Diakonia.id -Suatu kali saya membaca buku berisi kisah hidup orang-orang yang akhirnya bisa melakukan hal-hal yang mereka suka dalam hidup. Apa pun bentuk cita-citanya—melukis di pantai, menjadi perawat, mengajar anak-anak, bekerja di panti sosial—mereka telah sukses mencapainya. Keberhasilan mereka menerbitkan rasa iri dalam hati saya. Saya berpikir, “Kapan saya bisa menikmati hidup dan mengerjakan apa yang saya suka?”
Mungkin saat ini Anda sedang bergumul dengan hidup Anda. Entah itu terkait soal pekerjaan, tanggung jawab, atau keadaan, Anda benar-benar tidak suka atau bahkan benci menjalaninya. Jika boleh memilih, situasi itu tidak akan menjadi pilihan Anda.
Sebagai seorang Kristen, bagaimana kita menyikapi hidup yang tampaknya jauh dari ideal? Mungkinkah kita mencintai hidup yang tak selaras dengan harapan?
Biarkan Kehendak Tuhan yang Terjadi
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” – Matius 26:39
Saya teringat suatu masa ketika saya membenci hidup saya. Mengatakan kepada Tuhan bahwa ini bukanlah hidup yang ingin saya jalani. Menghendaki sebuah kehidupan normal di mana anak-anak saya bisa punya keluarga yang utuh. Rasanya saya ingin berontak, berteriak sekeras-kerasnya atas ketidakadilan ini. Saya marah. Mengapa Tuhan membiarkan semua ini terjadi kepada saya?
Kalau saat ini Anda mengalami kepahitan terhadap hidup—Anda merasa sendirian, ketakutan, bingung, tak melihat jalan keluar—ketahuilah: Tuhan mengerti dan merasakan apa yang Anda rasakan!
Di Taman Getsemani, Yesus merasakan kesedihan luar biasa yang membuatnya ingin mati saja. Dia pun berdoa sebanyak tiga kali. Doa yang sama. Permintaan yang sama. Dia ungkapkan kepada Bapa-Nya bahwa Dia tidak ingin menjalani penderitaan itu. Yesus berharap Dia punya pilihan lain. Jika Allah mengizinkan, lebih baik salib yang harus dipikul-Nya itu ditiadakan saja.
Namun, di akhir doa-Nya, Yesus mengatakan bahwa apapun yang terjadi, biarlah kehendak Allah Bapa saja yang terjadi, bukan kehendak-Nya.
Ketika Anda tak suka dengan jalan hidup Anda, keadaan Anda, atau pekerjaan Anda, belajarlah untuk menerima hidup yang sudah Tuhan berikan. Selain itu, doakanlah. Mungkin Tuhan ingin Anda berserah dan bertumbuh dari keadaan ini. Atau mungkin Tuhan sengaja menaruh apa yang Anda tidak suka ini, agar Anda berjuang mengubah keadaan Anda, mungkin itu pekerjaan atau rencana Anda. Apapun itu, jalani hidup ini dengan penuh sukacita dan jangan mengeluh.
Yang terpenting bukanlah apa yang terjadi, melainkan bagaimana Anda merespon apa yang datang dalam hidup. Sembari terus mencari jalan keluar, lakukan apa yang harus Anda lakukan saat ini sebaik-baiknya dan bawalah kegundahan Anda dalam doa. Biarkan kehendak Tuhan yang terlaksana. Maka segala sesuatu akan indah pada waktu-Nya, sesuai rancangan-Nya.
Tetap Bersyukur
Jawab Yesus kepada mereka: “Jangan kamu bersungut-sungut.” – Yohanes 6:43
Sewaktu membaca buku yang saya ceritakan di atas, saya sedang terbeban oleh pekerjaan. Semenjak mengelola usaha keluarga, setiap hari saya harus bangun pukul tiga dini hari. Saat malam menjelang, saya jadi stres, membayangkan harus bangun sebelum subuh. Padahal, waktu yang saya paling nikmati adalah malam hari, tetapi kini malam hari menjadi momok buat saya.
Setelah selesai membaca buku tersebut, saya pun merenung. Betapa bahagianya orang-orang yang dapat melakukan sesuatu yang mereka suka. Dan, betapa malangnya orang-orang yang dalam hidupnya terpaksa melakukan sesuatu yang tidak mereka suka, karena itu sama saja dengan tidak memiliki kehidupan.
Sejak saat itu, saya memutuskan untuk belajar menyukai apa yang saya lakukan, dan dalam hal ini: pekerjaan saya. Saya tidak ingin gara-gara pekerjaan, kebahagiaan saya terampas. Meskipun hidup ini belum sesuai harapan, saya ingin menjalaninya tanpa rasa terpaksa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. – 1 Tesalonika 5:18
Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat. – Amsal 15:13
Jika Anda terus bersungut-sungut, Anda takkan pernah bahagia. Anda bakal terus bosan, terbeban, dan kesal. Namun, ketika Anda menjalani hidup dengan sukacita, Tuhan akan memberkati apa yang Anda lakukan.
Belajarlah mencintai apa yang Anda lakukan, maka segala kebosanan, beban, dan kemarahan itu akan menyurut, digantikan oleh semangat dan kegembiraan. Mengapa? Karena, Anda mendapatkan kembali hidup Anda!
Terkadang kita terlalu berfokus pada apa yang hilang dari hidup sehingga lupa mensyukuri apa yang kita punya. Mungkin Anda sibuk luar biasa, tetapi Anda mampu membayar tagihan setiap bulan. Anda punya kesehatan prima sehingga bisa terus berlatih mengembangkan bakat. Anda belum punya pasangan tetapi teman-teman menyayangi Anda. Cari terus hal-hal yang membuat Anda bersyukur dan bergembira. Dengan begitu, hidup tak lagi jadi beban, tetapi sebuah proses berarti yang Anda sukai.
Lakukan untuk Allah
Yang terakhir, jika Anda masih kesulitan menjalani situasi hidup, pekerjaan, atau tanggung jawab Anda saat ini, ingatlah bahwa semua itu Anda lakukan untuk Tuhan. Ini akan menumbuhkan kerelaan dan komitmen dalam diri Anda karena Anda mengerjakannya bukan untuk manusia, melainkan Allah sendiri.
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. – Kolose 3:23
Semangat! Anda pasti bisa! (gkdi.org)