Diakonia.id -Mengajarkan rasa takut akan Tuhan kepada anak-anak remaja merupakan tantangan besar bagi para orang tua. Ketika anak Anda lahir ke dunia, ia hanyalah bayi mungil yang lemah dan tak berdaya. Anda ingin menyayangi, merawat, dan membesarkannya. Anda menaruh impian dan harapan masa depan kepadanya.
Seiring waktu, bayi kecil itu tidak lagi lucu dan menggemaskan. Memasuki usia remaja, tingkahnya mulai menyebalkan, membuat emosi Anda naik-turun layaknya roller coaster. Ia menjadi biang keributan, pembuat masalah, dan bikin hidup Anda tidak tenang. Anda pun mulai khawatir: bagaimana jika ia menempuh jalan yang salah dan hidupnya berantakan?
Sebelum terlambat, mari belajar cara mendidik anak remaja agar punya rasa takut akan Tuhan. Ada sejumlah metode yang dapat membantu Anda melakukannya.
Dua hal pertama yang perlu Anda ingat dan praktikkan sebagai orang tua adalah:
Didik Anak Sejak Dini, Jangan Tunggu Sampai Remaja
Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya. – Amsal 20:11
Ketika anak masih kecil dan berperilaku buruk, ada orang tua yang mengabaikannya dengan berpikir, “Ah, dia toh masih kecil. Belum mengerti apa-apa,” atau, “Biarkan saja, nanti juga paham sendiri.” Bahkan, ada yang menganggap perilaku buruk anak mereka itu lucu dan merupakan sebuah hiburan.
Jangan menunda sampai anak terlalu besar, baru Anda tergesa-gesa membimbingnya. Kitab Amsal mengatakan kita dapat mengenali perangai anak-anak sejak dini. Sama halnya ketika Anda melihat bakat dan minat anak, lalu membantu merencanakan masa depannya, Anda sejatinya sudah bisa mengamati kecenderungan perilaku anak sejak ia kecil. Entah itu baik maupun buruk, dalam jangka panjang, kelakuan anak akan menjadi kebiasaan, bahkan karakter yang melekat pada dirinya.
Mendidik Anak: Investasi Jangka Panjang
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. – Amsal 22:6
Mendidik anak, terlebih untuk takut akan Tuhan, adalah proses jangka panjang. Anda mungkin tidak akan menikmati hasilnya saat ini. Namun, Alkitab mengatakan, didikan di masa muda atau remaja kelak dapat menolong anak di masa dewasa, bahkan hingga usia lanjut. Didikan Anda menjaga mereka agar tidak menyimpang dari jalan kebenaran.
Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu. – Amsal 29:17
Menuntun anak remaja Anda untuk menaati Allah merupakan investasi jangka panjang. Jika anak takut akan Tuhan, Anda dapat hidup tenang dan menjalani hari-hari dengan sukacita di masa tua.
Jangan tunda mendidik anak sedini mungkin untuk melakukan hal yang benar di dalam Tuhan. Seorang saudari menceritakan bahwa keponakannya yang remaja tidak mau sekolah, tidur seharian, dan pergi ke warnet untuk bermain online game semalaman. Apa pun yang ia minta harus dipenuhi; kalau tidak, ia akan membangkang, melawan, bahkan tidak segan memukul orang tuanya. Tentunya Anda tidak ingin hal ini terjadi pada keluarga Anda, bukan?
Lalu, bagaimana cara mengajarkan sikap takut akan Tuhan kepada anak remaja Anda?
Dua langkah awal yang dapat Anda lakukan adalah:
Jangan Sakiti Hatinya
Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. – Kolose 3:21
Sebagai orang tua, kita tidak boleh menyakiti hati anak kita dengan kata-kata kasar atau komentar yang negatif dan menjatuhkan. Bayangkan jika Anda sendiri dikata-katai, terlebih oleh orang-orang yang Anda sayangi?
Sebaliknya, bangunlah harga diri anak Anda dengan ucapan yang membangun. Ingatkan dia bahwa dirinya berharga dan spesial di mata Tuhan, tak peduli seburuk apa pun yang orang katakan mengenai dirinya. Gunakan kata-kata yang memberi semangat, bukan yang menyakitkan. Kalau Anda bisa menahan diri untuk tidak berkata kasar kepada orang lain saat sedang kesal atau marah, Anda juga bisa melakukan hal yang sama kepada anak Anda.
