Kekerasan Dalam Rumah Tangga Menurut Kristen: Pandangan dan Hukumannya
Diakonia.id – Kekerasan dalam rumah tangga menurut Kristen. Pada dasarnya dalam setiap agama pasti memiliki pandangan tersendiri berkaitan dengan kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga. Baik itu agama Kristen bahkan agama lainnya. Jelas kekerasan dalam rumah tangga akan sangat dilarang hal ini jelas diungkapkan dan disampaikan dari agama apapun. bahkan perceraian dalam kristen juga dilarang terlebih dikarenakan adanya masalah dalam keluarga. Namun pembahasan kali ini akan secara khusus akan menaggapai hal tersebut dari kacamata rohani ajaran agama Kristen dengan spesifik Kekerasan Dalam Rumah Tangga Menurut Kristen, ajaran, pandangan dan hukumnya. Terutama yang akan berkaitan dengan prinsip dasar pernikahan kristen.
Pandangan Menurut Kristen TerhadapKekerasan Dalam Rumah Tangga
Kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya bukan hal baru lagi yang kita dengar untuk saat ini, mungkin hal ini sering kita jumpai yang mana sering melihat kejadian ini secara nyata dengan mata kepada sendiri. Memang pada dasarnya kekerasan bukan hanya terjadi dalam keluarga saja masih banyak lagi sebenarnya kekerasan yang sering terjadi serta dengan alasan bermacam-macam. Dari kekerasan dalam rumah tangga yang sering menjadi korban biasanya seorang istri. Maka dari itu harus belajar menjadi suami yang baik menurut alkitab. Namun kekerasan dalam rumah tangga atau (KDRT) hal ini biasanya dipicu dengan adanya masalah internal yang mungkin dilakukan salah satu dari anggota keluarga tersebut, misalnya kekerasan yang dilakukan oleh seorang suami.
Sangat penting untuk seorang suami memahami tanggung jawab ayah dalam keluarga kristen, atau mencari solusi dari permasalahan yang dialami. Dengan tidak menemukan jalan keluar pada saat emosi jelas akan menimbulkan konflik bahkan mengakibatkan konflik fisik. Dengan kekerasan rumah tangga ini, maka kita akan membahas bagaimana pandangan Kristen dengan hal tersebut. Dari pelanggaran tersebut sebenarnya ada ayat alkitab tentang pelanggaran ham. Tetapi sebenarnya jelas jika kekerasan dalam rumah tangga tidak diijinkan dan tidak berkenan dengan ajaran agama Kristen.
- Efesus5:21mengatakan “dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takutakan Kristus.”
Ayat ini mengejarkan untuk saling merendahkan diridan tidak untuk saling membanggakan dan menilai jika dirisendiri yang benar danpaling berkuasa dalam keluarga. Namun dalam ayat ini mengajarkan bagaimanaharus selalu bersikap rendah diri baik bagi istri maupun bagi suami.
- Efesus5:22-24 mengatakan “22 Hai isteri, tunduklah kepadasuamimu seperti kepada Tuhan, 23 karena suami adalah kepala isterisama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. 24 Karena itusebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suamidalam segala sesuatu.”
Dalam ayat ini memang menjelaskan jika seorang istriharus tunduk kepada suami, namun tidak juga suami harus bersikap semena-menakepada istri yang mana harus juga menghargainya dan tidak membuat tindak fisikyang menyakiti dari istri tersebut.
- Efesus5:25-33 mengatakan “25Hai suami, kasihilahisterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkandiri-Nya baginya 26untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannyadengan memandikannya dengan air dan firman, 27supaya dengan demikianIa menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat ataukerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. 28Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnyasendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 29Sebabtidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya danmerawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, 30 karena kitaadalah anggota tubuh-Nya. 31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkanayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadisatu daging. 32Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubunganKristus dan jemaat. 33Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masingberlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklahmenghormati suaminya.”
Dalam ayat ini sangat jelas bukan jika suami tidak seharusnya bertindak semaunya kepada istrinya melainkan harus memiliki kasih sabagaimana Kristus mengasihi jemaat. Ayat ini juga mengajarkan jika suami harus rela berkorban untuk istrinya tanpa alasan apapun. perilaku tersebut juga termasuk dalam contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman kristen. Sangat jelas sekali dengan beberapa ayat diatas jika kekerasan dalam rumah tangga sangat bertentangan dengan ajaran agama Kristen. Bahkan hal tersebut sudah disampaikan dalam Alkitab.
Hukum Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Berbicara hukum terkait dengan kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya ada dua hal yang perlu diperhatikan. Kekerasan dalam rumah tangga bila dinilai dari kacamata hokum dunia, jelas hal tersebut sudah melanggar dari aturan dan UU. Bahkan dengan tindak kekerasan dalam rumah tangga bisa saja akan dikenakan pasal KUHP yang sudah ditetapkan dalam Negara Indonesia. Banyak sekali yang menyatakan dalam UU Indonesia jika KDRT memang salah satu tindak criminal bahkan akan mendapatkan hukuman yang sangat berat. Terlepas dari hukum yang ada di UU, kekerasan dalam rumah tangga juga jelas melanggar aturan yang ada dalam ajaran agama terlebih dalam ajaran agama Kristen.
Memang betul dalam ayat alkitab tidak menjelaskan dengan rinci hukuman apa yang nantinya akan didapatkan seperti yang ada dalam UU. Namun hal tersebut jelas bertentangan dengan apa yang sudah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita selama ini. Sebagai orang Kristen perlu kite mengikuti keteladanan samuel yang mana selalu mengikuti dari ajaran yang Tuhan Yesus perintahkan. Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga sama saja mencoreng dan tidak mengindahkan dari apa yang sudah diajarkan Tuhan Yesus kepada kita selama ini. Ajaran yang diberikan Tuhan Yesus jelas menjalaskan jika kita harus saling mengasihi satu sama lain terlebih dalam anggota keluarga. Pada dasarnya kekerasan dalam rumah tangga tidak akan pernah terjadi bila menanamkan konsep kasih dalam keluarga tersebut dan menlandasi sebuah keluarga dengan takut akan Tuhan.