Piala Dunia 2018 telah berakhir. Sejumlah momen ikonik meramaikan pesta sepak bola sejagad itu. Dan Kelly Grovier memilih lima foto sepanjang turnamen kali ini, yang ternyata beresonansi dengan sejumlah lukisan karya seni umat Kristen.
Sepak bola kerap disebut sebagai ‘olahraga suci’. Setidaknya itulah sebutan yang kerap dilontarkan sejumlah legenda sepak bola.
Diego Maradona pernah mengatakan “sepak bola bukan cuma permainan atau cabang olah raga, sepak bola itu agama”. Pele bahkan berujar “saya menyembah bola dan memperlakukannya seperti tuhan”.
Dan kedua ‘dewa’ sepak bola itu tidak sendiri. Setiap empat tahun sekali, dunia merayakan olahraga itu seakan bagai ritual keagamaan.
Menariknya lagi, ternyata Berikut adalah di antaranya.
Yerry Mina – Lukisan kebangkitan Yesus ke surga (1775)
Momen ketika Yerry Mina melompat menyundul bola di kotak penalti pada menit ke-40 laga antara Kolombia melawan Polandia pada 24 Juni lalu, tentunya membuat rekan-rekan senegara Mina terpukau.
Apalagi sundulan ini berwujud gol pertama, dari total tiga gol kemenangan Kolombia saat itu.
Fotografer Alex Livesey menangkap momen ketika Mina melayang, diiringi dengan keheningan abadi pemain Kolombia lainnya yang ternganga, seakan melihat apa yang dilakukan Mina sebagai sebuah mukjizat.
Momen ini mirip sekali dengan lukisan John Singleton Copley tahun 1775 lalu yang menggambarkan Yesus bangkit, melayang menuju awan yang terbelah di atasnya.
Meragukan Neymar – Lukisan Keraguan Santo Thomas (1600 – 1601)
Ketika Neymar yang punya reputasi over-acting ketika kalah atau nyaris kalah dari lawan, jatuh dan tampak kesakitan setelah berbenturan dengan pemain Meksiko, Miguel Layún, 2 Juli lalu, orang-orang yang tidak suka dengan pemain depan Brasil itu langsung meragukan cedera yang dialaminya.
Namun, tidak hanya mereka yang menonton, wasit, pelatih dan para pemain pun ternyata berbondong-bondong mengelilingi Neymar, tidak sabar mengecek apakah sakit yang dialaminya hanyalah pura-pura atau benar adanya.
Peristiwa ini mirip dengan salah satu lukisan mahakarya Caravaggio berjudul ‘Keraguan Santo Thomas’. Di lukisan itu digambarkan Yesus yang baru saja bangkit, dikelilingi murid-muridnya yang penuh keraguan. Salah satu muridnya, Thomas menekan luka di tubuh Yesus untuk memastikan keasliannya.
Eiji Kawashima vs Vincent Kompany – Lukisan terkenal Giotto (1295-1300)
Untuk menghentikan serangan yang dilakukan pesepak bola Belgia, Vincent Kompany, penjaga gawang Jepang, Eiji Kawashima melakukan adegan penyelamatan akrobat yang dramatis.
Tubuh melayang Kawashima, seperti diabadikan lewat foto Petr David Josek, menyerupai potret langka Yesus bersayap yang melayang seperti burung di atas sosok Santo Francis. Sang Santo digambarkan menderita luka-luka seperti yang dialami Yesus saat disalib.
Dalam lukisan terkenal Giotto, peralihan luka dan sakit yang diderita Yesus ke tubuh Santo Francis digambarkan oleh filamen-filamen seperti jaring laba-laba Spiderman, yang terlontar dari tangan dan kaki Yesus.
Sementara di foto Josek, ‘jaring’ dari tubuh Kawashima diwakili oleh besi-besi pagar di latar belakang foto. Efeknya diperkental oleh jaring-jaring gawang yang terpampang jelas di sampingnya.
Wasit yang akan ‘disalib’- Lukisan Caravaggio (1602)
Foto pesepak bola Inggris dan Kolombia mengerubungi wasit asal Amerika, Mark Geiger, tak pelak bagaikan karya seni Barok. Konfrontasi yang terjadi pada laga 5 Juli di Stadion Spartak, Moskow itu nyaris berujung kekerasan.
Foto yang diabadikan Yuri Kochetkov memperlihatkan bagaimana Geiger berusaha menjaga keseimbangan di antara para pemain. Dia seakan-akan bisa saja disalib media karena keputusan kontroversialnya.
Upaya sang wasit berusaha keluar dari kerubungan pesepak bola Inggris dan kolombia itu bagaikan lukisan Caravaggio di abad ke-17, ‘Penjemputan Yesus’. Di lukisan Caravaggio, para penjaga kuil mengerubungi si juru selamat.
Kedua gambar, baik foto Kochetkov dan lukisan Caravaggio, benar-benar menonjol secara visual. Efeknya sangat klaustrofobik, membuat kita seakan berada di dekat mereka.
Wajah-wajah semifinal- Lukisan Bosch (1510-1516)
Wajah-wajah pemain Inggris dan Kroasia yang bertabrakan saat semi-final, hasil foto Valery Sharifulin, tampak bagaikan gambar dari mimpi-mimpi Hieronymus Bosch, yang kerap ditumpahkannya lewat lukisan.
Sebelum kemunculan pelukis Belanda itu, rasanya tidak ada lukisan yang menggambarkan muka-muka yang bertumpuk dalam satu karya.
Nyaris tidak bisa dikenali, muka-muka pemain Inggris Harry Kane dan Dele Alli, serta pesepak bola Kroasia, Mario Mandžukić dan Dejan Lovren, amatlah unik dan jelas lucu.
Pesan lukisan Sharifulin itu seakan seirama dengan foto Bossch; bahwa di tengah drama epik manapun, biasanya tetap ada ruang bagi orang lain untuk terlihat, tidak hanya melulu Yesus.
Anda bisa membaca versi asli artikel ini dalam Bahasa Inggris berjudul Is football the universal religion? di BBC Culture. [BBC]