Jangan Fokus pada Kesalahannya
Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. – Mazmur 103:12
Umumnya, kita lebih mudah mengingat kesalahan orang lain ketimbang kebaikannya. Seperti kata pepatah: panas setahun dihapuskan hujan sehari. Artinya, banyak kebaikan yang kita perbuat bisa hilang gara-gara sedikit saja kesalahan.
Orang tua tidak boleh hanya berfokus pada kesalahan anak. Sebaliknya, fokuslah pada hal-hal baik yang mereka miliki. Anda harus mencari dan mengingat kualitas positif anak remaja Anda. Dengan demikian, Anda bisa menanamkan kepadanya konsep bahwa Tuhan itu Maha Pengampun, tidak pendendam, dan bisa menerima diri anak apa adanya dengan segala kelebihan dan kelemahan mereka.
Setelah menerapkan dua langkah awal di atas, kini Anda punya koneksi yang bagus dengan anak remaja Anda. Ia merasa lebih nyaman dengan Anda, percaya kepada Anda, sehingga akan lebih mudah bagi Anda untuk membimbingnya.
Selanjutnya, lakukan tiga langkah berikut:
Ajarkan Tentang Tuhan Berulang-ulang
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. – Ulangan 6:6-7
Perkenalkan anak remaja Anda Tuhan yang Anda kenal—dan bukan hanya sekali saja, tapi berulang-ulang. Di mana pun dan kapan pun. Ketika Anda menghabiskan waktu berdua dengannya. Dalam sesi devotional keluarga. Saat mereka down, gembira, gagal, sukses. Juga, ketika mereka melakukan hal yang tak patut atau keliru.
Selalu kaitkan semua yang terjadi dalam hidupnya dengan Tuhan, supaya anak Anda memiliki hubungan dengan Allah secara alami dan tanpa paksaan.
Biasakan Anak Berdoa dan Baca Firman
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. – 1 Timotius 4:8
Latihlah anak remaja Anda untuk menjalin kedekatan dengan Tuhan melalui doa dan pembacaan firman Tuhan. Namun, Anda sendiri harus melakukan apa yang Anda ajarkan. Jadikan doa dan baca firman sebagai kebiasaan dalam keluarga sehingga anak lebih mudah melakukannya. Anda juga bisa menemani anak berdoa, membaca Alkitab bersama-bersama, serta membagikan apa yang Anda pelajari dari bacaan tersebut.
Dengan membiasakan anak untuk berdoa dan membaca firman, Anda sedang membangun keyakinan mereka di atas batu karang.
Kelilingi Anak dengan Pergaulan yang Membangun
Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. – Pengkhotbah 4:9
Jika Anda hanya sendirian mengajari anak remaja Anda untuk takut akan Tuhan, besar kemungkinan Anda akan gagal. Anda butuh orang lain untuk menolong dan membantu anak Anda, selain diri Anda sebagai orang tuanya.
Untuk itu, tempatkan putra-putri remaja Anda dalam pergaulan yang membangun, yaitu komunitas anak muda yang kuat, takut akan Tuhan, dan mempraktikkan kedekatan dengan Tuhan. Dengan demikian, anak Anda tidak merasa sendirian, tetapi mendapatkan dukungan dari teman-teman sebayanya.
Perlu diakui, sikap takut akan Tuhan, dengan melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, bukanlah perkara yang mudah dijalankan kaum remaja di era milenial. Oleh karena itu, lingkungan pergaulan yang baik serta komunitas yang membangun akan menguatkan mereka dalam menjalani setiap tantangan hidup.
Mengajarkan anak remaja ketaatan kepada Allah juga harus dibarengi keyakinan dari orang tuanya sendiri bahwa takut akan Tuhan itu penting. Ingat, action speaks louder than words. Jadi, mulailah segalanya dari diri Anda sendiri. Hiduplah dalam takut akan Tuhan dan dalam kedekatan dengan Tuhan, supaya putra-putri Anda dapat menjadikan Anda sebagai role model mereka. Semangat! Anda pasti bisa!(gkdi)