• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Belajar Alkitab

Mengapa mempelajari Alkitab sesuai konteksnya sangat penting? Apa yang salah dengan menggunakan ayat di luar konteksnya?

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
5 February 2021
inApologetika, Belajar Alkitab
46 1
AA
0
Kanon Alkitab


Diakonia.id – Sangat penting untuk mempelajari ayat-ayat dan kisah-kisah di Alkitab sesuai dengan konteksnya. Menggunakan ayat Alkitab di luar konteksnya akan menciptakan penyesatan. Termasuk juga kesalahan dalam penafsiran. Pemahaman konteks dimulai dengan empat prinsip: arti secara harafiah (apa yang dikatakannya), latar belakang sejarah (peristiwa yang diceritakan, kepada siapa ditujukan, dan bagaimana peristiwa tersebut dipahami pada saat terjadi), tata bahasa (kalimat langsung dan paragraf dimana kata atau frasa itu berada), dan sintesis (perbandingan dengan bagian lain dalam Alkitab).

Konteks sangat penting dalam penafsiran Alkitab. Setelah kita meninjau makna secara harafiahnya, latar belakang sejarahnya, dan jenis tata bahasa dari bagian tersebut, kita kemudian harus berfokus pada struktur kitab, pasal, lalu paragrafnya. Semua ini adalah “konteks.” Sebagai ilustrasi, hal ini sama saja seperti ketika kita melihat peta seluruh dunia melalui Google Maps. Sedikit demi sedikit kita men-zoom in untuk akhirnya hanya melihat satu bangunan tertentu.

Baca juga:   Apakah peringatan di kitab Wahyu 22:18-19 ini berlaku untuk seluruh isi Akitab atau hanya untuk kitab Wahyu saja?

Menggunakan frasa atau ayat di luar konteks hampir selalu menyebabkan terjadinya kesalahpahaman. Misalnya, mengambil frasa “Allah adalah kasih” (1 Yoh 4:7-16) di luar konteks, kita bisa saja memiliki pemikiran bahwa Allah kita mengasihi segala sesuatu dan semua orang di setiap saat dengan kasih yang romantis dan menggebu-gebu. Namun dalam konteks literal (makna harafiah) dan gramatikal (tata bahasa), “kasih” di sini mengacu pada kasih agape, yang hakikatnya mengenai pengorbanan untuk kepentingan pihak lain, bukan sekedar perasaan romantis atau sentimentil.

Konteks historis (latar belakang sejarah) juga penting, karena Yohanes saat itu sedang berbicara kepada jemaat Gereja pada abad pertama. Saat itu, ia tidak hanya mengajar mereka tentang kasih Allah saja, namun lebih kepada bagaimana mereka bisa membedakan orang-percaya yang sejati dengan guru-guru palsu. Kasih yang sejati – pengorbanan, kebaikan untuk kepentingan yang lain – merupakan tanda dari orang-percaya yang sejati (ay.7). Barangsiapa yang tidak mengasihi bukanlah milik kepunyaan Allah (ay.8), karena Allah telah mengasihi kita sebelum kita mengasihi-Nya (ay.9-10). Inilah alasan mengapa kita harus saling mengasihi satu dengan yang lainnya. Karena dengan demikian, itu membuktikan bahwa kita adalah milik kepunyaan-Nya.

Baca juga:   Apakah berdosa jika kita membagikan, mengunduh, atau membajak materi yang mempunyai hak cipta (baik musik, film, atau piranti lunak) lewat internet?

Selanjutnya, memahami frasa “Allah adalah kasih” sesuai dengan konteks dari keseluruhan Alkitab (sintesis) akan menjauhkan kita dari kesimpulan yang salah, atau yang terlalu dangkal, bahwa Allah hanyalah kasih. Atau yang malah membuat kita menganggap sifat kasih-Nya lebih penting dari sifat-Nya yang lain. Kita mengetahui dari bagian lain di Alkitab kalau Allah itu juga kudus dan benar, setia dan dapat dipercaya, penuh kasih karunia dan belas kasihan, baik adanya dan penuh kasih, Mahakuasa, Mahahadir, Mahatahu, dan banyak lagi. Kita juga mengetahui dari bagian lain di Alkitab kalau Allah tidak hanya mengasihi, namun Dia juga bisa membenci (Mzm 11:5).

Baca juga:   Apakah benar bahwa ada maksud di balik setiap kejadian?

Alkitab adalah Firman Allah, yang secara harafiah berarti “dinafaskan oleh Allah” (2 Tim 3:16). Kita diperintahkan untuk menyiapkan hati kita, mempelajari, dan memahami Firman dengan menggunakan metode pembelajaran Alkitab yang baik, yang disertai oleh pencerahan dari Roh Kudus (1 Kor 2:14).

Pemahaman kita terhadap isi Alkitab akan semakin meningkat dengan mempertahankan ketekunan kita dalam menggali konteks. Ada ayat-ayat Alkitab yang seolah-olah tampak saling bertentangan. Tapi, jika kita dengan teliti mencari tahu konteksnya, termasuk menggunakan keseluruhan isi Alkitab sebagai referensi, kita dapat memahami makna dari bagian tersebut. Ayat yang tadinya seolah-olah saling bertentangan pun menjadi dapat dijelaskan dan dipahami.

Istilah “konteks adalah raja” menekankan kalau konteks yang seringkali akan menentukan makna dari sebuah frasa. Dengan mengabaikan konteks, berarti kita sedang menempatkan diri pada posisi yang sangat berbahaya. (gotquestions)

Join @idDiakonia on Telegram
Tags: Alkitab
Share24SendShareTweet15Share4Share6Send
Previous Post

Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. [1 Yohanes 4:14]

Next Post

Berdoalah setiap waktu. [Efesus 6:18]

Next Post

Berdoalah setiap waktu. [Efesus 6:18]

Leave a ReplyCancel reply

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 64 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
    • Gereja
  • Belajar Alkitab
  • Blog
    • APOLOGETIK & TANGGAPAN ATAS TUDUHAN
    • Denominasi
    • Keluarga & Relasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
  • Our Services
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
  • Donate

© 2020 Diakonia Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Follow & Support Us!!

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

true