Diakonia.id –
Tuhan kita pernah mengalami hati yang luluh dan hancur. “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?” [Amsal 18:14] Depresi roh yang mendalam merupakan ujian yang paling menyedihkan, sehingga ujian lain seperti tidak ada apa-apanya. Pantas saja Sang Juruselamat berseru kepada Allah-Nya, “Janganlah jauh dari padaku,” [Mazmur 22:11] karena manusia merasa paling membutuhkan Allah saat hatinya berat dan hancur. Hai orang percaya, arahkan hati kita pada salib-Nya pagi ini, dan dengan rendah hati kagumi Raja mulia yang pernah begitu direndahkan jauh melebihi siapa pun di antara kita dalam tekanan dan penderitaan batin; dan akuilah bahwa Dia layak menjadi Imam Besar yang setia, yang dapat tersentuh saat kita merasakan kelemahan. Terutama hendaklah mereka yang sedih karena tidak merasakan kasih Bapa kita, masuk mendekat ke dalam persekutuan yang intim dengan Yesus. Janganlah kita putus asa, karena Juruselamat kita sudah pernah melewati ruangan gelap itu. Jiwa kita mungkin terkadang terlalu rindu dan ingin, dan dahaga bahkan hatinya sangat menderita, untuk melihat terangnya wajah Tuhan: pada masa-masa seperti itu marilah kita tinggal di dalam kebenaran manis ini, mengenai simpati dari Imam Besar kita. Pasti tetesan kesusahan kita akan hanyut di dalam lautan penderitaan-Nya, dan betapa cinta kasih kita akan menjulang tinggi! Datanglah, o kasih Yesus yang kuat dan dalam, seperti luapan laut dalam gelombang pasang musim semi, selubungi seluruh kekuatanku, tenggelamkan seluruh dosaku, basuhlah segala kekhawatiranku, angkatlah jiwaku yang terikat oleh dunia fana, dan layangkanlah jiwaku sampai kepada kaki Tuhanku, dan di situ biarkanlah aku terbaring, seperti sebuah tempurung malang yang hancur, dibasuh oleh kasih-Nya, tanpa memiliki kebaikan maupun nilai; dan hanya mencoba untuk berbisik kepada-Nya agar jikalau Dia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, Dia akan mendengar di dalam hatiku ada gema yang lemah dari suara gelombang kasih-Nya sendiri yang terbentang luas, yang telah membawaku ke tempat aku terbaring dengan sukacita, bahkan di kaki-Nya, selama-lamanya.
RENUNGAN HARIAN (diterjemahkan dari Morning and Evening: Daily Readings, Charles H. Spurgeon).
Isi renungan ini bebas untuk disalin dan disebarluaskan.