Waktu Adam memakan buah larangan, seharusnya pada hari itu Adam mati atau tidak?
Apakah yang dimaksud dengan mati?
Bahasa Indonesia sendiri mencatat makna beragam: hilang nyawa, tidak hidup lagi, padam, buntu, tidak digunakan, tidak bergerak, diam atau berhenti, tidak ada kegiatan.
Alkitab menggambarkan kematian dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Mati secara fisik, yang ditandai dengan berakhirnya kehidupan.
2. Mati secara roh, yang ditandai dengan terputusnya hubungan dengan Allah.
3. Kematian kekal, yaitu didalam neraka.
Alkitab mencatat:
(a) Tuhan melarang Adam memakan buah larangan, jika dilanggar maka Adam akan mati hari itu juga (Kejadian 2: 17)
(b) Adam memakan buah larangan itu, dan tetap hidup selama 930 tahun (Kejadian 5: 5)
Mati yang dibicarakan dalam Kejadian 2:17 adalah kematian nomor 2, yaitu terpisah dari Allah, sedangkan kematian dalam Kejadian 5:5 adalah kematian yang pertama, yaitu matis ecara fisik yang diakhiri dengan berakhirnya kehidupan di dunia ini.
* Kejadian 2:17
LAI TB, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
KJV, But of the tree of the knowledge of good and evil, thou shalt not eat of it: for in the day that thou eatest thereof thou shalt surely die.
Hebrew,
וּמֵעֵץ הַדַּעַת טֹוב וָרָע לֹא תֹאכַל מִמֶּנּוּ כִּי בְּיֹום אֲכָלְךָ מִמֶּנּוּ מֹות תָּמֽוּת׃
Translit Interlinear, UMÊ’ÊTS {dan dari pohon} HADA’AT {pengetahuan itu} TOV {yang baik} VÂRÂ’ {dan yang jahat} LO’ {jangan} TO’KHAL {engkau makan} MIMENU {darinya} KÏ {karena} BEYOM {pada hari} ‘AKHÂLKHA {engkau makan} MIMENU {darinya} MOT {mati} TÂMUT {engkau mati}
Pengertian mati secara rohani yang artinya terpisah total dari Allah. Sebab mulanya Adam memiliki hubungan langsung dengan Allah yang dimulai sejak pertama kali tinggal di Taman Eden. Kematian akibat dosa, yaitu pemisahan rohani, kematian rohani ini jelas ditunjukkan dalam kejadian pasal 3 ketika Adam diusir dari Taman Eden dan jauh dari hadirat Allah.
Pohon pengetahuan ‘ÊTS HADA’AT sebagai pusat pencobaan, tertanam pada jalan Adam yang menuju ke pohon hidup, yaitu meterai sakramental bagi kebahagiaan sempurna yang ditawarkan. Pastilah engkau mati, MOT TAMUT, sekalipun tujuan yang benar dari pencobaan itu adalah hidup, namun hukum perjanjian Allah itu menempatkan Adam, seperti halnya dengan Israel di kemudian hari, di hadapan hidup dan kebaikan, maut dan kejahatan.
* Ulangan 30:15-18
30:15 LAI TB, Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, –
KJV, See, I have set before thee this day life and good, and death and evil;
Hebrew,
רְאֵה נָתַתִּי לְפָנֶיךָ הַיֹּום אֶת־הַֽחַיִּים וְאֶת־הַטֹּוב וְאֶת־הַמָּוֶת וְאֶת־הָרָֽע׃
Translit, RE’ÊH NÂTATÏ LEFÂNEYKHA HAYOM ‘ET-HAKHAYÏM VE’ET-HATOV VE’ET-HAMÂVET VE’ET-HÂRÂ’
30:16 LAI TB, karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh TUHAN, Allahmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya.
KJV, In that I command thee this day to love the LORD thy God, to walk in his ways, and to keep his commandments and his statutes and his judgments, that thou mayest live and multiply: and the LORD thy God shall bless thee in the land whither thou goest to possess it.
