Diakonia.id -Dalam Alkitab, kita menemukan banyak tokoh dengan karakter berani, seperti Musa, Yosua, Daud, Yesus, Paulus, dan masih banyak lagi. Saya tertarik menelusuri apa yang membuat orang-orang pilihan Tuhan ini begitu berani dalam melakukan pekerjaan-Nya.
Lawan kata berani adalah takut. Penyebab umum seseorang dilanda ketakutan antara lain: khawatir situasi tidak berjalan sesuai harapan, tidak percaya diri, tidak mempercayai orang lain, dan kurang bergantung kepada Tuhan.
Lantas, bagaimana kita bisa mengalahkan ketakutan dan menjadi berani?
Pentingnya Sikap Berani

Mengapa keberanian itu penting? Karena, untuk menciptakan perubahan dalam hidup, langkah pertama yang harus kita ambil adalah keberanian. Ketika Anda ingin bertobat, Anda harus berani meninggalkan dosa. Kalau Anda ingin hidup benar, Anda harus berani melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tanpa kompromi.
Kita menjadi berani ketika:
Hati Kita Benar

Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya, tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda. – Amsal 28:1
Orang yang tidak benar hatinya akan selalu diliputi ketakutan. Contohnya, saat mencoba berbohong, sebelum ditanya secara mendalam pun, orang ini akan berusaha menghindari pertanyaan dengan mengalihkan pembicaraan ke hal-hal lain. Sebaliknya, orang jujur akan berani menjawab semua pertanyaan sesuai dengan kebenarannya.
Berharap Kepada Tuhan

Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian. – 2 Korintus 3:12
Paulus begitu berani melakukan pekerjaan Tuhan karena ia berharap kepada Tuhan. Ia percaya pekerjaannya tidak sia-sia karena yang ia melakukannya untuk kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu, Tuhan membenarkan Paulus.
Apa pun yang kita kerjakan hari ini, jika itu untuk Tuhan, kita akan bertindak dengan berani. Contohnya, kita berani tampil beda sebagai karyawan yang jujur dan rajin saat rekan-rekan kita malas, karena hati kita termotivasi melakukannya untuk Tuhan.
Mengingat Janji Tuhan

“Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi.” – Yosua 1:9
Tuhan berjanji akan menyertai Yosua dalam memimpin umat Israel memasuki tanah perjanjian. Ini memberikan Yosua keberanian, sehingga ia memerintahkan setiap kepala pasukan untuk bersiap menduduki tanah yang akan diberikan Tuhan kepada mereka.
Setiap mengalami pergumulan, saya berusaha mengingat dan menemukan kembali janji-janji Tuhan dalam saat teduh saya. Mengenal karakter Tuhan yang setia membuat saya kembali semangat menjalani hidup, karena saya percaya Tuhan tidak pernah meninggalkan saya.
Sadar akan Penyertaan Tuhan yang Luar Biasa

“Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia. Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.” Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali. – 2 Tawarikh 32:7-8
Ketika Yerusalem dikepung oleh bangsa Asyur yang kuat, secara logika orang-orang Yehuda akan sulit memenangkan pertempuran. Namun, Raja Hizkia dan nabi Yesaya percaya bahwa Tuhan mendengar doa mereka, dan akan membebaskan mereka dari kepungan tentara Asyur. Iman Hizkia dan Yesaya membangkitkan semangat rakyat, sehingga mereka percaya pada penyertaan Tuhan yang lebih luar biasa dibanding kekuatan musuh.
Kita menjadi ketakutan ketika ada lebih dari satu masalah yang datang, atau masalah bertubi-tubi menyerang. Namun, dengan mengetahui dan percaya pada kekuatan Tuhan yang melampaui keterbatasan manusia, kita tidak akan lari dari masalah. Kita akan memiliki keberanian untuk menghadapi dan membereskan semua masalah yang ada.
Memiliki Roh Kudus

Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. – Kisah Para Rasul 4:31
Perbedaan yang begitu kontras terlihat dalam diri murid-murid Yesus sebelum mereka dipenuhi Roh Kudus dan setelahnya. Sebelumnya, mereka diliputi ketakutan, keputusasaan, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah mengalami kepenuhan Roh Kudus, mereka menjadi semangat dan berani memberitakan firman Tuhan.
Roh Kudus, yang mendiami orang-orang yang percaya dan mengikut Yesus, akan memberikan keberanian. Roh Kudus mempunyai kekuatan yang dahsyat, dan kita bisa mengaktifkannya dengan cara menghidupi firman Tuhan dalam keseharian kita. Apa yang kita ucapkan harus sesuai dengan kenyataan yang kita lakukan; inilah yang membuat kita berani berhubungan dengan orang lain.
Berdoa

… juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, yang kulayani sebagai utusan yang dipenjarakan. Berdoalah supaya dengan keberanian aku menyatakannya, sebagaimana seharusnya aku berbicara. – Efesus 6:19-20
Selain berani memberitakan Injil, Paulus juga pintar dan berhikmat, tahu apa yang harus ia katakan. Namun, ayat di atas memberitahu kita bahwa Paulus tetap butuh didoakan. Ia mengerti bahwa penginjilan bisa terwujud ketika Tuhan membukakan peluang.
Saat Anda takut menghadapi sesuatu, berdoalah meminta pertolongan Tuhan. Niscaya Dia akan melengkapi Anda dengan hal-hal yang Anda butuhkan untuk melewati tantangan yang ada.
Melihat Teladan Saudara Seiman

Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. – Filipi 1:14
Banyak saudara seiman Paulus akhirnya berani memberitakan firman Tuhan karena meneladani keberanian Paulus. Penjara tidak membatasi pekerjaan penginjilan Paulus, bahkan dikatakan bahwa ia justru semakin berani.
Keberanian itu bisa menular. Lihatlah teladan dari orang yang berpengaruh bagi Anda–saudara-saudari seiman, mentor, sahabat, dan jadilah pribadi yang lebih berani.
Perasaan takut akan menghambat kita dalam banyak hal, membuat kita sulit menjadi pribadi lebih baik, bertumbuh, dan menjadi pemenang. Namun, banyak karakter ilahi bisa dicapai dengan memupuk keberanian. Mulailah mengambil satu persatu langkah keberanian Anda hari ini.(gkdi.org)