• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia Indonesia
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia Indonesia
No Result
View All Result
Home Apologetika

Dilema Euthyphro: apakah sesuatu baik karena Allah telah menyatakannya baik, ataukah Allah menyatakannya baik karena hal itu memang baik?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
4 January 2021
inApologetika, Belajar Alkitab
44 1
AA
0
Kanon Alkitab


Diakonia.id – Pertanyaan terkenal Plato tentang sifat kebaikan membahas apakah sesuatu baik karena Allah telah menyatakannya baik, ataukah Allah menyatakannya baik karena hal itu memang baik. Pertanyaan ini dikenal sebagai Dilema Euthyphro (yang dinamai sesuai karakter Euthyphro dalam ‘dialog sokratik’ Plato yang membahas topik kebaikan).

Ada dua masalah yang diajukan pertanyaan bagi umat Kristen. Pertama, jika sesuatu hanya baik karena Allah mengatakannya demikian, maka seolah-solah Allah dapat menyatakan apapun baik dan akan berlaku demikian. Yang dianggap baik mungkin melibatkan hal yang kita ketahui sebagai kejahatan, seperti kasusnya pembunuhan atau pemerkosaan. Tentunya kita tidak menginginkan moralitas berdasarkan pernyataan Allah yang sewenang-wenangnya, jadi ini bukanlah pilihan yang baik bagi orang percaya. Sebaliknya, jika Allah sekedar melaporkan kebaikan sesuatu, maka Ia sudah bukan lagi tolak ukur kebaikan dan sepertinya harus mengacu kepada sebuah standar di luar diri-Nya. Akan tetapi kita tidak menginginkan sebuah standar yang melebihi Allah, sehingga respon ini juga tidak menarik. Oleh karena itu kita mencapai dilema.

Baca juga:   Apa saja contoh campur tangan ilahi yang nyata?

Akan tetapi, ada sebuah pilihan lain. Sebagai orang Kristen kita perlu mengakui kedaulatan Allah dan kebaikan yang melekat pada DiriNya. Dengan demikian kita tidak menginginkan standar yang berubah atau tolak ukur di luar atau di atas Allah. Untungnya, Allah ini berdaulat di atas segala sesuatu dan Ia baik. Jadi, sifat Allah sendiri menjadi tolak ukur kebaikan, dan Allah menetapkan deklarasi kebaikan di atas dasar DiriNya Sendiri. Sifat Allah tidak berubah dan sepenuhnya baik; sehingga, kehendak-Nya tidak sewenang-wenangnya, dan pernyataan-Nya selalu benar. Dalam pilihan ini, dilema tersebut mendapatkan solusi.

Baca juga:   Sering Terjebak Drama? Kenali Penyebab dan Solusinya

Bagaimana Allah dapat menjadi tolak ukur kebaikan? Karena Ia adalah sang Pencipta. Kebaikan sesuatu tergantung pada tujuannya. Sebuah pisau yang tumpul tidak baik karena fungsinya dimaksud untuk mengiris. Ketajaman bukan hal yang baik bagi sepatu, karena sepatu yang baik seharusnya nyaman dan mendukung kontur kaki. Allah, sebagai sang Pencipta, adalah yang menetapkan tujuan bagi setiap ciptaan-Nya. Ia telah menciptakan ciptaaan menurut tujuan-Nya, dan apapun yang merintangi tujuan itu adalah jahat. Pemerkosaan itu jahat karena tindakan itu bukanlah tujuan hubungan intim seksual. Pembunuhan itu jahat karena tujuan penciptaan manusia bukanlah untuk menetapkan kapan seorang harus mati. (Perlu diperhatikan bahwa ini bukan mengarungi semua kematian yang disebabkan manusia, seperti contohnya hukuman mati atau peperangan. Jika Allah telah memberi pedoman mengenai suatu tindakan, maka yang dilaksanakan bukan kemauan pribadi manusia.)

Baca juga:   Tiang Awan dan Tiang Api: Penyertaan Tuhan di Masa Sulit

Sebagai konklusi, sesuatu dikatakan baik sesuai dengan tujuan atau fungsi yang dimaksudkan baginya. Karena Allah adalah pencipta segala sesuatu, menurut sifat kebaikan-Nya, Ia adalah tolak ukur dan pendeklarasi kebaikan. (gotquestions)

Tags: AlkitabDilema EuthyphroPlato
Share23SendShareTweet15Share4Share6Send
Previous Post

Bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. [2 Petrus 3:18]

Next Post

Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. [Kejadian 1:4]

Next Post

Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. [Kejadian 1:4]

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 64 other subscribers

Tentang

Diakonia Indonesia

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true