Diakonia.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut penyerangan di Gereja Notredame Basilica di Nice adalah tindakan gila teroris Islam. Dia menyatakan tak akan menyerah menghadapi terorisme.
Penyerangan itu sendiri membuat tiga orang tewas. Satu di antaranya dipenggal oleh pelaku yang diduga kuat warga Tunisia.
“Kegilaan teroris Islam,” kata Macron mengutip CNN, Kamis (29/10).
Macron menegaskan bahwa Prancis tidak akan takut dengan tindakan terorisme. Prancis akan tetap memegang nilai-nilai sekularisme dan liberalisme.
“Sekali lagi, pagi ini, tiga warga kami menjadi korban di Nice dan sangat jelas bahwa Prancis sedang diserang,” kata Macron.
Macron lalu menyampaikan belasungkawa kepada seluruh umat Katolik atas pembunuhan yang baru saja terjadi.
Dia juga meminta agar setiap penganut agama saling bersatu. Jangan sampai ada perpecahan satu sama lain.
Penyerangan terjadi di Gereja Notredame Basilica, Nice, Prancis. Tiga orang meregang nyawa. Satu diantaranya dipenggal oleh pelaku yang sudah ditangkap aparat setempat.
AFP melaporkan pelaku diduga kuat warga Tunisia berusia 21 tahun bernama Brahim Aouissaoui. Dia dikabarkan baru tiba di Prancis pada pekan awal bulan Oktober lalu.
Wali Kota Nice, Christian Estrosi menyebut serangan ini sebagai ‘serangan fasis Islam’.
“Pelaku terus mengulang “Allahu Akbar’ bahkan saat diobati karena terluka akibat penangkapan,” kata Estrosi kepada wartawan di lokasi kejadian, seperti dikutip AFP.
(CNN/AFP/bmw)