• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Analisis & Opini

MAKNA PENGAJARAN DALAM HIDUP ANAK

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
23 January 2020
inAnalisis & Opini
51 2
AA
0
MAKNA PENGAJARAN DALAM HIDUP ANAK

Oleh: Gurgur Manurung

Dua hari lalu, saya duduk di sebuah bangku, menonton anak pertama saya Daniel bermain bola. Di tengah keasyikan saya melihat Daniel bermanuver memperbainkan bola, sahabat kami suami-istri keluarga Sirait mendekati saya.
“Amangboru, kemarin ketika Judika anak pertamanya mengikuti kamp dari sekolah. Ketika kamp di luar sekolah ada pertandingan juara menangkap ikan. Judika bilang, aku ingat cara menangkap ikan yang diajarkan papa Daniel ketika kita liburan di Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Judika mempraktekkan cara amangboru menangkap ikan dan dia juara”, Ceritanya dengan antusias.
Wah, bangga kali mendengar cerita sederhana itu.

Terharu mendengarnya karena berbuat hal-hal kecil pun kita diingat seorang anak berumur 12 tahun. Daniel, Judika, Kevin adik Judika, Andreas dengan adiknya Morgan, Valen, dan Thoby adalah tim futsal yang rutin saya ajari futsal dan bola. Tetapi yang berlatih khusus bermain bola secara profesional hanya Daniel dan Morgan. Hampir setiap Sabtu jika saya di Tangerang mereka bermain futsal. Pagi berlatih secara profesional dan sore bermain dengan tetangga di luar perumahan tempat kami tinggal. Mereka yang tinggal di luar komplek perumahan yang terbiasa bermain bola di sawah, di ladang-ladang, dan juga di jalan. Cara bermainnya sangat cepat dan ulet. Hampir setiap jumpa anak saya tim Daniel dan Judika melawan tim tetangga itu. Saya ingat, 5 tahun lalu tim Daniel, Judika, Andreas, Morgan, dan Thoby selalu kalah. Mereka kalah kecepatan, tenaga , dan teknik. Beberapa waktu kemudian, tim Daniel mengandalkan teknik dan kemudian pertandingan terus berimbang. Kalah dan menang bergantian.

Baca juga:   Tak Ada Kabar Baik dari Perda Injil

Anak-anak tetangga itu sangat senang karena tim Daniel yang membayar lapangan futsal dan air minum. Jadi, lama kelamaan menjadi akrab. Mereka berbaur dalam perbedaan agama dan suku. Bola membuat mereka akrab walaupun kadang ada rasa tidak enak jika dalam pertandingan acapkali tabrakan atau anggota tubuhnya kena siku atau kena tendang. Satu hal dalam hubungan olahraga itu terbangun toleransi. Model ini sangat cocok untuk mengajarkan toleransi kepada anak-anak kita.

Baca juga:   MENDUKUNG ATAU MENCARI DUKUNGAN

Saya lihat, anak saya sekolah di yayasan Katolik, hari minggu sekolah minggu di geraja, kapan mengenal suku dan agama lain secara dekat? Jawabannya adalah di lapangan futsal. Di hari Sabtu sore, anak-anak tetangga sudah menunggu tim Daniel di lapangan. Mereka akan berkeringat bersama bermain futsal. Olah raga futsal membantu mereka mengenal toleransi.

Baca juga:   GURU DAN KEBIJAKAN MALAS MIKIR

Lima tahun tim Daniel membuat mereka mengerti sahabat, toleransi dan berbagai nilai yang mereka dapatkan. Mereka sudah bisa memperkuat tim RT atau sekolah masing-masing dalam bermain futsal dan bola. Futsal dan membola membuat mereka bergairah. Dalam proses itu mereka menikmati hidup dengan gembira.

Kini saya menyadari, seorang ayah harus bersama anak dalam bermain agar mereka mengatakan: ” Aku ingat cara yang diajarkan”.

Mereķa sudah melewati masa anak-anak yang bermain lucu-lucu. Kini akan berubah fungsi sebagai sahabat. Dari pelatih (coach) berubah menjadi sahabat sebab mereka telah melewati 10 tahun. Dunia baru yaitu bersahabat akan kami jalani. (indovoices.com)

Join @idDiakonia on Telegram
Share27SendShareTweet17Share5Share7Send
Previous Post

EN 34 All Things Bright and Beautiful

Next Post

Sari Simorangkir – Ku Trima Berkat

Next Post
Sari Simorangkir – Ku Trima Berkat

Sari Simorangkir - Ku Trima Berkat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 76 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
 

Loading Comments...