• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Umum

Keliru Steven Indra & Bangun Samudra soal Pendidikan Calon Imam

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
18 March 2020
inApologetika, Umum
56 1
AA
0
Keliru Steven Indra & Bangun Samudra soal Pendidikan Calon Imam

Diakonia.id – Label tokoh agama dengan pengalaman sebagai mantan pemeluk agama lain menjadi isu yang cukup ramai diperbincangkan belakangan ini. Di media sosial, beredar sejumlah video beberapa penceramah agama yang tengah membagikan pengalaman masa lalunya ketika memeluk agama lain sebagai bahan dakwahnya.

Tidak ada fasilitas akselerasi dalam tahapan pendidikan calon imam. Sebaliknya, justru malah ada calon imam yang belajar dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Salah satunya video tersebut merupakan video Steven Indra Wibowo yang dibagikan oleh akun twitter @RomoKristiadipr pada 24 Februari 2020 pukul 3.38 PM. Dalam video tersebut, Steven menyebutkan misdinar merupakan orang yang membantu pelayanan di altar gereja pada hari Minggu. Selain itu, ia juga menjelaskan tahapan yang ia jalani hingga ditahbiskan menjadi imam.

“Di misdinar itu bantuin untuk di altar segala macam, naik diakon, prodiakon, akhirnya saya memutuskan untuk mengambil sakramen imamat,” ujar Steven dalam video tersebut.

Dalam unggahannya, akun Twitter @RomoKristiadipr menyebut pernyataan yang disampaikan Steven adalah keliru.

Sementara itu, dalam video yang dibagikan akun twitter @Lady_StayClassy pada 26 Februari 2020, ada pula Ustad Bangun Samudra yang mengaku mantan pastor dan menjalani pendidikan pastor secara akselerasi ketika sedang berdakwah.

Baca juga:   Apa kata Alkitab mengenai pelacuran? Apakah Allah dapat mengampuni seorang pelacur?

Asal Usul Informasi

Berdasarkan penelusuran, versi penuh dari video Steven Indra tersebut diunggah oleh kanal video YouTube Vertizone TV pada 22 Januari 2020 dengan judul “(BARU) Koh Steven Indra Wibowo – dari Nge-gembel sampai jadi Ketua Mualaf Center Indonesia.”

Video tersebut diambil pada acara Talkshow Inspiratif pada 17 Januari 2020 di Masjid Baitut Taqwa, Kota Malang. Dalam poster acara di Instagram, Steven ditampilkan sebagai satu-satunya pembicara pada acara tersebut. Hingga Kamis (27/2/2020) pukul 15.00, video tersebut telah ditonton 47 ribu kali.

Mualaf Center Indonesia merupakan organisasi yang pelayanan dan sarana belajar bagi para mualaf. Dalam laman resminya, Steven Indra Wibowo bertindak sebagai direktur di organisasi tersebut.

Selain itu, Steven Indra juga sering muncul di berbagai pemberitaan media sebagai tokoh yang berbagi pengalamannya menjadi mualaf. Sedangkan Bangun Samudra dikenal sebagai ustad dengan label S3 Vatikan di sebuah baliho yang belakangan viral.

Baca juga:   Apakah seks-cyber/phone-sex merupakan dosa?

Fakta

Tahapan untuk menjadi imam di kepercayaan Kristen/Katolik membutuhkan waktu yang cukup lama. Para calon imam (seminaris) bersekolah di sekolah khusus yang disebut seminari.

Menurut laman SMA Seminari Mertoyudan, Magelang, bagi seminaris lulusan SMP, mereka akan menempuh kelas persiapan pertama selama setahun. Selama periode tersebut, seminaris akan belajar pengetahuan tentang Katolik dan pengetahuan umum.

Setelah tahap tersebut, seminaris akan menjalani kelas layaknya SMA selama tiga tahun. Selama periode itu seminaris akan memperdalam ilmu tentang gereja dan Katolik. Mereka juga dapat melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan.

Lulus kelas SMA, seminaris akan menjalani tahun rohani selama setahun untuk persiapan menuju tahapan seminari tinggi (Frater).

Menurut Romo Ambrosius Heri Krismawanto, setelah menempuh pendidikan frater, barulah calon imam bisa ditahbiskan. “Ada 3 tingkatan tahbisan, yakni tahbisan diakon, tahbisan imam, dan tahbisan uskup. Semua tahapan ini hanya khusus untuk laki-laki,” ujar pengajar di Fakultas Teologi Sanata Dharma.

Mengenai tahapan prodiakon, Romo Heri menyebutkan prodiakon bukan tahapan untuk menjadi imam gereja. Prodiakon adalah umat awam yg dipilih untuk membantu imam dalam perayaan liturgi dan ibadat, secara khusus untuk membantu membagikan komuni suci. Laki-laki maupun perempuan dapat menjadi prodiakon.

Baca juga:   Apakah ada kejahatan yang diperlukan?

Menurut Romo Heri, dalam menjalani tahapan pendidikan calon imam, tidak ada fasilitas percepatan (akselerasi). Ia mengatakan, ada calon imam yang justru malah belajar lebih lama.

Tahapan pendidikan calon imam dilakukan secara penuh. Artinya, tidak ada kemungkinan sang seminaris untuk mendapat fasilitas percepatan (akselerasi) untuk semua alasan.

Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan fakta yang telah dilakukan, klaim Steven Indra Wibowo mengenai tahapan pendidikan calon imam dan klaim Ustad Bangun Samudra mengenai akselerasi pada pendidikan calon imam adalah informasi yang salah dan menyesatkan (false & misleading).

Dalam menempuh pendidikan calon imam, tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan fasilitas percepatan atau akselerasi. Selain itu, Prodiakon bukan merupakan tahap yang lebih tinggi daripada diakon dan tidak termasuk ke dalam tahap pendidikan calon imam. (tirto.id)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: TurnBackHoax
Share29SendShareTweet18Share5Share7Send
Previous Post

Apa itu “Jalan Roma Menuju Keselamatan”?

Next Post

Jika Allah mengetahui bahwa Adam dan Hawa akan berdosa, mengapa Ia tetap menciptakan mereka?

Next Post
Jika Allah mengetahui bahwa Adam dan Hawa akan berdosa, mengapa Ia tetap menciptakan mereka?

Jika Allah mengetahui bahwa Adam dan Hawa akan berdosa, mengapa Ia tetap menciptakan mereka?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In