Hebrew,
אֲשֶׁר אָנֹכִי מְצַוְּךָ הַיֹּום לְאַהֲבָה אֶת־יְהוָה אֱלֹהֶיךָ לָלֶכֶת בִּדְרָכָיו וְלִשְׁמֹר מִצְוֹתָיו וְחֻקֹּתָיו וּמִשְׁפָּטָיו וְחָיִיתָ וְרָבִיתָ וּבֵֽרַכְךָ יְהוָה אֱלֹהֶיךָ בָּאָרֶץ אֲשֶׁר־אַתָּה בָא־שָׁמָּה לְרִשְׁתָּֽהּ׃
Translit, ‘ASYER ‘ÂNOKHÏ METSAVEKHA HAYOM LE’AHAVÂH ‘ET-YEHOVÂH ‘ELOHEYKHA LÂLEKHET BIDRÂKHÂV VELISYMOR MITSVOTÂV VEKHUQOTÂV UMISYPÂTÂV VEKHÂYÏTÂ VERÂVÏTÂ UVÊRAKHKHA YEHOVÂH ‘ELOHEYKHA BÂ’ÂRETS ‘ASYER-‘ATÂH VÂ’-SYÂMÂH LERISYTÂH
30:17 LAI TB, Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, bahkan engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, –
KJV, But if thine heart turn away, so that thou wilt not hear, but shalt be drawn away, and worship other gods, and serve them;
Hebrew,
וְאִם־יִפְנֶה לְבָבְךָ וְלֹא תִשְׁמָע וְנִדַּחְתָּ וְהִֽשְׁתַּחֲוִיתָ לֵאלֹהִים אֲחֵרִים וַעֲבַדְתָּֽם׃
Translit, VE’IM-YIFNEH LEVÂVKHA VELO’ TISYMÂ’ VENIDAKHTÂ VEHISYTAKHAVÏTÂ LÊ’LOHÏM ‘AKHÊRÏM VA’AVADTÂM
30:18 LAI TB, maka aku memberitahukan kepadamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu akan binasa; tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya.”
KJV, I denounce unto you this day, that ye shall surely perish, and that ye shall not prolong your days upon the land, whither thou passest over Jordan to go to possess it.
Hebrew,
הִגַּדְתִּי לָכֶם הַיֹּום כִּי אָבֹד תֹּאבֵדוּן לֹא־תַאֲרִיכֻן יָמִים עַל־הָאֲדָמָה אֲשֶׁר אַתָּה עֹבֵר אֶת־הַיַּרְדֵּן לָבֹא שָׁמָּה לְרִשְׁתָּֽהּ׃
Translit, HIGADTÏ LÂKHEM HAYOM KÏ ‘ÂVOD TO’VÊDUN LO’-TA’ARÏKHUN YÂMÏM ‘AL-HÂ’ADÂMÂH ‘ASYER ‘ATÂH ‘OVÊR ‘ET-HAYARDÊN LÂVO’ SYÂMÂH LERISYTÂH
* Kejadian 3:4,
LAI TB, Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,” –
KJV, And the serpent said unto the woman, Ye shall not surely die:
Hebrew,
וַיֹּאמֶר הַנָּחָשׁ אֶל־הָֽאִשָּׁה לֹֽא־מֹות תְּמֻתֽוּן׃
Translit, VAYO’MER HANÂKHÂSY ‘EL-HÂ’ISYÂH LO’-MOT TEMUTUN
Semula Iblis dalam wujud ular menantang penetapan-penetapan hukum perjanjian, yaitu kaidah Allah bagi hidup sekarang ini; sekarang ia mempertentangkan hukuman-hukumannya, yaitu penafsiran Allah tentang masa depan.
Semua manusia, yang percaya dan yang tidak percaya, akan mati. Akan tetapi, kata mati di dalam Alkitab, memiliki lebih dari satu arti. Penting untuk mengerti hubungan orang percaya dengan berbagai arti kematian.
Pasal-pasal Kejadian 2:1-3:24 mengajarkan bahwa kematian memasuki dunia karena dosa. Orang-tua pertama kita diciptakan dengan kemampuan untuk hidup selama-lamanya; ketika mereka tidak menaati perintah Allah, mereka dijatuhi hukuman atas dosa itu, yaitu kematian.
Adam dan Hawa tunduk kepada kematian jasmaniah. Allah telah menempatkan pohon kehidupan di tengah taman Eden agar dengan terus-menerus memakan buahnya umat manusia tidak akan pernah mati. Tetapi setelah Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Allah mengatakan, engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu. Sekalipun mereka tidak mati secara jasmaniah pada hari mereka memakan buah itu, mereka kini tunduk pada hukum kematian sebagai akibat dari kutukan Allah.
