Diakonia.id –
Bapa kita di surga sering mengirimkan kita kesulitan-kesulitan untuk menguji iman kita. Jika iman kita cukup baik, maka kita akan bertahan dalam cobaan. Sepuhan takut akan api, tetapi emas tidak: permata imitasi takut tersentuh oleh berlian, tetapi permata yang sesungguhnya tak takut ujian apapun. Iman yang lemah percaya Allah hanya ketika sahabat-sahabat setia, tubuh sehat sepenuhnya, dan bisnis berjalan menguntungkan, akan tetapi iman yang sejati berpegang pada kesetiaan Tuhan ketika sahabat-sahabat pergi, tubuh sakit, jiwa gundah, dan sinar dari wajah Bapa kita tersembunyi. Iman yang dalam kesulitan yang paling ngeri dapat berkata, “sekalipun Ia membunuh aku, namun aku akan berharap kepada-Nya,” [Ayub 13:15] adalah iman yang lahir dari surga. Tuhan menimpakan kesulitan pada hamba-hamba-Nya untuk memuliakan diri-Nya, karena Ia dipermuliakan dalam kasih karunia umat-Nya, yang adalah buatan tangan-Nya sendiri. Ketika “kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan,” [Roma 5:3-4] Tuhan dipermuliakan oleh kebajikan-kebajikan yang bertumbuh itu. Kita tidak akan pernah mengenal alunan harpa, apabila senar-senarnya dibiarkan tak tersentuh; ataupun menikmati sari buah anggur, apabila anggur-anggur itu tidak diinjak dalam pemeras anggur; ataupun mengenal wangi kayu manis, apabila kayu manis itu tidak diperas dan dipukul; ataupun merasakan kehangatan api, apabila batu baranya tidak terbakar habis. Pengetahuan dan kuasa dari Sang Pekerja yang hebat didapati dalam pengujian, yang melaluinya benda-benda belas kasihan-Nya diijinkan lewat. Penderitaan saat ini juga cenderung mempertinggi sukacita masa depan. Harus ada bagian-bagian yang gelap dalam sebuah lukisan agar keindahan bagian-bagian yang terang muncul. Dapatkah kita sangat diberkati di surga, bila kita tidak mengenal kutukan dosa dan dukacita dunia? Bukankah damai terasa lebih manis setelah konflik terjadi, dan istirahat lebih disambut setelah kerja keras? Bukankah kenangan akan penderitaan-penderitaan di masa lalu menambahkan kebahagiaan mereka yang dimuliakan? Ada banyak lagi jawaban lainnya yang menghibur atas pertanyaan yang membuka perenungan singkat kita, marilah kita merenungkannya sepanjang hari.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.