• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Internasional

Konflik Ethiopia Berlanjut, Kawasan Tigray Kembali Digempur

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
22 November 2020
inInternasional
AA
0
Konflik Ethiopia Berlanjut, Kawasan Tigray Kembali Digempur


Diakonia.id – Kawasan TigraydiEthiopia yang sedang dilanda konflik dilaporkan kembali digempur oleh serangan udara yang menyebabkan beberapa orang terluka.

Pertikaian antara milisi dan pasukan pemerintah di wilayah yang berbatasan dengan Eritrea dan Sudan itu berlangsung sejak awal November.

Laporan tentang serangan udara itu disampaikan oleh seorang sumber anonim kepada CNN.

Dilansir CNN, Jumat (20/11), pasukan federal Ethiopia menggempur pemerintah regional Tigray ketika Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, mengumumkan menggelar operasi militer, termasuk serangan udara.

Konflik itu meletup akibat keputusan pemerintah Tigray yang memilih untuk otonom, dan bertentangan dengan keinginan Abiy.

“Operasi kami bertujuan untuk mengakhiri impunitas yang telah berlangsung terlalu lama dan meminta pertanggungjawaban individu dan kelompok di bawah hukum negara,” ujar Abiy saat itu.

Baca juga:   Ritual pengusiran setan sebuah sekte diduga sebabkan kematian tujuh orang di Panama

Sumber anonim tersebut mengatakan, sejak itu ibu kota Tigray, Mekelle, selalu dibombardir, termasuk di dekat sebuah gereja dan universitas. Sejumlah penduduk sipil tewas dan terluka akibat serangan itu.

Pemerintah Ethiopia tidak segera menanggapi permintaan konfirmasi dari CNN, tetapi sebelumnya mereka membantah membombardir kawasan pemukiman sipil. Mereka malah menuduh milisi Tigray menyembunyikan persenjataan di sekolah hingga rumah ibadah.

Juru Bicara Satuan Tugas Darurat Negara Bagian Ethiopia, Redwan Hussein, mengatakan kepada CNN pada Rabu lalu kalau pasukan pemerintah federal telah mendekati Mekelle.

Partai politik yang berkuasa di Tigray, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), menolak menyerah. Mereka menuduh pasukan federal membunuh warga sipil, meski dibantah oleh pemerintah Ethiopia.

Akan tetapi CNN belum bisa memverifikasi klaim dari kedua belah pihak dikarenakan pembatasan jaringan komunikasi.

Baca juga:   Macron Ajak Negara Eropa Respons Cepat Aksi Terorisme

Sumber itu juga menuturkan kepada CNN bahwa puluhan ribu orang telah mengungsi sejak pertempuran meletus.

Pada awal November, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan lebih dari 30 ribu penduduk Ethiopia mengungsi ke Sudan untuk menghindari konflik di daerah Tigray.

Sejumlah lembaga bantuan kemanusiaan yang beroperasi di wilayah itu memperingatkan kondisi di wilayah itu semakin memprihatinkan, dan mendesak kedua belah pihak membuka akses ke zona konflik itu.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan ada seribu orang yang meminta bantuan bagi keluarga mereka, melalui kantor perwakilan di Mekelle dan Addis Ababa.

Konflik itu meletup karena Abiy mencoba mengubah sistem politik federalisme etnis yang selama ini diterapkan di Ethiopia.

Sistem itu mengatur pembagian kekuasaan berdasarkan etnis. Hal itu mulanya membuat setiap etnis diberi hak untuk memerintah kawasan tertentu terhadap kelompok etnis individu yang menjadi minoritas sebelumnya. Namun, sistem itu menguntungkan etnis minoritas Tigray di tingkat federal.

Baca juga:   Dorothy Day, Aktivis Kiri yang Direkomendasikan Jadi Santa

Abiy ingin menggabungkan partai politik yang berlandaskan etnis dan kawasan, Front Demokratik Revolusioner Rakyat Ethiopia, dengan Partai Kemakmuran. Namun, TPLF merasa kekuasaan mereka terancam dengan rencana Abiy, baik secara politik dan militer.

TPLF lantas menolak bergabung dengan Partai Kemakmuran, dan membuat mereka serta pemerintah federal bertikai. Perseteruan semakin tajam akibat hasil pemilihan umum di Tigray pada September lalu yang dipermasalahkan.

Sebab pemerintah pusat Ethiopia menunda pemilu dengan alasan pandemi virus corona. Karena kedua belah pihak tetap berkeras, alhasil hal itu memicu pertikaian bersenjata dan kini mengarah kepada situasi perang sipil
(ans/ayp/CNN)

Join @idDiakonia on Telegram
Share23SendShareTweet14Share4Share6Send
Previous Post

Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam, Sisi Magis Lain di Borobudur

Next Post

KPK Usut Korupsi Proyek Gereja di Papua, Sudah Ada Tersangka

Next Post
KPK Usut Korupsi Proyek Gereja di Papua, Sudah Ada Tersangka

KPK Usut Korupsi Proyek Gereja di Papua, Sudah Ada Tersangka

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia