Diakonia.id –
Di dalam Yosua sang imam besar, kita melihat gambaran dari setiap anak Allah, yang telah dibuat dekat melalui darah Kristus, dan telah diajar melayani dalam hal-hal kudus, dan masuk ke dalam ruang di balik tabir. Yesus telah menjadikan kita imam-imam dan raja-raja bagi Allah, dan bahkan di dalam bumi ini pun kita melaksanakan imamat hidup suci dan pengabdian yang kudus. Tetapi dikatakan bahwa imam besar ini, “berdiri di hadapan Malaikat TUHAN,” yaitu, berdiri untuk melayani. Setiap orang percaya yang sejati, posisinya harus selalu seperti ini. Kini, setiap tempat adalah bait Allah, dan umat-Nya dapat dengan sungguh-sungguh melayani Dia di dalam pekerjaan sehari-hari seperti di dalam rumah-Nya. Mereka harus terus “melayani,” memberikan pengorbanan rohani dalam doa dan puji-pujian, dan mempersembahkan dirinya sebagai “persembahan yang hidup.” Tetapi perhatikanlah di mana Yosua berdiri untuk melayani, di hadapan Malaikat TUHAN. Hanyalah melalui perantara kita orang-orang yang lemah dan cemar dapat menjadi imam bagi Allah. Aku mempersembahkan apa yang aku miliki di depan seorang Utusan, Malaikat perjanjian, Tuhan Yesus; dan melalui Dia doaku yang dibungkus doa-Nya dapat diterima; puji-pujianku menjadi manis sebab dicampurkan dengan mur, dan gaharu, dan cendana [Mazmur 45:8] dari taman milik Kristus sendiri. Jika aku hanya dapat membawakan air mataku kepada-Nya, Ia akan menaruh air mataku bersama air mata-Nya ke dalam botol milik-Nya sendiri karena Ia pernah menangis, dan jika aku hanya dapat membawa keluh kesah kepada-Nya, Ia akan menerimanya sebagai persembahan yang pantas, karena hati-Nya pun pernah dilukai, dan Ia pernah berat mendesah dalam roh-Nya. Diriku sendiri, yang berdiri di dalam Dia, diterima di dalam Kekasih; dan segala pekerjaanku yang cemar, meski pada sejatinya sekedar objek kebencian ilahi, sungguh-sungguh diterima, bahkan Allah mencium keharuman yang manis. Ia puas dan aku diberkati. Maka, lihatlah posisi seorang Kristen — “Imam—berdiri—di hadapan Malaikat TUHAN.”
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.