• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Umum

Ketika Orang Atheis dan Agnostik Enggan Punya Anak

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
11 January 2021
inGereja, Umum
53 1
AA
0
Ketika Orang Atheis dan Agnostik Enggan Punya Anak


Diakonia.id – Ibu-ibu beragama Islam akan melahirkan anak lebih banyak dari ibu-ibu beragama Kristen, sedangkan aliran yang tidak berafiliasi dengan agama apapun akan menghadapi bencana baru: sedikit mendapatkan keturunan.

Dua agama terbesar di dunia, Islam dan Kristen punya kecenderungan yang sama mengenai pentingnya menambah keturunan. Pernikahan tidak hanya sebagai bentuk legalitas dari hubungan laki-laki dan perempuan, akan tetapi juga mengenai pertambahan populasi umat beragama keduanya.

Pada agama Kristen malah disebutkan secara eksplisit dalam Kitab Kejadian (1:28), “Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

Hal tersebut menjadi salah satu dampak yang kemudian membuat dua agama ini akan terus meningkat jumlah populasinya, selain—tentu saja—perubahan keyakinan yang berpindah masuk menjadi Kristen atau Islam. Meskipun prediksi ini akan lebih banyak menguntungkan Islam yang tumbuh lebih cepat dari agama apapun di dunia terkait penambahan jumlah populasi manusia.

Data dari Pew Research Center menjelaskan bahwa tanda-tanda ini sudah terlihat pada periode 2010 sampai 2015 yakni 31 persen kelahiran bayi-bayi di seluruh dunia adalah bayi yang dilahirkan dari keluarga muslim. Angka yang jauh lebih tinggi dari persentase jumlah muslim di dunia (24%).

Baca juga:   Apa yang diajarkan Alkitab mengenai penyakit pandemi / wabah?

Di sisi lain bayi yang lahir dari keluarga Kristen juga akan tumbuh, yakni sebesar 33% dari jumlah bayi yang lahir di dunia pada periode yang sama. Sekilas angka ini memang lebih banyak daripada bayi yang dilahirkan dari keluarga muslim, hanya saja melihat fakta bahwa populasi penganut agama Kristen merupakan yang terbanyak di dunia (31,4%) maka peningkatan jumlah populasi dari angka kelahiran ini justru jauh lebih kecil dibandingkan pertambahan umat muslim.

Pada populasi kelahiran bayi Kristen sebesar 33% dari total kelahiran bayi di dunia, akan semakin terlihat semakin kecil jika menengok potensi kematian usia lanjut pada periode yang sama. Hal yang diprediksi akan terlihat di Eropa, di mana jumlah kematian akan melebihi jumlah kelahiran.

Ambil contoh di Jerman, pada periode 2010-2015 jumlah kematian wajar (usia lanjut, penyakit, dll) lebih banyak 1,4 juta dibandingkan jumlah angka kelahiran. Hal yang diprediksi akan terus seperti itu untuk beberapa dekade ke depan. Inilah yang kemudian menjadi jawaban, bahwa populasi umat Islam di Eropa akan merangkak naik menjadi 10% dari total populasi di Eropa pada 2050. Sedangkan umat Islam pada 2010-2015 hanya kehilangan 61 juta pemeluknya karena meninggal dan melahirkan 213 juta bayi baru pada periode yang sama.

Baca juga:   4 Syarat-Syarat Untuk Pindah Gereja Yang Umum Ditanyakan

Meskipun begitu, memasuki periode selanjutnya pada 2030-2035, jumlah kelahiran bayi Islam (225 juta) akan lebih sedikit daripada periode sebelumnya, meskipun tetap lebih banyak daripada jumlah kelahiran bayi Kristen (223 juta). Pada periode 2055-2060, kesenjangan ini akan terus membesar, sampai-sampai keluarga muslim akan melahirkan anak 6 juta lebih banyak daripada keluarga Kristen.

Hasil penelitian dari Pew Research ini sebenarnya perlu dijelaskan mengenai ungkapan “bayi Kristen” atau “bayi Islam”. Penggunaan istilah ini tidak dimaksudkan bahwa si bayi otomatis akan memiliki bentuk keyakinan yang sama dengan orang tuanya. Istilah ini hanya bentuk penyederhanaan untuk mengidentifikasi kelompok bayi berdasarkan identitas keluarganya.

Asumsi yang didasari bahwa anak-anak cenderung mewarisi identitas agama orang tuanya sampai dewasa. Usia di mana—bisa jadi—membuat anak beralih keyakinan. Bahkan mungkin punya keyakinan yang tidak berafiliasi dengan agama apapun di dunia. Menjadi atheis atau agnostik.

Infografik Tuhan Yang Semakin Dipertanyakan

Pada kelompok yang tidak berafiliasi dengan agama apapun (atheis dan agnostik) diperkirakan hanya melahirkan anak 10% dari total jumlah populasi kelahiran di dunia pada periode 2010-2015. Dari persentase jumlah mereka di dunia (16%), angka ini akan terus mengalami tren penurunan sampai beberapa dekade mendatang. Hanya ada 9% bayi yang dilahirkan dari keluarga yang tidak berafiliasi dengan agama pada 2055-2060, sementara pada saat yang sama bayi muslim 36% dan bayi Kristen 35% dari total kelahiran di dunia.

Baca juga:   Hidup Kudus dan Bahagia: Mustahilkah Mendapat Keduanya?

Tren penurunan ini berkaitan dengan rendahnya kelahiran pada ibu-ibu atheis atau agnostik. Sebab kelompok ini biasanya tidak percaya dengan konsep pentingnya menambah keturunan pada pernikahan—atau bahkan pada beberapa kasus tidak percaya pada konsep pernikahan.

Dari beberapa negara tersebut, pertambahan jumlah penduduk dari kelompok ini akan membesar beberapa dekade mendatang bukan karena jumlah kelahiran dan kecilnya angka kematian, melainkan perpindahan dari agama-agama lain. Antara tahun 2015 sampai 2020 mendatang, atheis dan agnostik akan mendapatkan “anggota baru” sekitar 8 juta orang.

Angka ini jelas tidak berarti apa-apa dengan pertumbuhan jumlah umat beragama lainnya, sehingga sekalipun selama 2010 sampai 2050 akan ada peningkatan 100 juta orang atheis dan agnostik baru, dibandingkan dengan jumlah total populasi dunia yang juga akan meningkat pesat, jumlah mereka justru menurun dari 16% pada 2010 menjadi 13% pada 2050. Salah satu sebabnya adalah angka kelahiran mereka yang akan mengalami penurunan dari dekade ke dekade.

sumber: tirto.id dengan pengubahan seperlunya

Join @idDiakonia on Telegram
Share27SendShareTweet17Share5Share7Send
Previous Post

Listyo Sigit, Calon Kapolri Bekas Ajudan Jokowi

Next Post

Apa saja contoh campur tangan ilahi yang nyata?

Next Post
Kanon Alkitab

Apa saja contoh campur tangan ilahi yang nyata?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In