• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Belajar Alkitab

Tujuh Dosa Maut: Amarah

Diakonia Indonesia by Diakonia Indonesia
15 November 2020
in Belajar Alkitab
0
Tujuh Dosa Maut: Hawa Nafsu
89
SHARES
466
VIEWS

Oleh: Harry Puspito

Siapa yang tidak pernah marah? Dari bayi, anak kecil, orang muda, dewasa hingga tua manusia bisa marah. Marah adalah pengalaman emosi yang wajar, namun apa yang kita lakukan ketika marah terjadi mudah membawa kepada perbuatan dosa, karena itu Alkitab memperingatkan kita agar tidak marah yang berlama-lama (Efesus 4:26). Allah dalam Perjanjian Lama sering dikisahkan marah kepada orang Israel yang bersungut-sungut, yang melakukan dosa tertentu, atau menyembah berhala. Yesus beberapa kali diceritakan marah kepada orang lain, seperti kepada orang-orang Israel yang berjual-beli di Bait Allah (Matius 21:12-16). Allah marah karena alasan yang benar. Oleh karena itu kita juga seharusnya marah ketika melihat atau mendengar mengenai hal-hal yang tidak benar atau perbuatan-perbuatan dosa, seperti korupsi, kekerasan, ketidakadilan, pornografi, dsb. Justru ketika kita tidak marah, kita menjadi salah.

Namun marah yang dibiar-biarkan dan bahkan dikembangkan, tidak dipadamkan, akan potensi menjadi jenis marah yang masuk dalam kelompok ‘Tujuh Dosa Maut.’ Situasi demikian membuka kesempatan bagi Iblis untuk membawa kita kepada marah yang dosa itu (Efesus 4:27). Marah yang termasuk dosa maut dalam Bahasa Latin adalah ‘ira,’ diterjemahkah menjadi ‘wrath’ dalam Bahasa Inggris atau ‘amarah’ dalam Bahasa Indonesia. Ini adalah marah yang ekstrim, marah yang berdosa. Ketika seseorang mengalami amarah, emosi demikian kuat menguasai dirinya sehingga ini bisa menimbulkan penyangkalan akan kebenaran, ketidak-sabaran, balas dendam, dan niat berbuat jahat bahkan membunuh orang yang membangkitkan kemarahannya.

Seorang yang pemarah cepat dikuasai emosi marah, untuk alasan-alasan yang kecil sekali pun. Dia melampiarkan kemarahannya dengan perkataan atau/dan perbuatan yang menyakiti hari orang lain tanpa berpikir panjang. Dosa amarah ini termasuk ‘dosa maut’ atau dosa yang keji karena bertentangan dengan karakter utama Allah yang Dia mau bentuk dalam diri manusia, yaitu kasih. Dosa kemarahan manusia membawa kepada kejahatan (Mazmur 37:8).

Ketika dikuasai amarah, maka manusia dikuasai emosi, dan dalam keadaan demikian, manusia tidak menggunakan akal pikirannya. Dosa amarah paling potensi melukahi orang-orang lain, melalui kata-kata yang tajam atau tindakan yang kejam, apalagi kalau jika dikombinasi dengan dosa lain. Misalnya, ketika seseorang berdosa amarah dan iri, maka dia bisa membunuh atau merampok. Seorang percaya yang pemarah merusak kesaksian kasih Allah akan manusia. Dia tidak menampilkan pribadi Allah yang seharusnya, bahkan sangat berlawanan.

Oleh karena amarah adalah dosa, maka langkah pertama dalam mengatasinya adalah menyadari bahwa kita telah hidup dalam dosa amarah dan bertobat dari cara hidup demikian. Menyadari ini adalah dosa, meminta ampun kepada Tuhan atas kemarahan yang telah dilakukan, dan berkomitmen untuk berhenti marah, yaitu marah yang tidak benar.

Jalan untuk menyingkirkan sikap dan kebiasaan marah adalah dengan membangun buah Roh dalam hidup kita, dimana salah manifestasinya adalah, antara lain, kesabaran, kelemah-lembutan dan kasih – beberapa karakter yang bertentangan dengan amarah (Gal 5:22). Kesabaran adalah atribut lawan kemarahan yang menolong kita menyelesaikan konflik dengan damai daripada dengan kekerasan, bahkan memampukan kita untuk tetap berbuat baik kepada orang lain lawan konflik kita. Kesabaran menolong kita menerima karunia mengampuni dan menunjukkan belas kasihan kepada orang lain. Ketika kita diampuni maka dengan iman kita bisa minta agar Roh Kudus menguasai diri kita dan menjadikan pribadi dengan karakter Kristus itu (Efesus 5:18).

Di luar ini, kita perlu hikmat dalam gaya hidup kita, sehingga dalam diri kita tidak berkembang sikap dan kebiasaan marah. Amsal, misalnya, mengajarkan kepada kita agar tidak berteman dengan pemarah, agar kita tidak meniru perilaku pemarahnya (Amsal 22:24-25). Hal lain yang menolong adalah menghafalkan ayat ‘favorit’ yang mengingatkan dan menolong kita ketika kita mengalami marah. Misalnya, Efesus 4:26-27 – “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”

Kita bisa mengembangkan sikap yang menolong menangani kemarahan, yaitu sikap mengampuni. Allah yang layak marah karena melihat manusia ciptaan-Nya, bahkan yang sudah Dia selamatkan dengan pengorbanan yang besar – kematian Anak-Nya, Yesus Kristus – tapi mereka terus saja berbuat dosa, bahkan dosa yang seringkali sangat keji. Namun Dia adalah Allah yang pengampun, satu atribut Allah yang sangat utama dalam Alkitab, seperti dituliskan dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Hampir setiap orang melakukan dosa maut amarah itu. Oleh karena itu, kita perlu bertobat dari dosa ini, dan terus menjauhi satu dosa maut ini, bertumbuh dalam buah Roh dan gaya hidup yang membantu menyingkirkan dosa amarah itu. Tuhan memberkati! (Reformata.com)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: DosaSin
Previous Post

Tujuh Dosa Maut: Hawa Nafsu

Next Post

Hal Menggunakan Tato Menurut Ajaran Kristen

Next Post
Hal Menggunakan Tato Menurut Ajaran Kristen

Hal Menggunakan Tato Menurut Ajaran Kristen

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment Daftar jadi Agen Pulsa, Voucher Game, dan Multipayment
No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 1 other subscriber

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Berita
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Filsafat
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.