Diakonia.id – Anak perempuan pendeta Yeremia Zanambani, Rode Zanambani meyakini pelaku penembakan terhadap ayahnya merupakan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memiliki kedekatan hubungan dengan keluarganya.
Kendati demikian, Rode belum mengatakan secara gamblang siapa sosok pelaku tersebut. Namun pihak keluarga meyakini bahwa Yeremia merupakan korban kekerasan aparat TNI di Kampung Bomba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, pada 19 September lalu.
“Ayah kami sebelum meninggal telah mengatakan kepada ibu kami bahwa ia ditembak oleh anggota TNI yang telah lama kami kenal dan dekat dengan kami, pengakuan ayah kami ini benar-benar kami yakini bahwa pelaku pembunuhan ayah kami adalah Anggota TNI,” kata Rode melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (10/11).
Rode juga menyatakan pihaknya bakal menolak penyelidikan perkara pembunuhan mendiang ayahnya diselesaikan dalam proses peradilan militer. Penolakan itu berkaca pada kasus-kasus sebelumnya yang menurutnya lemah atas sanksi dan minim keadilan.
Oleh karena itu, dibantu oleh tim kuasa hukum Yohanis Mambrasar, mereka meminta agar penyelesaian kasus ini diadili melalui pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Kami sangat tidak sepakat jika proses hukum perkara pembunuhan ayah kami ini dilakukan di peradilan militer, karena kami tidak menyakini peradilan militer dapat mengungkap kebenaran dan menghukum pelaku sesuai perbuatannya serta memberikan keadilan bagi kami,” kata dia.
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Achmad Riad mengaku hingga saat ini pihaknya tidak ingin berspekulasi sebelum hasil penyelidikan dan penyidikan kasus penembakan Yeremia keluar.
Riad pun tak mempermasalahkan beragam spekulasi dari keluarga hingga pihak gereja yang mencatut nama TNI. Namun, ia tetap berharap seluruh pihak dapat sabar menunggu hasil Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya yang dipimpin Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto.
“Sampai saat ini kami belum mendapat konfirmasi terkait hal tersebut dan sampai saat ini prosesnya belum selesai. Jadi sementara memang berbagai masukan silakan saja,” kata Riad saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (10/11).
Riad menyebut pihaknya pasrah pada proses penyelidikan tim investigasi lapangan TPGF. Ia pun mengaku sudah mendapat laporan keterangan sementara meski tidak bisa mengungkapkan secara gamblang.
“Karena pada saat ini kami belum bisa memastikan. Kan disampaikan dari rilis itu kan bisa oknum aparat ataupun pihak ketiga kita juga tidak tahu ya, saya juga tidak akan menyampaikan,” lanjutnya.
Sementara itu, hasil investigasi Komnas HAM menemukan bahwa terduga pelaku penembakan terhadap Pendeta Yeremia Zanambani adalah Wakil Danramil Hitadipa, Alpius.
Komisioner Pemantauan/ Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, menyatakan kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan pengakuan Yeremia sebelum meninggal kepada dua orang saksi. Serta pengakuan saksi-saksi lain yang melihat Alpius berada di sekitar kandang babi, tempat di mana Yeremia mengembuskan napas terakhir kali.
Anam mengaku laporan investigasi kematian Yeremia ini sudah diserahkan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
(khr/pmg/CNN)