Oleh: Gurgur Manurung
Menyambut pesta demokrasi bulan April 2019 berbagai sikap masyarakat kita. Masyarakat yang bersikap apatis dan optimis. Bagi yang apatis mereka mengatakan siapun Presiden, siapapun Anggota dewan hidupku begini-begini saja. Bagi yang optimis matanya terbuka melihat perubahan secara nasional, regional hingga ke dirinya sendiri.
Bagi yang optimis, mampu melihat dampak perubahan tol Suramadu menjadi jembatan suramadu. Setiap masyarakat Madura merasakan dampak pergantian tol menjadi jembatan. Keputusan Presiden Jokowi ini sangat spektakuler. Perubahan tol menjadi jembatan akan berpengaruh terhadap biaya operasional kebutuhan pokok bagi masyarakat Madura. Berpengaruh kepada mudahnya akses Surabaya dan Madura. Keputusan Presiden Jokowi berdampak kepada seluruh sendi kehidupan masyarakat.
Suka atau tidak suka, optimis atau pesimis kehidupan keseharian kita dipengaruhi oleh keputusan politik.
Dulu, Jakarta sebelum dipimpin Basuki Tjahaya Purnama langganan banjir. Ketika Ahok Gubernur nyaris tanpa banjir. Banjir tidak mengenal masyarakat yang apatis atau optimis. Aliran keras atau aliran lembut. Percaya Tuhan atau tidak, semua dilanda banjir jika pengelolaan kebijakan salah.
Referensi lain yang nyata kita lihat adalah Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil. Setelah dilantik jadi Gubernur langsung muncul pernyataan bagaimana mengelola Kali Malang dengan baik. Dari sikap Gubernur Jawa Barat itu kelihatan sekali kapasitasnya sebagai alumni Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bagaimana dengan sikap politik kita menjelang pesta demokrasi bulan April 2019? Apakah sudah menentukan pilihan? Atau masih bingung menentukan pilihan? Atau belum paham bagaimana cara menentukan pilihan?
Saya mengajak kita untuk jernih bagaimana cara menentukan pilihan. Sebab, persepsi masyarakat tentang sikap politik beragam.
Kenyataan di lapangan gesekan politik makin nyata. Apalagi gesekan di tingkat Kabupaten kota. Untuk meraih kursi DPRD Provinsi dan Pusat sedikit longgar karena luasnya daerah pemilihan.
Sejatinya gesekan itu tidak perlu terjadi. Suhu politik tidak perlu naik. Tetapi yang terjadi sejatinya riang gembira karena momentum pembelajaran politik. Menjelang pesta demokrasi adalah suasana proses yang asyik karena berbagai informasi politik hadir di tengah masyarakat
Suasana riang gembira bisa terjadi jika para Caleg dan timnya berkomitmen memberikan pembelajaran politik.
Jadi, tidak sulit menentukan pilihan. Caranya mudah yaitu melihat para caleg yang dapat membawa suasana pembelajaran politik dan memahami isi hati rakyat dan mampu memperjuangkan isi hati rakyat. Hal itu dibuktikan oleh Jokowi mengambil keputusan mengubah tol Suramadu menjadi jembatan Suramadu. Dan, rencana Ridwal Kamil mengubah Kalimalang yang Kumuh menjadi indah dan sehat. [indovoices.com]
#gurmanpunyacerita
Mantap