ke jalannya sendiri? Ia mendisiplinnya. Disiplin dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada seriusnya pelanggaran. Jika seorang anak tidak pernah di disiplin atau menanggung akibat dari perbuatan salahnya, mungkin ia tidak akan pernah belajar yang benar.

Jadi, Allah mendisiplin mereka kepunyaan-Nya karena kasih. Jika Anda tidak pernah menderita akibat dosa Anda, bagaimanakah Anda dapat tahu yang mana yang benar dan yang mana yang salah? Pemazmur berkata, “Tidak sadarkah orang-orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak berseru kepada Allah?” (Mazmur 53:4). Perhatikan pula Mazmur 10:11, “Ia berkata dalam hatinya: ‘Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya.'” Jika Allah tidak menghadirkan konsekuensi, maka kita tidak dapat belajar dari kesalahan kita dan beralih ke yang benar. Allah mendisiplin mereka kepunyaan-Nya, dan Ia melakukan hal ini berdasarkan kasih-Nya pada kita, bukan karena Ia senang menyakiti kita. Ialah cara Allah berpesan, “Anakku, engkau menuju jalan yang salah, dan sudah waktunya berpaling dari sana dan melakukan yang benar.” Jika kita tidak dikoreksi ketika bersalah, maka kita terus akan melakukan kesalahan.

Allah telah melunasi hutang dosa kita supaya kita tidak perlu mengalami kematian yang kedua, yaitu neraka (Wahyu 20:14). Berdasarkan kasih-Nya pada kita, Ia mendisiplin kita dan membawa kita ke dalam hubungan dengan-Nya. Jadi, lain kali Anda merasa bahwa Anda sedang menderita atas dosa Anda, ingatlah bahwa disiplin Allah tersebut berdasarkan kasih-Nya yang tidak ingin kita binasa.

Pada akhirnya, tindakan pelanggaran terhadap hukum Allah seringkali berakibat pada konsekuensi sementara yang tidak berhubungan dengan disiplin Allah. Sebagai contoh, seorang pembunuh yang datang pada Kristus dan bertobat atas dosanya akan menerima pengampunan Allah dalam segi keabadian, dan Ia akan menikmati persekutuan yang penuh dengan Allah untuk selamanya di surga. Akan tetapi, masyarakat yang tinggal bersamanya akan menuntut supaya pembunuh itu dihukum sesuai tindakannya. Ia mungkin harus menghabiskan sisa usianya di penjara atau bahkan dihukum mati. Namun, dalam situasi seperti itupun, ia masih dapat dipakai secara luar biasa oleh Allah sambil ia menanti penebusan dan sukacita yang agung di akhirat.  (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: DosaKeselama
Previous Post

Apakah mungkin nama seseorang dihapuskan dari Kitab Kehidupan?

Next Post

Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam, Sisi Magis Lain di Borobudur

Next Post
Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam, Sisi Magis Lain di Borobudur

Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam, Sisi Magis Lain di Borobudur

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Service funding support: BCA 2100103331 (Sunardo Panjaitan)

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 diakonia.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 diakonia.id