• Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami
Diakonia.id
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account
No Result
View All Result
Diakonia.id
No Result
View All Result
Home Umum

Menilik Ramla, kota tua di Israel

Diakonia IndonesiabyDiakonia Indonesia
28 August 2020
inInternasional, Situs Bersejarah, Umum
AA
0
Menilik Ramla, kota tua di Israel


Diakonia.id -Kota tua Ramla terletak di antara Jerusalem dan Tel Aviv. Tepatnya sekitar 25 kilometer di bagian tenggara Tel Aviv, Israel.

Saat ini Ramla hanyalah sebuah kota kecil yang menjadi tempat tinggal warga keturunan Arab dan Israel. Padahal kota yang dibangun sekitar tahun 705 – 715 ini pernah menjadi kota yang penting dalam kebudayaan Islam.

Jalan-jalan yang terdapat di kota ini pernah dikuasai oleh para raja dan kaisar terkenal di dunia. Mulai dari para khalifah Umayyah, Harun al-Rashid, Sultan Saladin, Raja Richard Berhati Singa, sampai Napoleon Bonaparte.

Dibangun oleh pemerintahan Sulayman ibn Abd al-Malik dari kekhalifahan Umayyah, Ramla ditetapkan menjadi ibu kota Palestina. Selama berabad-abad, Ramla menjadi kota penting di Palestina.

Lalu secara bergantian, kota yang sekarang terletak di dekat Bandara Ben Gurion ini, dikuasai oleh berbagai pihak, seperti pasukan Salib, kekhalifahan Ottoman, hingga akhirnya sekarang berada di bawah pemerintahan negara Israel.

Baca juga:   Bagaimana Calvinisme Masuk dan Berkembang di Indonesia?

Pada masa kekuasaan kekhalifahan Umayyah, didirikan masjid-masjid besar, gedung-gedung pemerintahan, rumah mewah, taman-taman, mosaik dan mata air. Akan tetapi gempa besar yang terjadi abad ke 11 telah membuat semua itu hancur.

“Anda hampir tidak melihat apapun hari ini,” kata Gideon Avni, kepala divisi arkeologi di Otoritas Kepurbakalaan Israel seperti yang dikutip dari BBC.

Memang para wisatawan sudah tidak dapat lagi melihat jejak kejayaan Islam dengan jelas di kota ini. Namun ternyata masih ada beberapa tempat, di mana para wisatawan dapat menemukan jejak-jejak kejayaan Ramla.

Kolam Busur atau Arch Pool yang dibangun pada tahun 789 ini merupakan semacam waduk yang terletak di bawah tanah. Disebut Kolam Busur karena langit-langit di dalamnya ditopang oleh sejumlah lengkungan runcing.

Baca juga:   Korsel Tembus 1.000 Kasus Covid-19 untuk Pertama Kali

Terdapat bukti-bukti peninggalan kejayaan Islam di sini. Misalnya saja ukiran kaligrafi berbahasa Arab, yang menunjukkan bahwa waduk ini dibangun atas perintah Harun al Rasyid, yang berkuasa di era keemasan Islam, ketika ekonomi, ilmu pengetahuan dan budaya demikian berkembang.

Untuk memudahkan penelusuran sisa-sisa peradaban Islam yang tersembunyi di bawah tanah ini, pemerintah kota Ramla sudah menyiapkan dermaga kecil dan perahu yang dapat digunakan para wisatawan untuk berkeliling menjelajahi waduk yang sudah berusia 1.228 tahun.

Biara Trappist Latrun atau Latrun Trappist Monastery yang terletak di dekat kota Jerusalem ini dikenal juga sebagai “Monastery of Silence”. Didirikan pada tahun 1890 oleh Ordo Trappist yang berasal dari Prancis.

Para biarawan di sini telah bersumpah untuk diam, dan mereka menerapkan aturan yang sama kepada para pengunjung. Mereka meyakini bahwa kata-kata yang keluar dari mulut merupakan hal yang suci, dan seharusnya hanya digunakan untuk berdoa atau hanya untuk menyampaikan hal penting.

Baca juga:   Aparat Imbau Warga Sigi Tak Panik Usai Pembantaian 4 Orang

White Tower yang sebenarnya merupakan menara White Mosque, salah satu masjid peninggalan Kekhalifahan Ummayah di Ramla. Didirikan pada tahun 720, masjid dan menaranya terbuat dari marmer. Gempa bumi yang terjadi pada tahun 1034 telah menghancurkan masjid, dan menyisakan menara yang dikenal sebagai White Tower.

Masjid Al Umari atau The Great Mosque of Ramla yang dibangun pada abad ke 12 sebenarnya merupakan gereja bagi tentara Salib. Akan tetapi ketika pasukan tentara dari dinasti Mamluk dari Cairo berhasil menduduki Palestina pada tahun 1266, gereja tersebut diubah menjadi masjid dan mereka menambahkan menara azan.(lokadata)

Join @idDiakonia on Telegram
Share23SendShareTweet14Share4Share6Send
Previous Post

Sekelompok penjelajah klaim temukan letak Bahtera Nuh

Next Post

Mendulang suara lewat sentimen agama

Next Post
Mendulang suara lewat sentimen agama

Mendulang suara lewat sentimen agama

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Diakonia Indonesia melalui email

Join 77 other subscribers

Tentang

Diakonia.id

Diakonia Indonesia encompasses the call to serve the poor and oppressed. Our goal is a fair and sustainable development in which living standards for the most vulnerable people are improved, and human rights. The starting point for this is the gospel with Jesus as the role model and, based on this, our policy.

Kanal

  • Analisis & Opini
  • Apologetika
  • Belajar Alkitab
  • Buku Ende
  • Buku Nyanyian
  • Denominasi
  • English Hymns
  • Gereja
  • Inspirasi
  • Internasional
  • Jiwaku Bersukacita
  • Kebangsaan
  • Keluarga & Relasi
  • Kidung Jemaat
  • Lagu Natal
  • Lagu Sekolah Minggu
  • Musik
  • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Pelengkap Kidung Jemaat
  • Redaksi
  • Renungan
  • Sejarah
  • Situs Bersejarah
  • Tokoh Kristiani
  • Umum
  • Video

Berlangganan melalui e-mail

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru melalui email

  • Beranda
  • Menjadi Penulis
  • Kebijakan Privasi
  • Donasi
  • Hubungi Kami

© 2020 Diakonia Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • Daily Devotional
  • Belajar Alkitab
  • Apologetika
  • Keluarga & Relasi
  • Blog
    • Gereja
    • Denominasi
    • Tokoh Kristiani
    • Situs Bersejarah
    • Kebangsaan
    • Internasional
    • Umum
    • Analisis & Opini
    • Turn Back Hoax
  • Musik
    • Buku Ende
    • Buku Nyanyian
    • Kidung Jemaat
    • Pelengkap Kidung Jemaat
    • English Hymns
    • Jiwaku Bersukacita
    • Lagu Natal
    • Lagu Sekolah Minggu
    • Nyanyikanlah Kidung Baru
  • Our Causes
    • Donate
  • Shop
    • Shopping Cart
    • Checkout
    • My Account

© 2020 Diakonia Indonesia