Adam dan Hawa juga mati secara moral. Allah mengingatkan Adam bahwa ketika ia makan buah yang terlarang itu, ia pasti akan mati. Peringatan itu sangat serius. Sekalipun Adam dan Hawa tidak mati secara jasmaniah pada hari itu, mereka mati secara moral, yaitu tabiat mereka menjadi berdosa. Sejak Adam dan Hawa, semua orang dilahirkan dengan tabiat berdosa, yaitu suatu keinginan bawaan untuk mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan Allah atau orang lain.
Adam dan Hawa juga mati secara rohani ketika mereka tidak taat kepada Allah, yaitu hubungan intim mereka yang dahulu dengan Allah menjadi rusak. Mereka tidak lagi mengharapkan saat-saat berjalan dan berbincang-bincang dengan Allah di taman; sebaliknya mereka bersembunyi dari hadapan-Nya. Di bagian lainnya, Alkitab mengajarkan bahwa terlepas dari Kristus, semua orang terasing dari Allah dan dari hidup di dalam-Nya; mereka mati secara rohani.
Akhirnya, kematian sebagai akibat dosa mencakup kematian kekal.
Hidup kekal seharusnya menjadi akibat ketaatan Adam dan Hawa; sebaliknya, prinsip kematian kekal telah diberlakukan. Kematian kekal adalah hukuman dan pemisahan kekal dari Allah sebagai akibat ketidaktaatan, yaitu menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.
Satu-satunya cara untuk lolos dari semua aspek kematian ini ialah melalui Yesus Kristus yang telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Dengan kematian-Nya Ia mendamaikan kita dengan Allah, sehingga memutarbalikkan pemisahan dan pengasingan rohani yang dihasilkan dosa. Oleh kebangkitan-Nya, Ia mengalahkan dan mematahkan kuasa Iblis, dosa, dan kematian jasmaniah. Umat Allah di Perjanjian Lama sudah bersaksi bahwa orang percaya tidak akan selamanya tinggal di dalam kubur.
Sekalipun orang percaya di dalam Kristus memiliki jaminan hidup kebangkitan, mereka masih harus mengalami kematian jasmaniah. Tetapi orang percaya menghadapi kematian dengan sikap yang berbeda dari orang tidak percaya.
Sekedar tambahan, bahwa orang yang belum mati tetapi akan mati pun disebut mati di dalam Alkitab, misalnya:
* Zakharia 11:9,
LAI TB, Lalu aku berkata: “Aku tidak mau lagi menggembalakan kamu; yang hendak mati, biarlah mati; yang hendak lenyap, biarlah lenyap, dan yang masih tinggal itu, biarlah masing-masing memakan daging temannya!”
KJV, Then said I, I will not feed you: that that dieth, let it die; and that that is to be cut off, let it be cut off; and let the rest eat every one the flesh of another.
Hebrew,
וָאֹמַר לֹא אֶרְעֶה אֶתְכֶם הַמֵּתָה תָמוּת וְהַנִּכְחֶדֶת תִּכָּחֵד וְהַנִּשְׁאָרֹות תֹּאכַלְנָה אִשָּׁה אֶת־בְּשַׂר רְעוּתָֽהּ׃
Translit, VÂ’OMAR LO’ ‘ER’EH ‘ETKHEM HAMÊTÂH TÂMUT VEHANIKHKHEDET TIKÂKHÊD VEHANISY’ÂROT TO’KHALNÂH ‘ISYÂH ‘ET-BESAR RE’UTÂH
HAMÊTÂH TÂMUT, harfiah orang mati itu mati diterjemahkan “yang hendak mati, biarlah mati padahal yang disebut orang mati itu belum mati tetapi akan mati. Kehancuran suatu bangsa pun menggunakan kata Ibrani מות – MUT ini misalnya Amos 2:2 menulis bahwa Moab akan mati di dalam kegaduhan.
Dan ingatlah juga ketika Yesus mengistilahkan “… biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” (Matius 8:22) yang merujuk pada Zakharia 11:9.
Maka jelaslah, makna mati di dalam Alkitab tidak semata-mata berhubungan dengan kematian fisik belaka.
sumber: sarapanpagi.org